Bab 30

14 1 0
                                    

"Saya minta maaf ya Erlyna, saya tidak mau mencelakai kamu", ucap arwah Helena.

Selama dalam waktu satu minggu kedepan sebelum Erlyna kembali melakukan ruqyah, Helena di perintahkan oleh nyai Minarti untuk mencelakai Erlyna. Namun Helena yang pada dasarnya adalah gadis baik dan tak berkeinginan untuk melakukan hal itu, tentu saja ia tak melaksanakan perintah dari nyai Minarti. Helena hanya sering mendekap Erlyna hingga erat yang menyebabkan hawa di sekitar Erlyna menjadi tidak enak serta sering pusing yang akhirnya menyebabkan Erlyna pingsan.

Waktu tak terasa begitu cepat, satu minggu telah berlalu. Erlyna kembali lagi ke rumah bapak Emcho untuk melakukan ruqyah yang ke dua kalinya. Helena saat itu di tarik kembali dari tubuh Erlyna oleh nyai Minarti.

"Koen wes tak kek i waktu sak minggu gae nyilakani arek iku, tapi koen tetep ora gelem", ucap nyai Minarti dengan nada penuh amarah.

Di sisi lain, proses ruqyah di lakukan kembali, dan nyai Minarti juga akan menyiksa Helena lagi karena tidak menuruti perintahnya.

Di saat nyai Minarti akan menarik Helena untuk di ikat, tiba-tiba saja Helena lepas di saat nyai Minarti tengah lengah. Ia akhirnya kembali ke Erlyna. Di hadapan Dilla, bapak Emcho, beserta ibu Ummi, Helena memasuki tubuh Erlyna dan langsung menangis, namun ia tak mengucapkan apapun saat itu.

"Sopo iki? , iki guduk Erlyna kan", ucap pak Emcho.

Helena hanya menggelengkan kepala saja, dan saat itu bapak Emcho memukul-mukulkan tongkat ke tubuh Erlyna yang beratnya tak lebih dari sebuah buku yang di gulung. Jika tongkat itu di pukulkan kepada orang lain, itu benar-benar tak terasa apapun. Namun Erlyna yang di masuki Helena saat itu merasa sangat kesakitan.

"Opo koen duwe jeneng?", ucap bapak Emcho.

Di saat itu nyai Minarti hanya bisa mengawasinya dan tak bisa menarik Helena karena saat itu Helena masuk ke tubuh Erlyna yang telah di bentengi oleh ayat-ayat ruqyah. Nyai Minarti saat itu tentunya sangat marah pada Helena, ia tetap berusaha untuk menarik Helena keluar, namun usahanya tetap tak berhasil.

"Tak kek i jeneng yo awakmu", ucap pak Emcho.

Bapak Emcho memberikan beberapa pilihan nama kepada Helena, namun Helena tetap menggelengkan kepala karena ia tau bahwa nyai Minarti masih mengawasinya. Ia ingat bahwa ia tak di izinkan memiliki nama oleh nyai Minarti.

"Ayo ngomongo", ucap pak Emcho.

"Yo wes, tak tutupe disek yo moto ambek kupinge dukun iku", ucap pak Emcho.

Akhirnya bapak Emcho langsung membacakan ayat-ayat yang membuat mata serta pendengaran nyai Minarti tak berfungsi lagi.

"Kurang ajar, iso-iso ne moto ambek kupingku di tutup. Awas ae lek arek iku ws iso tak tarik, bakal tak sikso entek-entekan", ucap nyai Minarti dengan raut wajah gelisah karena tak dapat mengawasi berjalannya proses ruqyah serta tak bisa mengawasi Helena yang saat itu masuk ke tubuh Erlyna.

"Ibuk, ibuk cantik", ucap. Helena sembari tersenyum dan menatap ke arah ibu Ummi.

Helena mulai mau berbicara setelah pengelihatan serta pendengaran nyai Minarti di tutup oleh bapak Emcho.

Ibu Ummi pun membalasnya dengan senyuman.

"Ayo nduk ngomongo sopo jeneng mu", ucap Ibu Ummi.

"Helena" , ucap Helena dengan tersenyum manis.

"Oh njalok di jenengi Helena, yo wes. Helena iki sebenere di kongkon opo seh ambek dukun e?", ucap pak Emcho.

"Helena di suruh mencelakai Erlyna, tapi Helena tidak mau", ucap Helena.

"Sopo seng ngongkon dukun e iku?", tanya ibu Ummi.

"Teta dan Tito, ibuk", jawab Helena.

"Helena gak oleh ganggu Erlyna yo, mesakno Erlyna", ucap Dilla.

Helena hanya mengangguk, dia berjalan ke arah ibu Ummi dan duduk di samping beliau.

"Helena islam yo, di islam kan. Lek islam penak uripe ndek surga, lek Helena terus ganggu urip e bakal ndek neraka", ucap Ibu Ummi.

Helena hanya terdiam dan tak menjawab apapun, akhirnya di bacakan ayat-ayat untuk bisa memperlihatkan surga dan neraka.

Di sisi lain nyai Minarti membacakan mantra-mantra untuk bisa mengawasi proses ruqyah lagi, dan usahanya tak sia-sia. Setelah berhasil, nyai Minarti akhirnya memutuskan untuk menarik Helena lagi. Helena hampir bisa di tarik oleh nyai Minarti, namun sebelum hal itu terjadi bapak Emcho membacakan Adzan dan Iqamah di telinga Erlyna sehingga Helena tak keluar dari tubuh Erlyna.

"Ojok metu disek, ayo syahadat disek", ucap Ibu Ummi.

Akhirnya Helena pun mau di tuntun syahadat oleh bapak Emcho, nyai Minarti yang mengetahui hal itu tentunya sangat marah, ia langsung menarik secara paksa Helena dari tubuh Erlyna. Dan benar saja, ketika bacaan syahadat belum sepenuhnya selesai di lafalkan, Helena sudah keluar dari tubuh Erlyna.

"Koen kurang ajar, koen lapo kate syahadat", ucap nyai Minarti.

Helena langsung di ikat dengan rantai ilusi oleh nyai Minarti, dan lagi-lagi ia di pukuli oleh besi panas hingga tubuhnya lebam-lebam.

"Iki walesane soko aku soal e koen ora tau gelem manut marang aku", ucap nyai Minarti.

Erlyna yang saat itu pingsan langsung berusaha untuk di sadarkan oleh Dilla, bapak Emcho,dan ibu Ummi. Ketika sadar ia di ceritakan semua kejadian yang terjadi tadi, Erlyna yang mendengar semua hal itu merasa kaget dan tercengang.

Helena Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang