Suara bising memanglah sangat mengganggu indra pendengaran. Ada juga yang menikmati dan menyukai suara bising. Seperti suara bising kendaraan.
BRUMM BRUMM BRUMM
"Siap untuk latihan hari ini son?!"
"SIAP!!"
Terlihat dua buah mobil yang saling menekan gas dan saling menyelip satu sama lain.
"Sepertinya kau akan mengalahkanku son." ucap pria paruh baya itu dan terkekeh kecil.
"Aku penerusmu!"
Selesai latihan untuk perlombaan balap mobil, mereka beristirahat sejenak.
''Ayah yakin, kamu akan menang. Renjun.''
***
Jika tadi suara bising. Maka sekarang adalah suara keroncongan dari perut sang pria. Sebentar lagi, matahari akan muncul dan akan ada kisah terbaru hari ini. Pria itu tidak bisa tertidur karena pusingnya yang melanda.
Karena kesal dan tak bisa melakukan apapun. Ia berniat untuk menyalakan lampu kamarnya dan mengambil tas ransel yang selalu ia pakai.
"Masih bisa digunakan sih." gumamnya sambil melihat seberapa rusak tasnya.
Lalu ia mengambil selotip hitam dan gunting untuk merekatkan kembali tasnya yang sudah robek. Menjahit pun percuma, tas itu sudah rusak.
"Fighting Haechan!" ucapnya menyemangati dirinya sendiri.
Melihat kamar Haechan yang masih menyala, seorang pria yang keluar dari wc pun menghampiri kamar Haechan yang tertutup. Ia mendengar jika Haechan berbicara.
"Tahan bentar lagi Chan. Nanti juga bakal beli tas baru yang bermerk. Kamu udah usang, tapi makasih udah jadi temen Echan selama dagang. Hehe."
"Chan, kenapa lo suka ketawa sih." gumam seseorang dibalik pintu.
-
Matahari pun muncul sesuai kehendaknya. Buru-buru Haechan pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk keluarganya.
Ctrek
"Kok gak bisa ya?"
"Kenapa lu?" tanya Mark yang tiba-tiba ada dibelakangnya.
"Gasnya abis. Bentar, Haechan beli dulu."
"Yaudah, lu siapin aja buat ayah. Gue makan diluar aja." lantas ia pergi meninggalkan Haechan.
Haechan merasa bersalah dalam hal ini.
Satu tetes, dua tetes dan seterusnya. Ia lelah mencari uang yang kemarin dari Jeno. Kemana perginya uang itu?
Lalu ia teringat jika ayahnya masih ada di kamarnya. Siapa tau ayahnya melihat uang Haechan. Ia pun pergi ke kamar Johnny untuk menanyakan uang itu.
Tok tok tok
Haechan pun masuk.
"Dimana sopan santun mu, HAH!" bentak ayahnya sembari memakan makanan yang terbilang bermerk.
Atensi Haechan hanya satu, makanan.
"Maaf yah. Ayah liat uang Haechan yang di kam-"
"BERANI-BERANINYA KAMU NUDUH AYAH?! Diajarin sama siapa, kamu nuduh orang tua?"
Haechan menggeleng, bahkan ia tidak berpikir jika ayahnya yang mencuri.
Setelah mendengar jawaban dari sang ayah, Haechan berpikir jika ayahnya lah yang megambil uangnya. Namun ia tepis, karena ia tidak percaya jika ayahnya sendiri yang mencuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE IS MONEY | HAECHAN ✔️
Teen FictionMONEY IS? Bagaimana jika merasa sangat lelah, namun tidak pernah ada waktu untuk beristirahat? Bingung untuk memilih meneruskan cita-cita atau bekerja demi bertahan hidup? Mengapa hanya dia yang selalu jadi tulang punggung keluarga? Haechan. Gila ke...