Bab 28

15 1 0
                                    

"Yah, duwek iku tak jaluke ning mbak Teta. Gae bayar sekolahe arek-arek", ucap Ima.

"Ojok ws, wegah aku urusan ambek wong iku. Wong yo wes bolak balek awak e njaluk duwek iku yo gak tau di kek i maneh. Mendahno awak e, wong utang neng wong liyo seng luweh gede ae ora di saur", jawab Wafiq.

Namun Ima yang saat itu sudah sangat kepepet akhirnya memutuskan untuk mengirim pesan via WhatsApp kepada Teta, Ima sangat berharap uang itu di berikan oleh Teta. Namun prasangka Ima sangat salah. Bukannya uang itu di berikan, Teta malah marah-marah kepada Ima melalui telpon.

"Koen eroh sek a Ka, bolak balek duwek iku di jalok. Sak iki sek ganok", ucap Teta dengan nada kesal melalui telpon.

Sebelum Ima membalas perkataan Teta, Teta langsung mematikan telpon nya.

Teta yang saat itu kesal langsung menghubungi nyai Minarti.

"Nyai kulo nyuwun njenengan kirimi ciloko mawon ten Ima, Ima niki bolak balek nyuwun yotrone ten kulo", ucap Teta.

"Yo wes, bakal tak garape arek iku", jawab nyai Minarti.

Akhirnya nyai Minarti melakukan ritual untuk mengirim jin perewangan yang akan mencelakai Ima, dan nyai Minarti akhirnya memilih Helena untuk di utus mencelakainya.

Namun ritual itu tak dapat mengenai Ima, ritual pengiriman Helena itu malah mengenai Erlyna. Akhirnya Helena di tugaskan untuk mencelakai Erlyna saja.

Setelah Helena terkirim ke Erlyna, Erlyna sering sekali pingsan. Namun awalnya Erlyna hanya mengira bahwa itu adalah hal yang wajar.

Erlyna yang saat ini masih bersekolah kelas 11 tentunya mengira hal ini wajar karena mungkin kelelahan, ia sering merasakan pusing yang berkepanjangan serta sering sekali pingsan.

Dan tibalah di hari jumat di saat Erlyna mengikuti ekskul lukis, tiba-tiba saja kepalanya sakit lagi. Ia merasakan pusing yang sangat menyakitkan pada saat itu, namun ia diam saja dan tetap fokus mengikuti ekskul.

Di saat ekskul itu selesai dan bersiap untuk pulang, pusing yang di rasakan Erlyna semakin menjadi. Ia langsung berpegangan di pintu dan berdiri cukup lama.

Guru pembina ekskul lukis yang bernama bapak Emcho pun mengetahui keadaan Erlyna yang tak baik-baik saja, akhirnya beliau menyuruh Erlyna untuk duduk terlebih dahulu, Erlyna di suruh tarik napas dalam-dalam dan memenangkan diri.

"Kenapa Lyn?", tanya bapak Emcho

"Pusing pak", jawab Erlyna.

"Lungguh disek ae, tarik napas seng dowo. Sering tah Erlyna koyok ngene?", tanya bapak Emcho.

"Njih pak sering sanget, kulo njih sering pingsan akhir-akhir niki", jawab Erlyna.

Erlyna mencoba untuk menenangkan diri, dan perlahan-lahan pusing yang ia rasakan pun mereda. Bapak Emcho memberikan Erlyna minum air mineral.

"Uwes penakan a sak iki, uwes mereda?", ucap bapak Emcho.

"Sampun pak", saut Erlyna.

"Yakin, ws penak. Lek urung yakin lungguh sek ae", ucap bapak Emcho.

"Sampun, alhamdulillah sampun mereda sakitnya", jawab Erlyna.

Akhirnya Erlyna pulang dengan mengendarai sepeda motor secara perlahan dengan keadaan yang masih sedikit pusing.

Setibanya di rumah, Erlyna langsung beristirahat. Dan selepas maghrib ia memutuskan untuk memeriksakan kondisinya ke dokter. Namun, dokter mengatakan bahwa kondisi Erlyna baik-baik saja, dan hanya di berikan vitamin.

Sepulangnya dari dokter, Erlyna memutuskan untuk langsung tidur. Namun dalam mimpinya saat itu seakan di beri isyarat langsung oleh Allah bahwa saat itu dia dan keluarga nya dalam bahaya.

Ia bermimpi bahwa Teta dan Tito mengguna-guna dia beserta keluarga nya, dan itu akan mencelakainya beserta keluarganya. Serta di dalam mimpinya itu ia juga di ruqyah oleh bapak Emcho selaku guru pembimbing ekskul lukis di sekolahnya, memang beliau bisa melakukan ruqyah. Itu menjadi mimpi buruk yang sangat tak di duga-duga oleh Erlyna dan seakan menjadi petaka baginya. Erlyna berusaha keras untuk bangun dari tidurnya, dan ketika terbangun ia melihat handphone nya.

"Hah, masih jam 2 pagi. Mimpi apa tadi, jangan sampai mimpi itu benar-benar terjadi", ucap Erlyna.

Erlyna bergegas bangun dari tempat tidur dan langsung menyalakan saklar lampu nya, ia teringat belum melaksanakan sholat isya, akhirnya ia bergegas untuk segera melaksanakan sholat isya.

Helena Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang