Bab 34

14 2 0
                                    

Selama beberapa hari Royyan tak datang kembali dalam mimpi Erlyna, hal ini tentunya membuat Erlyna sangat senang dan tenang.

"Dill, makasih yo uwes selalu ngeterno aku ning rumah bapak Emcho", ucap Erlyna.

"Iyo Lyn, aku dewe yo gak tego nguwasno awakmu ben dino nangis terus perkoro Royyan", jawab Dilla.

"Royyan yo alhamdulillah wes gak teko teko maneh ning mimpi ku, aku bener bener ngerasa hina Dill, wes kotor karena ulah Royyan", ucap Erlyna.

"Hus, ora ora. Ilingo perkataane ibu Ummi, awakmu iku gak salah", saut Dilla.

Waktu terus berlalu, Erlyna berpikir semua hal itu telah selesai. Namun dugaannya salah besar, Royyan berani kembali lagi ke dalam mimpi Erlyna.

"Berhenti, kamu tidak boleh masuk ke mimpi Erlyna", ucap Helena sembari menodongkan pedang ke arah Royyan.

"Haha..., minggiro koen, awakmu gak sepadan gae ngelawan aku", jawab Royyan dengan nada meremehkan.

Helena berusaha untuk menghadang Royyan, namun usahanya gagal karena Royyan lebih kuat dari Helena.

Akhirnya Royyan berhasil menembus pertahanan dari Helena dan Erlyna.

Lagi-lagi Royyan melakukan perbuatan keji yang sebelumnya telah ia lakukan pada Erlyna.

Dan ketika hubungan itu telah selesai di lakukan, Erlyna langsung terbangun dan lagi lagi ia menangis. Kali itu saat terbangun ia merasakan perutnya benar-benar sakit.

Bahkan di saat Erlyna berjalan ke kamar mandi, ia sampai membungkukkan badannya. Dan tanpa di sangka sangka ketika saat di kamar mandi, tiba-tiba darah mengalir begitu banyak hingga menetes netes, dan keluar 3 gumpalan darah sebesar hati ayam.

"Ya Allah opo iki", ucap Erlyna sembari menangis.

Erlyna membersihkan darah itu dengan terus kepikiran bahwa itu darah normal haid atau tidak. Perutnya masih sangat sakit, ia bahkan tidak bisa berjalan.

Malam harinya ia memutuskan untuk bertanya kepada Dilla. Bahkan Erlyna tak berani untuk tidur, ia sangat takut Royyan datang lagi ke mimpi nya.

"Dill, haid seng sampek darah e netes netes iku wajar gak seh. Awakmu tau kan lek haid keluar gumpalan gumpalan darah banyak", tanya Erlyna.

"Ora Lyn, gak tau aku haid koyok ngunu. Emange gumpalan darah iku sebesar opo?", ucap Dilla.

"Sebesar hati ayam, dan iku onok 3. Dill stres aku, Royyan teko maneh neng mimpi ku dan melakukan hal iku maneh", jawab Erlyna.

"Ya Allah Lyn, lek sebesar hati ayam iku kemungkinan keguguran. Soal e ibukku pernah keguguran dan janin e sebesar hati ayam seng menggumpal ngunu", Ucap Dilla.

"Gak. Gak mungkin Dill, aku gak sehina iku gae mengandung anak teko Royyan. Bahkan sak iki aku gak iso mlaku Dill, demi Allah aku gak tau melakukan hal sehina iku ambek sopo sopo", ucap Erlyna menyangkal hal itu.

"Iyo aku percoyo, tapi Royyan terus terusan ngeganggu awakmu Lyn", ucap Dilla.

"Terus gumpalan darah iku awakmu apakne?", lanjut Dilla.

"Tak siram dan tentu ne wis ilang", jawab Erlyna.

"Terus aku iki kudu yokpo", lanjut Erlyna sembari menangis.

"Ngomong neng ayah ibuk mu Lyn, di selesai no bareng bareng. Gak mungkin awakmu kate nutupi hal iki teko mereka terus terusan, lek gak wani tak ewangi ngomong gapopo", ucap Dilla.

"Ojok sek Dill, aku wedi. Aku wedi di seneni", ucap Erlyna.

Keesokan harinya, saat upacara di sekolah Erlyna benar-benar merasa sangat lemas karena semalam ia tidak tidur dan terus kepikiran akan hal yang terjadi pada dirinya.

Helena Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang