Namun keesokan harinya, Albert kembali pergi menemui atasannya lagi.
"Honey, kamu hendak kemana?, kenapa kau terlihat sangat terburu buru?", tanya Siti.
"Saya akan pergi menemui tuan saya, saya mohon Helena dan kamu tetap di rumah saja", jawab Albert.
"Honey...", ucap Siti sembari menatap Albert dengan seksama.
"Yakinlah kepada saya, tidak akan terjadi apapun. Saya berjanji akan pulang cepat", saut Albert.
Albert langsung berjalan keluar dan segera menunggangi kudanya untuk pergi ke kediaman atasannya.
Di kediaman atasannya, semua rekan-rekan kerjanya telah berkumpul, begitupun dengan Frederick.
"Rempah yang seharusnya menjadi milik kita, kini telah di rebut oleh musuh kita. Saya perintahkan ambil kembali rempah-rempah itu apapun caranya", ucap atasan Albert.
"Apakah tuan punya cara untuk mengambil rempah itu tanpa harus membahayakan keluarga kami, saya mohon maaf tuan tapi keluarga kami juga ikut menjadi incaran mereka", saut Frederick.
"Saya tidak mau tau apapun caranya kalian harus bisa mengambil kembali rempah itu, jika keluarga kalian menjadi incaran mereka maka itulah resiko dari tugas kalian", ucap atasan Albert.
"Nanti malam kalian harus bisa memasuki wilayah dagang mereka dan ambil pasokan rempah-rempah mereka", ucap atasan Albert.
"Baik tuan", jawab Albert beserta rekan-rekan nya.
Helena yang saat itu sangat bosan di rumah, secara diam-diam memutuskan untuk pergi dari rumah untuk menemui Anastasia. Tanpa memberitahukan kepada Siti, Helena mengendap endap keluar dari rumah.
Saat itu Siti sedang berada di dalam kamar, ia tak menyadari bahwa putrinya keluar dari rumah.
"Untung saja Mama tidak menyadari kepergian saya", ucap Helena.
Saat Helena berhasil keluar dari rumah dan menuju ke kediaman Anastasia, Siti keluar dari kamar dan hendak mengambil gelas untuk minum.
"Sweetheart, apakah kamu di kamar. Kemarilah sweetheart", ucap Siti sembari duduk dan minum air.
Namun tak ada jawaban dari dalam kamar Helena. Dan sekali lagi Siti memanggil Helena, namun tetap saja tak ada jawaban dari dalam kamar.
"Sweetheart..., Helena...", panggil Siti.
Siti bergegas untuk berdiri dan berniat menghampiri Helena di kamar, saat ia membuka kamar Helena ia tak menemukan Helena di dalam kamar.
"Helena..., kamu di mana", teriak Siti.
Siti bergegas mencari ke segala ruangan, namun tetap saja Helena tak di temukan.
Di sisi lain, Helena yang sedang berjalan perlahan menuju ke kediaman Anastasia ternyata sedang di intai oleh musuh dari Albert.
Siti langsung berlari keluar dari rumah, ia sudah memiliki prasangka buruk akan terjadi sesuatu hal yang tidak di inginkan.
"Helena...", teriak Siti sembari berlarian keluar dari rumah.
"Keno opo Siti, lapo bengok bengok?", tanya salah satu tetangganya.
"Mbok, putriku..., neng ndi bocah iku. Aku wedi mbok, musuh soko bojo ku ora mung ngincer bojo ku mawon, aku lan putriku pisan melok di incer mbok", jawab Siti sembari menangis.
"Uwes, ojo nangis disek. Ayo tak rewangi nggoleki putrimu. Ojo mlayu-mlayu, mengko koe biso pendarahan", jawab tetangga tersebut.
"Iya mbok", saut Siti.
Siti dan tetangganya tersebut sama-sama mencari Helena. Dan Helena sudah hampir sampai ke kediaman Anastasia.
Dan tiba-tiba saja terdengar suara teriakan Siti dari belakang.
"Helena..., lari...", teriak Siti.
Helena yang mendengar teriakan Siti bergegas untuk menoleh ke belakang. Di situ Helena sangat terkejut karena ada laki-laki yang memakai baju rapi seperti baju kerja yang di kenakan oleh Albert, dan lelaki itu hampir saja meraih nya dari belakang.
Helena langsung berlari ke arah kediaman Anastasia, yang untung nya kediaman Anastasia sudah sangat dekat.
Lelaki itu langsung pergi sembari menunggangi kuda dengan sangat cepat.
Siti langsung terduduk lemas di atas tanah, dan tetangga yang ikut membantu mancari Helena tadi akhirnya menghampiri Siti.
"Siti, kowe ora popo", ucap tetangga tersebut.
"Mbok, putriku bakalan ate di jumuk", ucap Siti dengan beruraian air mata.
Tetangga tersebut membantu Siti untuk berdiri, dan mengantarkan nya ke kediaman Anastasia.
Di sana Helena terlihat sangat panik dan memanggil-manggil Anastasia.
"Anastasia..., saya mohon bukakan pintu", pinta Helena.
Akhirnya pintu di buka oleh Ningsih (Mama dari Anastasia).
"Kamu kenapa Helena?, apa yang terjadi", tanya Ningsih.
"Saya hampir di ambil oleh musuh dari Papa", jawab Helena.
"Musuh dari Papa kamu juga musuh dari suami saya Helena, di mana Mama kamu? ", saut Ningsih dengan wajah cemas.
Tak lama kemudian Siti datang dengan di tuntun oleh tetangganya tadi.
"Siti..., kowe ora kenopo nopo kan?", tanya Ningsih.
"Ora popo mbak, mbak aku njalok tulung ojok sampek samean metu soko omah disek sementara iki. Musuh soko bojo-bojo ne awak'e ngincer awak'e kabeh", ucap Siti
Akhirnya Siti dan Helena di persilahkan untuk masuk ke kediaman Anastasia hingga nanti Albert pulang dari menjalankan tugasnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Helena Victoria
Non-FictionHelena, gadis jelita yang tak berdosa namun harus menanggung segala sakit atas kesalahan yang di lakukan oleh papa nya. Bahkan takdir yang memilukan telah membawanya pada perjalanan yang panjang. Semua yang sudah di takdir kan untuknya tak kan ter...