10

561 72 7
                                    

Keesokan paginya jin mendatangi namjoon di kantor untuk menanyakan kerja sama mereka. Karena jin harus segera kembali ke busan karwna sudah merindukan putra tampannya. Jin sudah berada diruangan namjoon dan membasah tentang kerja sama anatara 2 perusahaan. Perusahaan MY Crop menerima kerja sama KS Crop dan ini akan menjadi kerja sama yang sangat menguntungkan. Terutama untuk namjoon karena bisa memiliki alasan untuk bertemu calon kekasihnya ini.

"Terima kasih banyak untuk kerja samanya tuan namjoon" ucap jin mengulurkan tangannya.

Dengan sennag hati namjoon membalas jabatan gangan jin.

"Senang bekerja sama dengan anda tuan seokjin" namjoon tak lupa menampilkan lesung pipinya ketika tersenyum.

Tanpa sadar jin terpanas dengan senyjman manis namjoon dna tanpa sadar wajah jin semburat merah.

"Hyung" panggil namjoon.

"Ah" ucap jin sadar dari lamunannya.

"Bagaimana hyung apa kau mengijinkanku mendekatimu?"

"Kau serius?" Tanya jin sekali lagi.

"Aku serius hyung. Jika kau memintaku menikahimu sekarang aku akan langsung melamarmu"

"Tak begitu juga joon. Aku mengijinkanmu mendekati ku tapi jangan pernah kecewakan kepercayaanku joon"

"Kau bisa pegang janjiku hyung. Sekalinya aku jatuh cinta ku pastikan sampai akhir hayatku"

"Baru juga dekat sudah menggombal"

Namjoon tertaww melihat jin yang malu malu. Tak lama dari itu terdengar panggilan dari telpon jin.

Drtt drtt

"Boleh aku angkat telpon?" Tanya seokjin.

"Boleh hyung angkat saja"

"Hallo sayang"

"Hyung kapan kau pulang?"

"Hari ini aku pulang, kenapa kau merindukanku?"

"Tidak, hanya saja putramu terus mencarimu beberapa hari ini"

"Auh auah putra tampan papah mencari papah? Sabar sayang hari ini papah pulang na"

"Jiyoon rindu papa" ucap jimin menirukan suara anak kecil.

"Papah sayang jiyoon"

"Hati hati hyung dijalan. Kami menunggumu"

"Bye sayang"

Seokjin menutup panggilan telponnya. Namjoon yang mendengar hanya bisa diam terkejut dengan sayang, papah, apa jin sudah memiliki keluarga?.

"Hyung" panggil namjoon lirih.

"Ada apa joon?"

"Kau sudah punya istri dan anak?" Tanya namjoon takut salah bicara.

Jin yang melihat wajah namjoon yang pucat hanya tertawa dengan keras.

"Apa yang kau tertawai hyung?"

"Wajahmu kenapa pucat sekali?"

"Hyungg" rengek namjoon.

"Ah, aku mengerti. Dia yang ku panggil sayang itu adalah dongsaengku dan yang menyebut diriku papah adalah putranya. Bukankah putranya juga akan menjadi putraku?"

"Hah syukurlah hampir saja aku mati"

Seokjin hanya tertawa terbahak bahak.

"Jangan menertawaiku hyung atau aku akan menciummu"

REGRET! | YOONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang