Keesokan paginya Albert pergi ke rumah atasannya, ia memberitahukan bahwa ada beberapa penyusup yang meledakkan wilayah dagang mereka dan penyusup tersebut berhasil di bunuh oleh Albert.
"Tuan, kemarin malam saya berhasil membunuh beberapa penyusup yang meledakkan barang barang yang berada di wilayah dagang mereka", ucap Albert.
"Saya tidak salah pilih tugas ini saya berikan kepada kamu. Albert, kamu memang hebat. Saya bangga kepada kamu, jika bisa kamu bunuh juga tuan mereka, haha...", saut atasannya.
"Baiklah kamu saya izinkan pulang, tapi nanti sore kamu harus kembali lagi, saya akan pergi ke wilayah dagang kita untuk melihat jalannya perdagangan di sana, kita juga harus segera mengambil rempah-rempah yang sudah di panen sebelum musuh kita yang mengambil itu", lanjut atasannya.
"Baik tuan, saya permisi hendak kembali ke kediaman saya", ucap Albert seraya meninggalkan ruang tamu kediaman atasannya.
Albert segera menunggangi kuda dan bergegas untuk pulang.
"My sweetheart pasti sudah menunggu saya di rumah", ucap Albert sambil terkekeh.
Dan benar saja, setibanya Albert di rumah, Helena sudah duduk di ruang tamu menunggu kepulangan Albert.
Albert segera memasukkan kudanya ke kandang dan bergegas masuk rumah.
"Apakah Papa pulang dari bekerja?", ucap Helena.
"Iya sweetheart, apakah kamu sudah makan?", jawab Albert.
"Sudah Papa, Helena makan bersama dengan Mama. Namun, Mama hanya makan sedikit", ucap Helena.
"Sekarang Mama kamu di mana?", tanya Albert.
"Di kamar Papa", jawab Helena.
Albert bergegas masuk ke dalam kamar untuk menemui Siti.
"Honey, kamu kenapa?", ucap Albert sembari mendekat ke arah Siti.
Siti hanya terduduk diam di atas ranjang, tak keluar satu kata apapun dari mulut Siti.
"Helena memberitahukan kepada saya bahwa kamu tidak banyak makan", ucap Albert.
"Apakah kamu tidak takut keselamatan putri kita terancam, saya harap kamu berhenti membunuh musuh musuh kamu", saut Siti.
Dan tiba-tiba air mata menetes dari mata Siti.
"Kenapa honey menangis?", tanya Albert.
"Saya khawatir dengan kamu, dengan Helena, dengan diri saya sendiri. Dengan kamu membunuh musuh kamu, kemungkinan besar rekannya akan ikut marah, saya takut", ucap Siti.
"Kamu tenang saja honey, saya bisa jaga diri saya sendiri. Dan saya pastikan putri kita dan kamu tidak akan tersentuh oleh mereka, akan saya habisi mereka jika berani menyentuh kamu dan juga putri kita", jawab Albert.
Albert berusaha menenangkan Siti yang terus cemas akan keadaan genting yang terjadi saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Helena Victoria
Non-FictionHelena, gadis jelita yang tak berdosa namun harus menanggung segala sakit atas kesalahan yang di lakukan oleh papa nya. Bahkan takdir yang memilukan telah membawanya pada perjalanan yang panjang. Semua yang sudah di takdir kan untuknya tak kan ter...