Keesokan harinya hari baru dan dunia baru bagi seorang min yoongi. Pagi ini tidak ada sarapan bahkan pelukan dan ciuman dari istri tercinta. Hanya kenangan dan bayangan yang melintas disetiap detik langkah seorang min yoongi. Berat rasanya tapi tak ada pilihan lain yang bisa yoongi lakukan.
Yoongi pergi meninggalkan mansion yang selama 5 tahun ini menjadi tempat ternyamannya untuk pulang. Kejadian kemarin cukup membuat yoongi kacau tetapi yoongi berusaha untuk biasa saja.
Di kantor yoongi disibukkan dengan pekerjaannya yang begitu banyak. Sengaja yoongi meminta pada sekertarisnya untuk mengesampingkan keterpurukannya. Tak berapa lama pintu ruangan yoongi terketuk.
Tok tok tok
"Masuk" ucap yoongi dari dalam.
"Hyung" hanya itu yang terucap dari mulut seorang kim namjoon.
Yoongi hanya diam menatapnya.
"Kau serius dengan keputusanmu hyung?" Tanya namjoon to the point.
"Semua telah selesai" ucap yoongi enteng.
Namjoon tak habis pikir dengan pemikiran boss sekaligus sahabatnya ini. Bagaimana bisa kebersamaan selama ini hampir 10 tahun dengan orang yang sama begitu saja sirna hanya 1 masalah yang masih memiliki jalan keluar.
"Jika itu keputusanmu hyung. Ku harap suatu saat kau tak menyesalinya" namjoon begitu saja menibggalkan ruangan yoongi.
Namjoon berjalan menuju ruangannya dengan menggerutu mengatai seorang min yoongi.
"Dimana otak dia! Bagaimana bisa dia mengambil keputusan itu! Ku harap kau menyesal min yoongi!!! Kau yang memilih dan nikmatilah penderitaanmu kali ini"
🐣🐱🐣🐱
Dilain tempat, jimin mulai membuka kedua matanya. Perlahan jimin menyamakan pandangannya dan melihat tembok berwarna putih dan tercium obat obatan yang menusuk ke hidung. Jimin memperhatikan sekelilingnya dan mencoba mencari seseorang yang membawanya ke rumah sakit. Jimin yakin dimana dirinya berada dari bau obat obatan itu.
"Enghhhh" ucap jimin menyamarkan pandangannya.
Tak berapa lama terdengar suara pintu terbuka dari arah kamar mandi.
"Kau sudah bangun? Ucap pria tampan dan tinggi.
Jimin hanya menganggukkan kepalanya.
"Maaf, kenalkan aku seokjin kau bisa memanggilku jin hyung. Aku menemukanmu di jalan semalam. Kau pingsan diguyuran hujan dan aku membawamu kemari"
"Terima kasih jin hyung"
"Tak masalah. Oh ya, siapa namamu? Kenapa kau bisa sampai pingsan di tengah jalan?" Tanya jin penasaran.
Jimin bingung bagaimana menjelaskannya tapi jimin juga butuh tempat untuk menceritakan semuanya.
"Aku diusir mantan suamiku hyung" ucap jimin menundukkan kepalanya.
Jin yang mendengar itu sedikit tidak paham maksudnya bagaimana pikir jin.
Melihat ekpresi jin jimin mengerti bahwa jin tak paham dengan ucapannya.
Perlahan jimin menceritakan semuanya kenapa jin. Ada rasa nyaman dan tenang ketika berdekatan dengan seorang seokjin. Mendengar cerita jimin jin sangat kecewa bahagimana bisa seorang suami bertingkah laku seperti itu.
Jin mengusap punggung jimin dnegan lembut dan membawa jimin masuk kedlam pelukannya.
"Tak apa menangislah. Menangislah jika itu membuatmu lega. Sekarang kau tak sendiri ada hyung disini. Hyung akan menjagamu. Kau dongsaengku sekarang"
Jimin yang mendengar ucapan itu kembali terisak dan memeluk jin dengan erat.
"Terima kasih hyung"
"Kita lewati semua bersama ne. Hanya kau dan hyung. Sekarang sebaiknya kau makan dulu supaya kau cepat sembuh"
Jimin hanya menganggukkan kepalanya.
Jin terus memandangi jimin yang sedang makan. Ada hati yabg menghangat ketika jin mendengar semua cerita jimin. Jin atau seokjin adalah pemuda tampan dan kaya raya. Jin tinggal hanya berdua dengan eommanya. Sedangkan, sang appa sudah lama meninggal dunia. Jin yang menjadi anak tunggal sangat bosan tak bisa berbagi cerita pada siapapun. Bahkan seorang temanpun tak dimiliki jin karena sejak remaja jin hanya fokus bekerja.
"Hyung, kenapa melihatku seperti itu?" Tanya jimin.
Jin hanya mengusap kepala jimin lembut.
"Tidak sayang hyung hanya senang saja sekarang seokjin tak lagi sendiri. Aku punya kau dan eomma sekarang. Hanya kalian berdua yang harus ku bahagiakan"
"Hyung, kau berlebihan. Kita bahkan baru bertemu"
"Hyung tahu. Tapi hyung bilang jiminlah orang yang tepat. Jangan berpikir yang tidak tidak ne. Hyung janji tidak akan melibatkan perasaan cinta yang lebih dari seorang hyung pada dongsaengnya. Hyung menyayangimu seperti seorang appa menyayangi anaknya. Hyung tak mau kau jauh dari hyung. Maka dari itu cepatlah sembuh hyung mau membawamu menemui eomma"
Jimin hanya diam dengan mata yang sudah berkaca kaca. Bagaimana bisa seseorang yang batu dikenal sudah sangat menyayanginya. Bahkan, jin tidak segan segan mengangkat jimin menjadi dongsaengnya.
Biarkan saja jimin dengan keluarga barunya setidaknya jimin tak sendiri lagi di dunia ini. Ada rumah baru yang akan menjaga dan melindunginya. Biarkan masa depan itu jimin bangun seorang diri tanpa dunianya yang sudah hancur.
Biarkan jimin baru bangkit digenggaman keluarga barunya. Biarkan jimin bahagia dimana semua luka masih terasa basah tapi jimin tak mau sampai hyungnya khawatir terhadapnya. Semua akan jimin lakukan demi hyung dan keluarganya. Seandainya jin tak menyelamatkannya mungkin jimin hanya tinggal kenangan bagi orang yang mengenalnya atau hanya akan menjadi angin lalu. Mengingat jimin diceraikan oleh suaminya.
Tbc
Jangan lupa vote, comment, follow
Bye💜
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET! | YOONMIN
FantasyYoongi dan jimin bukanlah sepasang suami istri lagi. Tepatnya mereka sudah berpisah. Bahkan, semua itu adalah keputusan seorang Min Yoongi. Mereka menjalani hidup mereka masing-masing hingga takdir kembali mempertemukan mereka. Kembali mengobrak abr...