Erlyna terus kepikiran tentang mimpinya malam itu, ia tak bisa tidur hingga pagi. Keesokan harinya ia akhirnya memutuskan untuk menceritakan tentang mimpinya kepada Dilla.
"Dill, aku kate cerito ning awakmu. Aku akhir-akhir iki gelek semaput, mual, hawa ndek cidekku mesti gak penak, aku yo gelek ngelu. Hal iku terjadi ndek jam-jam tertentu tok. Aku kenek opo yo Dell, demi Allah aku wedi", ucap Erlyna.
"Tenan Lyn?, cobak takon-takon ning ustadz utowo ning uwong sing eroh hal-hal ngunu iku an. Aku melok wedi lek awakmu kenek opo-opo. Ilingo awak e lahir, urip, dan tumbuh ning tanah Jowo seng sek kentel ambek hal-hal mistis", jawab Dilla.
"Oh Iyo Dill, wingi bengi iku aku mimpi koyok-koyok di wenehi isyarat lek keluarga ku gak apik-apik ae, onok seng kate ngusik keluarga ku Dell ndek mimpi iku, dan aku yo bingung keno opo ning mimpi iku aku di ruqyah pisan ambek pak Emcho", saut Erlyna.
"Pak Emcho sing iso ngeruqyah iku?, mimpi mu iki wes aneh poll Lyn. Coba cepet-cepet ngomongo ning wong tuo mu cek iso ndang-ndang di mari no masalah iki", jawab Dilla dengan ekspresi terkejut.
Akhirnya tanpa pikir panjang, sore harinya Erlyna menceritakan kepada Wafiq dan Ima tentang mimpinya tadi malam. Wafiq dan Ima pun mengizinkan Erlyna untuk menemui bapak Emcho, tanpa pikir panjang Erlyna langsung menghubungi bapak Emcho untuk melakukan ruqyah. Erlyna meminta tolong kepada Dilla untuk di antarkan ke rumah bapak Emcho.
Setibanya di rumah bapak Emcho, Erlyna dan Dilla di sambut hangat oleh Bapak Emcho beserta dengan istri beliau yaitu Ibu Ummi.
Erlyna langsung menceritakan segala permasalahan yang di alami oleh nya dan oleh keluarga nya, ia juga menceritakan perihal mimpinya itu.
"Yo wes. Sak iki ayo ning mburi ae, ndek tempat ruqyah", ucap pak Emcho.
"Njih", saut Erlyna.
Akhirnya Erlyna dan Dilla berjalan menuju ruangan yang di gunakan untuk melakukan ruqyah. Saat proses ruqyah di lakukan, sakit kepala yang sering Erlyna rasakan tiba-tiba datang kembali, Erlyna juga merasakan mual-mual tak karuan, dan akhirnya ia pingsan.
Dan benar saja, memang ada hal yang tidak beres dengan Erlyna. Di sisi lain, nyai Minarti yang menyadari bahwa ada perlawanan dari pihak Erlyna malah menarik kembali arwah Helena.
"Koen iki goblok, gawe en ciloko arek iku. Koen tak wenehi mangan iku cek iso dadi perewangan ku, koe wes tak rumat-rumat malah ora nurut marang aku", ucap nyai Minarti dengan nada amarah.
"Saya tidak mau mencelakai gadis yang tidak tau apa-apa, dia tidak bersalah", jawab arwah Helena.
"Kaet wingi-winginane aku wes sabar ning awakmu, koen iku tak kirim gawe nyiloko no bocah iku. Kok koen gae semaput semaput tok. Goblok", ucap nyai Minarti.
"Saya tidak mau, dia tidak salah apapun. Saya mau bebas, saya tidak suka di berikan makan seperti itu", jawab arwah Helena.
"Koen wani ne mbelot soko duko ku, tak sikso koen karo wesi panasku nganti rusak awakmu", saut nyai Minarti dengan nada yang sangat marah.
Akhirnya Helena di tarik oleh nyai Minarti, ia di ikat dengan rantai dan di pukuli dengan besi panas yang berupa ilusi. Helena saat itu merasa sangat kesakitan, ia hanya bisa menangis dan meminta maaf kepada nyai Minarti.
"Saya minta maaf, jangan pukuli saya lagi. Sakit", ucap arwah Helena yang kesakitan saat itu.
Akhirnya nyai Minarti melepaskan ikatan rantai itu dari Helena, dan mengirimnya kembali ke tubuh Arina untuk mencelakai Arina.
"Sak iki koen tak kirim maneh ning awak e bocah iku, gawe en ciloko kali iki. Lek gak koen sing tak gawe ciloko", ucap nyai Minarti.
Dan di satu sisi, Erlyna telah selesai menjalankan proses ruqyah. Ia di sarankan untuk kembali lagi minggu depan. Setelah itu Erlyna dan Dilla berpamitan untuk pulang ke bapak Emcho dan Ibu Ummi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Helena Victoria
Non-FictionHelena, gadis jelita yang tak berdosa namun harus menanggung segala sakit atas kesalahan yang di lakukan oleh papa nya. Bahkan takdir yang memilukan telah membawanya pada perjalanan yang panjang. Semua yang sudah di takdir kan untuknya tak kan ter...