20.

234 11 2
                                    

*

" Gue mau masuk duluan ya, ngantuk" Ucap cia merasakan matanya sudah tinggal tiga watt.

" Iya, yang lain juga cepetan tidur. Besok kita berangkat jam lima pagi." Setelah membereskan bekas makan masing-masing mereka segera menuju ke tenda. Juna dan zaidan masih menunggu di depan api unggun, memastikan mereka telah memasuki tenda.

" Menurut lo tadi mereka kayak nyembunyiin sesuatu nggak sih? " Tanya juna meminta pendapat zaidan.

" Gue juga ngerasa gitu sih, yakali lomba lari sambil bawa-bawa kayu berat gitu. Apalagi Nathan dia kan mageran, pasti mending milih jalan biasa aja kalau misal El sama Gilang mau lomba lari " Ucap zaidan mengutarakan pendapatnya.

" Apa mereka kena gangguan makhluk usil ya? "

" Mungkin. Berdoa aja semoga kita diberi perlindungan dan keselamatan sampai turun nanti. Kita juga ikut tidur aja yuk, besok takut kesiangan bangunnya. " Juna mengaminkan dalam hati dan kemudian menyusul zaidan untuk segera masuk tenda.

" Aku tidak sabar menunggu kalian naik lebih lagi ke atas "

•••

Pukul empat pagi mereka sudah ribut untuk bersiap-siap. Ada yang repot memasak, melaksanakan shalat subuh berjamaah, membersihkan diri, dll.

" Cia kita masak soup aja ya? Yang gampang "

" Oke-oke ayo ambil barang-barangnya "

Yang perempuan sudah ribut dari tadi, mereka pengen lihat sunrise buat foto-foto. Jadi mereka cepet-cepet agar tidak kehilangan kesempatan. Haduh tau gini tadi bangun jam tiga.

Yasmin dan cia masih sibuk untuk memasak, Nathan dan El cuma nonton aja. Yena, marta dan sasa pamit untuk ke mata air sebentar. Mereka menggunakan senter kepala jadi tidak ribet.

Setelah selesai makan mereka segera membereskan barang mereka dan melanjutkan perjalanan.

Juna-gilang-nathan-marta-cia-yasmin-yena-keizha-sasa-el-adit-zaidan.

" Tan, ini sunrisenya kok belum kelihatan ya? "

" Sabar, mungkin karena ketutupan pohon-pohon. Nanti kelihatan kok tenang aja"

' Anjirr ini ditengah hutan bisa-bisanya ada kuburan!' Yena menutup mulutnya karena ketakutan ia segera mengalihkan pandangannya kedepan. Ia melihat teman-temannya seperti biasa saja. Ia mengertkan gengaman tangannya ke tapi ransel merasa ketakutan.

" Kenapa na? " Tanya keizha yang melihat yena menutup mulut.

"Eh- E enggak papa kok cuma masih ngantuk aja" Ucap yena dengan kegugupan.

" Elo tadi juga lihat ya? " Tanya keizha dengan pelan.

" Iya, lo liat juga? " Keizha menganggukan kepalanya.

" Tapi kayaknya yang lain enggak liat deh. Tetep berdoa dalam hati aja. Inget jangan ngumpat! Mereka tau apa yang kita pikirin " Peringat keizha yang diangguki yena dengan kaku.

' ya allah, berilah kami keselamatan dan perlindungan. Maafkan saya karena telah mengumpat dalam hati'

Yena yang merasakan hatinya sedikit tidak tenang, matanya berkaca-kaca. Tapi karena keadaan masih sedikit gelap membuatnya tidak kelihatan.

" Ihh bagus banget, ayo-ayo foto bareng. Buat kenang-kenangan!! " Ucap cia dengan semangat karena mereka sudah berada di tempat yang tidak terlalu banyak pohon dan dapat menyaksikan sunrise.

Ia mengeluarkan handphonenya dan memotret dengan kamera handphonenya. Ia selfie dengan mengarahkan kepada teman-teman dibelakangnya juga.

" Cheeseeee "

JOKER SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang