Mulai hari ini dan seterusnya, Haechan akan selalu waspada terhadap Melody. Hati-hati sedikit tidak masalah kan?
Lagipula, Haechan sudah mendapatkan perlindungan dari pihak kepolisian. Mereka mengamati Haechan dari jauh kalau kalau peneror itu mengikutinya.
Di sebuah meja makan, mereka sarapan bersama untuk sarapan pagi dengan semangat. Bagaimana tidak semangat, jika sekarang adalah hari libur.
"Bu, aku mau tinggal di apartemen aja." tiba-tiba Haechan berucap seperti itu disela makannya. Mereka pun langsung terdiam di sana.
"A-apa aku salah bicara?"
Hana pun membalas. "Haechan... Mengapa kamu ingin tinggal di apartemen? Kan kamu anak ibu, kamu bisa tinggal disini. Apalagi sekarang ada orang yang meneror kamu. Ibu khawatir nak..."
"Ibu, aku lebih khawatir kalau tinggal disini. Aku seakan orang baru yang masuk ke dalam keluarga orang lain. Lagipula, aku sudah terbiasa sendiri. Aku akan ganti semua biaya apartemen nanti ke ibu. Tapi sekarang, biarkan aku tinggal di apartemen Bu..."
"Ngomong apa sih lu Chan? Lu kan emang udah bagian dari kita. Lagian, kita gak ngerasa ngehadirin orang lain kok. Jelas-jelas lu keluarga kita!" Yuta yang tadinya diam saja, kini berbicara.
"Betul itu! Cellyn sedih kalau kak Echan pergi lagi kaya dulu." timpal Cellyn.
Hana pun menghela nafas. Ia tahu, jika Haechan ingin tinggal di apartemen pasti mempunyai alasan. Dan alasannya pun bukan hanya itu saja.
"Kita bicara dulu sama ayah kamu dulu ya nak.." akhirnya, Haechan pun tersenyum dan mengangguk.
Hari Minggu seharusnya hari yang sangat Haechan tunggu-tunggu. Karena dia bisa berjualan bebas dari pagi hingga petang ataupun malam tiba.
Tapi sekarang, ia bingung untuk berjualan. Karena ia takut jika harus bertemu dengan orang 'itu'
"Hufft, kesel banget sumpah."
" Apa ke rumah sakit aja ya sambil melihat keadaan Renjun?" gumamnya sambil menatap langit-langit kamar.
Yuta dan Cellyn pastinya sudah ada rencana dari jauh-jauh hari. Seperti Cellyn yang akan berenang bersama teman-temannya. Dan Yuta yang akan pergi menemui teman lamanya di kota lain.
Haechan mengecek handphonenya dan tidak ada notif sama sekali. "Berarti, gue harus jaga jarak sama Melody!"
Ting tong!
Bel rumahnya tiba-tiba berbunyi. Apakah dia paman Sam lagi? Sudahlah, lagipula ada Hana yang membukakan pintu itu.
Tak lama, Hana berteriak memanggil Haechan. "HAECHAN!! Kesini nak, coba kamu turun dulu!!"
Haechan yang sudah menemukan posisi terenak di atas kasurnya pun kini harus beranjak dan turun ke bawah menemui ibunya.
"Apa bu?" ia melihat jika di ruang tamunya terdapat ibunya dan ibu-ibu entah siapa.
"Haechan, salam dulu nak.."
"Salam kenal tante. Saya Haechan..."
"Saya ibu Vega.. ibu baru pindah baru-baru ini." ucap sang ibu itu.
Tak lama, seseorang muncul dari ambang pintu.
"MAMAH! INI SAYURNYA!"
"MELODY?!"
"KAK HAECHAN!"
Mereka pun akhirnya berkumpul di ruang tamu.
"Kebetulan sekali kalian bisa saling kenal. Padahal Melody baru pindah baru-baru ini." ucap Vega, ibu Melody.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE IS MONEY | HAECHAN ✔️
Fiksi RemajaMONEY IS? Bagaimana jika merasa sangat lelah, namun tidak pernah ada waktu untuk beristirahat? Bingung untuk memilih meneruskan cita-cita atau bekerja demi bertahan hidup? Mengapa hanya dia yang selalu jadi tulang punggung keluarga? Haechan. Gila ke...