Royyan memang tak mengenal kata jera dalam mengganggu Erlyna, beberapa hari kemudian ia menampakkan wujudnya kepada Erlyna lagi.
Hal ini tentunya membuat Erlyna tak bisa nyaman saat melakukan aktivitas nya.
Erlyna langsung melaporkan hal ini kepada bapak Emcho di siang hari nya, dan pada sore hari bapak Emcho, ibu Ummi, beserta teman beliau yang bernama pak Wiguna.
Setibanya di rumah Erlyna, Royyan di suruh untuk langsung memasuki raga Erlyna lagi. Kali ini bapak Emcho memutuskan untuk membuat Royyan koma dan akan di bungkus dengan kapsul.
"Royyan, sak iki koen bakal tak gae koma dan tak bungkus kapsul. Awakmu iso bebas dengan syarat kamu melakukan tobat nasuha dan benar-benar berjanji kepada Allah tidak akan melakukan perbuatan seperti itu lagi", ucap pak Emcho.
Royyan yang sudah tak berdaya saat itu hanya bisa diam. Bapak Emcho membaca baca doa untuk membuat Royyan koma dan membungkusnya dengan kapsul setelah itu di gantung di suatu tempat.
Setelah Royyan berhasil di buat koma, kini Helena masuk ke raga Erlyna. Ia langsung memeluk ibu Ummi.
"Ibuk, Helena kangen sama ibuk", ucap Helena.
"Helena iki baik, sing ngejogo Erlyna", ucap pak Emcho kepada pak Wiguna.
"Helena islam?", tanya pak Wiguna.
"Iya, Helena islam. Helena ikut mengaji dan sholat bersama Erlyna, jika Erlyna makan Helena juga ikut makan. Erlyna juga sering berikan Helena es krim, Helena suka ikut Erlyna. Helena bahagia jadi anaknya ibuk sama bapak", jawab Helena.
"Lek Helena islam seharusnya tidak di sini, kita semua sama sama beribadah kepada Allah tapi tidak dengan cara ikut Erlyna. Nanti Helena enak hidupnya di surga bersama dengan yang lainnya", ucap pak Wiguna.
Helena yang mendengar perkataan pak Wiguna saat itu langsung menangis sembari memandang ke arah ibu Ummi. Ia sangat menyayangi ibu Ummi dan bapak Emcho, ia menganggap bahwa bapak Emcho dan ibu Ummi sebagai orang tua nya sendiri.
"Helena mau nya ikut Erlyna, Helena mau nya sama ibuk sama bapak. Helena tidak nakal", ucap Helena.
"Tidak boleh ibuk ini, saya carikan ibuk baru ya buat kamu", saut pak Wiguna.
"Tidak, tidak mau. Helena mau nya ibuk ini, Helena tidak mau ibu baru. Helena berjanji jadi anak yang rajin, Helena berjanji tidak akan meminta es krim yang selama ini Helena suka ke Erlyna, Helena berjanji akan jaga Erlyna terus", ucap Helena dengan tangisan yang pecah saat itu juga.
Helena langsung memeluk erat ibu Ummi saat itu, ia benar-benar memohon kepada bapak Wiguna untuk membiarkan nya tetap bersama Erlyna.
"Helena berjanji ibuk, Helena tidak menjadi anak yang nakal. Helena minta maaf dulu sempat menjadi anak nakal, tapi sekarang sudah tidak ibuk. Helena tidak mau ibuk baru, Helena tetap mau bersama ibuk yang ini. Dulu Helena sudah di pisahkan dengan mama dan papanya Helena dan Helena tidak ada yang menyayangi lagi, sekarang Helena sudah di pertemukan dengan ibuk dan bapak baru yang sayang ke Helena dan tidak pernah marah ke Helena. Helena sangat sayang ke ibuk dan bapak, kenapa Helena mau di pisahkan dari bapak dan ibuk yang sudah Helena anggap orang tua Helena sendiri", ucap Helena sembari bercucuran air matanya.
Ibu Ummi yang saat itu juga memeluk Helena beliau pun ikut meneteskan air mata. Suasana saat itu rasanya mengharu biru penuh air mata.
"Ibuk, Helena mohon jangan buang Helena. Helena sayang ke bapak, ibuk, dan Erlyna. Helena berjanji tidak akan jadi anak yang nakal", lanjut Helena dengan tangisan yang keras.
