19.

209 16 0
                                    

*

Pukul delapan pagi Mereka berangkat ke gunung menggunakan tiga mobil, Masing-masing terdiri dari 4-5 orang. Perjalanan diisi dengan obrolan agar suasana lebih hidup. Seperti mendiskusikan kegiatan disana, cerita misteri tentang gunung tersebut, larangan yang ada disana dan masih banyak lagi.

Saat sampai mereka menitipkan mobil di tempat penitipan mobil. Juna kemudian mengecek mereka semua.

" Sekali lagi nih, gue Tanya. Perbekalan udah mencukupi sampai kita pulang? "

" Udah! " Ucap Sasa dan keizha selaku pengurus bahan pangan.

" Pada sehat semua kan? Jangan sampai ada yang sakit! "

" Sehat! Sehat! " Jawab mereka Serempak.

" Perlengkapan semua udah kebawa? "

" Siap udah! "

" Untuk yang perempuan, ada yang lagi red days? " Sasa, yena dan Marta mengangkat tangan. Juna yang melihat itu rada ketar-ketir, cuma pas ia searching katanya nggak papa asal nggak mengotori tempat itu, kemudian membawanya dan dibuang saat sudah turun.

" Kalian udah bawa minyak telon, kopi atau wangi-wangian buat nyamarin baunya? "

" Udah kok! "

" Oke kalau udah mari kita berdoa bersama sesuai kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai! " Mereka menundukan kepala dan mulai berdoa dalam hati.

" Berdoa selesai. Sekali lagi gue ingetin kalian untuk jaga sikap, jangan ngomong kotor, sama harus selalu jaga kebersihan. Sampah yang ada nanti dibawa! Jangan dibuang sembarangan! Ngerti?! "

" Siap mengerti!!! "

Mereka mulai pendakian dengan juna berada dipaling depan dan diikuti zaidan, Adit, sasa, keizha, yena, Marta, Yasmin, cia, Gilang, el, Nathan.

Disekitar mereka terdapat pohon-pohon menjulang tinggi berayun seperti melambai-lambai. Terdapat juga beberapa pohon bambu bergesekan terkena angin.

Kreattt kreattt

suara pohon bambu itu, menambah kesan suram di area mereka. Beberapa mencoba membuat keadan menjadi lebih ceria dengan mengajak ngobrol. Tapi hari sudah semakin sore membuat mereka kehabisan tenaga juga untuk hanya sekedar membuka mulut.

" Jun masih lama ya? " Tanya zaidan yang berada dibelakang juna.

" Menurut petanya sih, ini bentar lagi sampai di pos 2 kok! "

" Oh oke " Ia memilih mengiyakan saja, sebenarnya tadi ia ingin meminta berhenti sebentar untuk memulihkan kakinya yang terasa berat. Tapi karena sudah dekat mending lanjut saja, terlihat juga matahari akan segera menghilang ditambah pencahayaan yang kurang karena tertutup pepohonan.

" Hah sampai juga! Capek banget bestieee! " Gilang langsung merebahkan diri setelah sampai dipos dia. Diikuti yang lainnya. Mereka segera mengambil minum untuk melegakan tenggorokan yang sudah terasa kering.

" Ayo bikin tenda dulu, keburu malem. Kita juga harus cari kayu bakar! " Perintah juna. Mereka bangun dari duduknya dan

mengambil tenda lipat yang mereka bawa.
" Duh ini gimana? " Tanya El bingung, pasalnya dia belum pernah mendirikan tenda. Dulu waktu kemah ia nggak pernah bantu diriin tenda soalnya. Ia cuma bantu ngeliatin aja.

" Gitu aja nggak bisa! " Gilang langsung memasang wajah remeh.

" Nih-nih kalau bisa pasangin dong!! "

" Oke, lihat nih! " Gilang langsung mendirikan tenda dengan cepat, terlihat seperti sudah terbiasa bangun tenda. Setelah selesai Ia langsung melipat tangannya kedepan dada, sambil menaik-turunkan alis dengan bibir mengejek.

JOKER SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang