14. TERUNGKAP { two }

175 48 37
                                    

Renjun sedang mencoba tidur dengan mata yang tertutup. Sayup-sayup terdengar suara ayahnya yang berbicara dengan telepon.

"Asal kamu tahu, anak itu ada disini!"

"Iya, namanya gak diganti. Tetep Haechan."

DEG

Haechan?

Renjun tidak sedang bermimpi kah? Apa dia salah tangkap?

Jikalau iya, perasaan Renjun dari dulu benar adanya. Dimulai dari data data yang bernamakan Haechan tertera di meja kerja sang ayah. Melihat poto bayi kecil laki-laki yang sedang menangis dengan dinamai hurup H dibelakang foto itu.

Dan banyak lainnya yang saling bertaut.

Dari dulu, Renjun mulai curiga dengan benda-benda yang berhasil ia intip di ruangan sang ayah. Maka dari itu, mengapa Renjun selalu berteman baik dengan Haechan. Karena ia curiga jika poto bayi itu adalah Haechan yang sekarang.

Dan benar saja. Yang ia rasa, nyata adanya. Haechan adalah anak dari ayahnya Renjun. Sakit hati kala itu, Renjun mendengar semuanya. Meskipun, Renjun bukanlah anak kandung Pathier.

-

Tiga makhluk hidup yang sedang berkumpul seakan ingin memangsa satu sama lain.

"Sekarang, siapa lelaki brengsek yang sebenarnya?" tanya Johnny sambil tersenyum.

"Dan siapa lelaki yang tega menghamili anak orang diluar nikah?" seringainya kembali.

BUGHK !

"Cukup Pathier! Kamu emang salah." ucap Hana sambil gelinang air mata.

"Ha-hana. Kamu..."

"Nyerahlah Thier. Orang kya kamu mah udah jadi sampah." Johnny yang berbicara sambil memegang pipinya ngilu.

Cklek

Pintu kamar Haechan terbuka. Menampilkan Mark yang berdiri tegak disana dan langsung menghampiri mereka.

Namun naasnya, Mark tidak menutup pintu itu sepenuhnya. Sehingga Haechan bisa menguping apa yang mereka bicarakan di luar sana.

"Ayah.." panggil Mark.

"Mark, cepet kesini! Gimana keadaan anak haram itu?" panggil Johnny dengan tegas.

"Johnny! Dia punya nama." balas Hana sangat marah.

"Dia emang punya nama. Tapi, apa dia punya orang tua?"

DEG

Pathier dan Hana seketika terdiam.

Bukan hanya mereka saja. Pemuda yang berbaring di atas brankar pun ikut terdiam dengan nafas yang tercekat. Dan sesekali menangkap apa yang mereka bicarakan.

"Saya tau jika Haechan anak kalian berdua. Maka dari itulah, saya dan mendiang istri saya mengadopsi anak haram itu karena kasihan punya orang tua yang tega membuangnya." kata terakhir itu sangat ia tekankan.

"Lalu saya berpikir untuk menyiksa anak itu, namun saya urungkan. Saya sangat merawatnya dengan baik, dan kalian seharusnya berterima kasih pada saya karena telah membesarkan anak kesalahan kalian!"

LIFE IS MONEY | HAECHAN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang