11. MULAI TERBONGKAR?

173 42 23
                                    

Tubuh itu masih tetap tegang ditempatnya. Beberapa dokter langsung menangani.
Bukan, bukan Haechan. Melainkan Renjun yang jatuh pingsan setelah pergi dari kamar kecil.

Di ruangan sebelah, tak kalah ramainya para dokter menyelamatkan Haechan yang sempat henti jantung. Namun bisa diselamatkan.

"Tolong Haechan,, aku tidak mau berdosa lagi!" lirih Hana yang sedang di ruang tunggu menunggu dokter yang di ruangan Haechan keluar dan memberi kabar, baik tentunya.

"Mama bicara apa mah? Tenang ya, Haechan baik-baik aja kok habis ini." Yuta yang menenangkan. Yanz dan Cellyn pergi ke rumah untuk membawa pakaian Hana yang kukuh ingin menginap menjaga Haechan sampai siuman.

Ruangan Haechan dan Renjun sangat dekat tak berjarak.

Sampai ketika, seorang pria paruh baya dengan wajah cemas dan khawatir berlari menuju ruangan disebelah Haechan.

"Yaampun anakku... Maafkan ayah." lirihnya sambil duduk menunduk.

Siapa pria itu? Kurasa kenal. -batin Hana.

Saat ingin menghampiri pria itu, Hana dikejutkan oleh dokter yang keluar dari ruangan Haechan...

"Lee Haechan sudah baik-baik saja. Namun dia masih belum sadar karena saya memberikannya obat bius." Jelas sang dokter.

Hana dan Yuta pun bergegas masuk ke dalam ruangan VIP Haechan.

Dipeluknya tubuh Haechan yang ringkih dan diciumnya kening Haechan sambil meneteskan air mata.

"Jangan telalu dekat mah, alat-alat nya takut bergeser." ucap Yuta namun Hana tak menghiraukannya.

"Nak, ibu disini. Jangan pergi sambil membawa luka..."

"Kamu sangat kurus, ayo makan! Ibu buatin makanan kesukaan kamu." lagi dan lagi Hana tak bisa membendung air matanya. Ia terus membelai Haechan dengan lembut sampai tertidur.

Padahal anak kandungnya gue dah. Tapi gue gak pernah liat mama sekhawatir ini ke gue atau ke Cellyn. -batin Yuta

Dilain sisi, Renjun yang sudah sadar langsung menangis mengadu pada Pathier. Semua anggota tubuhnya sangatlah sakit. Ia merasa sangat down dan menyerah saat itu juga, tak kuat menahan ngilu di badannya.

"Semangat ya nak,,, ayah disini."

"Ay-ayah,, Haechan dimana?" ya, dia baru menyadari jika Haechan tidak ada di sampingnya. Karena jika Haechan ada disampingnya, dia selalu merasa baik-baik saja.

"Kenapa kamu tanya anak itu? Dia di ruangan sebelah sama keluarganya mungkin." acuh Pathier.

"Nanti antar aku ke ruangan Haechan."

Karena tidak mau Renjun bertambah sakit karena memikirkan Haechan, Pathier pun mengiyakannya jika Renjun sudah merasa lebih baik.

-

"Yah, ayo ke rumah sakit Haechan! Dia pasti ketakutan, dia pasti sendirian. Hiks,, Haechann."

"Kau pergilah, ayah disini aja." jawabnya tetap datar. Entah ekspresi tidak peduli atau khawatir. Yang pastinya, Johnny mengurungkan dirinya di kamar.

Mark kesal, dia pun mencari sendiri rumah sakit Haechan berada. Karena Yuta enggan memberi tahu Mark.

"Tahan ya chan. Abang ke sana bentar!"

Sedangkan di kamar Johnny. Ia meracau sendirian.

"Gak, ini bukan salahku! Ini salah perempaun itu!"

LIFE IS MONEY | HAECHAN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang