Puluhan kursi tertata rapi untuk para penonton dan beberapa kursi untuk para juri yang akan memberikan nilai kepada peserta.
Ada yang masih bersantai, berdoa yang khusyuk, ada yang selalu minum agar pita suaranya terjaga, bahkan ada yang sampai menangis karena malu dan takut untuk gagal.
Cellyn yang belum mengganti pakaiannya, masih tetap bersantai memakan cemilan sambil melamun.
"Cellyn! Melamun aja. Satu jam lagi mau open loh. Kamu dapet urutan ke tujuh." ucap Yanz, ayah Cellyn dan Yuta.
"Papah, Cellyn sedih. Tega banget kak Haechan gak dateng. Aku gak bisa semangat." sedih Cellyn mengadu pada Yanz.
"Tenang, kak Haechan pasti datang kok. Kak Yuta lagi pergi ke rumah Haechan. Kamu kan urutan ke tujuh, masih lumayan lama lah."
"Eh, malah asyik mengobrol. Cellyn, kamu gak mau cek sound dulu?" Hana menghampiri mereka dengan membawa nomor dada urutan ke 7.
Disisi lain, Yuta yang pergi ke rumah Haechan, terlihat sangat sepi. Tidak ada yang menyahut, sampai ketika...
"Yuta! Gue Mark. Masuk aja, dobrak aja gapapa!"
Setelah masuk, keadaan rumah sangatlah berantakan. Atensinya langsung beralih pada kamar Mark.
"Mark! Lu sakit?" tidak, jangan menanyakan hal itu dulu.
"Mark, adek lu dimana?" tanya Yuta dengan sengaja menyebut 'adek'.
"Ha-hah? Adek?"
"Udah deh, gue udah tau dia adek lu, Haechan. Dia sekolah apa nggak?"
Karena memang sudah tersudut, Mark pun berusaha bercerita sesingkat mungkin, sampai mengenai Johnny yang selalu memarahi Haechan. Yuta pun menyimpulkan, jika Haechan sepertinya ada di Rumah sakit.
Tujuannya sekarang adalah, mencari Haechan di semua rumah sakit terdekat.
-
DEG DEG, DEG DEG
Detak jantungnya kembali normal. Namun terasa jika badannya semakin kaku.
Perlahan, Haechan membuka matanya setelah memimpikan seekor landak yang malang.
Meski sudah siuman, Haechan tak menemukan siapapun di ruangan itu terkecuali dokter yang sedang memeriksanya.
Renjun pun tidak ada, karena sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh para dokter VIP Pathier.
"Do-dokter. Saya kok disini? Bentar, kok badan saya terasa kaku dok?"
"Akhirnya kamu sadar, Lee Haechan. Kamu jangan banyak gerak dulu. Saya akan memberikan obat penahan nyeri dulu ya."
"Lee Haechan, kamu kesulitan tidur gak?" tanya dokter itu.
"I-iya dok. Akhir-akhir ini saya memang sulit tidur. Kadang sampai gak tidur." jawabnya.
"Emangnya, saya sakit apa dok?" tanya Haechan kembali.
"Fibromyalgia..."
Mendengar itu, Haechan bingung. Ia tidak tahu penyakit apa itu.
"Fibromyalgia adalah kondisi yang ditandai dengan gejala nyeri pada otot dan tulang di sekujur tubuh. Kondisi ini biasanya juga disertai rasa lelah dan gangguan tidur." jelas sang dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE IS MONEY | HAECHAN ✔️
Ficção AdolescenteMONEY IS? Bagaimana jika merasa sangat lelah, namun tidak pernah ada waktu untuk beristirahat? Bingung untuk memilih meneruskan cita-cita atau bekerja demi bertahan hidup? Mengapa hanya dia yang selalu jadi tulang punggung keluarga? Haechan. Gila ke...