"Iya, Helena gak nakal kok. Ibuk percaya, bapak ya percaya Helena bukan akan yang nakal. Ibuk juga sayang ke Helena, Helena wes gak oleh nangis koyok ngunu. Ibuk melok nangis iki lek ndelok Helena nangis", ucap ibu Ummi sembari membelai kepala Erlyna yang tengah di masuki oleh Helena.
Pak Wiguna yang melihat itu pun sebenarnya juga tak tega, akhirnya beliau haya terdiam. Bapak Emcho dan ibu Ummi juga merasa tidak tega untuk membuang Helena saat itu.
"Sak iki Helena ndang ndang keluar teko Erlyna cek gak di buang ambek teman e bapak", bisik ibu Ummi ke telinga Erlyna yang tengah di masuki oleh Helena.
Helena mengangguk dan cepat cepat di keluarkan oleh ibu Ummi. Dan di saat Erlyna tersadar Helena masih tetap menangis di sebelah Erlyna.
"Erlyna, Helena tidak mau di buang. Helena sayang sama bapak, sama ibuk, sama kamu juga. Helena berjanji tidak akan minta minta es krim ke kamu lagi. Helena tidak nakal kan ya Erlyna, kenapa Helena mau di buang. Helena tidak mau kehilangan orang tua lagi, Helena tidak mau ibuk baru", ucap Helena kepada Erlyna.
Melihat Helena menangis, Erlyna pun turut menangis sesenggukan.
"Maaf ya Helena, aku gak bermaksud seperti itu", ucap Erlyna.
"Dada Helena yang terkena tembak sakit lagi Erlyna", ucap Helena.
Erlyna yang mendengar pernyataan itu benar benar merasa bersalah dan kasihan kepada Helena.
Akhirnya Erlyna bilang kepada bapak Emcho bahwa dada Helena sakit lagi karena menangis sesenggukan, akhirnya bapak Emcho membaca baca doa untuk menyembuhkan rasa sakit yang Helena rasakan.
Ibu Ummi berpesan bahwa Helena di perbolehkan kapan saja masuk ke raga Erlyna ketika ingin berbicara kepada ibu Ummi dan bapak Emcho, setelah itu beliau berpamitan pulang.
"Erlyna ojok nangis terus, engkok Helena melok nangis. Ibuk, bapak, ambek pak Wiguna pamit sek yo nduk", ucap Ibu Ummi.
"Njih buk", jawab Erlyna.
Mulai saat itulah, setiap malam setelah sholat Isya Helena masuk ke raga Erlyna untuk sekedar melepas rindu kepada ibu Ummi dan bapak Emcho.
Helena kini juga senantiasa menjaga Erlyna dari segala bahaya yang sekitarnya dapat melukai Erlyna, ia sangat sayang dan begitu senang karena ia telah mendapatkan teman bercerita dan berbicara seperti Erlyna.
Helena mulai berani cerita tentang kisah hidupnya kepada ibu Ummi dan bapak Emcho, ia bercerita sambil menangis.
Ia juga mengatakan bahwa ia sangat menyukai es krim, namun ia tak menyukai makanan yang berwarna gelap.
Helena juga bercerita di saat dirinya masih hidup, di saat dirinya di bunuh, dan di saat ia di jadikan perewangan nyai Minarti dulu. Ia selalu menangis saat menceritakan kejadian kejadian yang menurutnya sangat menyakitkan.
Helena juga ingin di panggil "sweetheart" Oleh bapak Emcho dan ibuk Ummi selayaknya papa dan mama nya memanggilnya dulu.
Kini Helena selalu membersamai dalam setiap langkah hidup Erlyna, ia juga menjadi sosok pelindung bagi Erlyna. Dan saat ini Helena bisa hidup bahagia tanpa ada yang menyiksa.
Mulai saat itu juga lah bapak Emcho dan ibu Ummi mulai menceritakan juga kisah hidup Helena kepada Erlyna, dan di buatlah menjadi novel dengan judul "Helena Victoria".
Selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Helena Victoria
Non-FictionHelena, gadis jelita yang tak berdosa namun harus menanggung segala sakit atas kesalahan yang di lakukan oleh papa nya. Bahkan takdir yang memilukan telah membawanya pada perjalanan yang panjang. Semua yang sudah di takdir kan untuknya tak kan ter...