5

644 82 11
                                    

Angin yang terus berhembus membawa kenangan yang entah sejak kapan mulai hilang karena waktu. Rasa sakit mulai disingkirkan dari hati karena waktu mulai terbiasa tanpa kehadiran seseorang yang dicintai. Bahkan, dunia kembali pulih seperti sedia kala dimana hanya ada tawa dan keceriaan.

Rasa sakit mulai disingkirkan untuk tetap mempertahankan kewarasan dunia. Kembali bangkit untuk melanjutkan hidup yang sudah porak poranda. Tetapi uluran tangan dan kasih sayang keluarga mampu membuat park jimin bangkit melewati semua kerikil di depan yang menghadang.

Sudah lebih dari satu bulan jimin melanjutkan hidupnya. Satu bulan juga jimin mulai terbiasa hidup dengan keluarga barunya. Bahkan, eomma jin sangat menyayangi jimin layaknya eomma dan putranya. Jin pun menyayangi jimin layaknya saudara kandung. Eomma jin tak sama sekali membeda bedakan kasih sayang yang diberikan. Kebahagian eomm jin bertambah ketika kedua putranya begitu manja pada dirinya. Tak segan segan jin dan jimin memperebutkan eomma jin.

"Eomma, lihatlah jin hyung tak mau mengalah eomma" rengek jimin yang tak membiarkan jin memeluk eommanya.

"Aku takkan kalah darimu" ucap jin mempererat pelukannya.

Eomma jin hanya bisa menggelengkan kepalanya setiap kali anak anaknya pulang bekerja. Eomma jin sudah cukup terbiasa akan hal ini. Melihat kedekatan anak anaknya eomma jin merasa sangat bahagia.

"Eomma hyung tak mau mengalah eomma" ucap jimin mencoba melepaskan pelukan jin pada sang eomma.

Eomma jin yang mulai geram melihat tingkah laku kedua putranya pun mengeluarkan suaranya.

"Jin, sudah nak jangan terus kau goda dongsaengmu" tegur eomma jin.

Jin sama sekali tak melepaskan pelukannya bahkan jin menenggelamjan wajahnya di bahu rentah eomma jin.

Jimim terus berusaha menyingkirkan jin dari memeluk eomma jin. Jimin terus berusaha tapi tak sama sekali berhasil. Tiba tiba  saja jimin merasa perutnya mual dan tak bisa menahannya lagi. Jimin berlari kearah kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya.

"Hoeekkk hooeekkk hooekkk" jimin berusaha memuntahkan isi perutnya.

"Hooeekk"

"Hooekkk hoooeekk"

"Hoooeekkk"

Eomma jin dan jin yang mendengar suara jimin memuntahkan isi perutnya. Segera menyusul ke kamar mandi dan melihat apa yang terjadi. Segera jin membuka pintu mendapat jimin yang limbung dengan cepat jin menangkap tubuh jimin. Membawanya ke ruang keluarga merebahkan jimin diatas sofa. Eomma jin segera membuatkan teh hangat untuk jimin. Dan jin mencoba menyadarkan jimin.

"Jim, bangun" ucap jin menepuk nepuk pipi jimin.

"Bangun jim" jin terus berusaha tetapi 15 menit sudah jimin tak sama sekali bangun.

Jin langsung menggendong jimin membawanya ke rumah sakit dengan eomma jin juga.

"Eomma masuklah dulu kedalam mobil supaya eomma bisa memangku kepala jimin" ucap jin.

Eomma jin sangat khawatir kepada putranya terpancar jelas rasa khawatir yabg begitu besar. Jin menancapkan gasnya dengan cepat tak memperdulikan sekitarnya. Pikirannya hanya jimin dan jimin. Setibanya di rumah sakit jimin langsung mendapatkan pertolongan pertama. Eomma jin dan jin menunggu didepan ruangan dengan harap harap cemas. Semua kejadian begitu cepat terjadi dan jin tak bisa mencernanya dengan baik.

"Eomma tenanglah. Jin yakin jimin anak yang kuat" ucap jin membawa eomma jin kedalam pelukannya.

Pelukan jin membuat eomma jin tak bisa menahan tangisannya. Tak kuasa melihat putranya yang tiba tiba seperti ini. Walaupun eomma jin baru mengenal jimin tapi rasa sayangnya sama seperti jin. Itulah yang membuat eomma jin sangat khawatir.

Tak lama menunggu jimin di periksa. Akhirnya dokter pun keluar menemui keluarga pasien.

"Keluarga pasien" ucap dokter shine.

"Saya dok, saya hyungnya" ucap jin dnegan cepat.

"Ah, begini tuan kondisi tuan jimin baik baik saja. Hanya saja kondisinya sekarang terjadi karena tuan jimin tengah hamil dan kandungannya berusia 2 bulan dan semuanya baik baik saja. Saya harap suami dan keluarga dapat memperhatikan kesehatan ibu dan janinnya" ucap donter shine menjelaskan keadaan jimin.

"Jimin hamil?" Ucap jin terkejut.

"Benar tuan"

"Putraku hamil dok? Janinnya sehat?" Tanya eomma jin.

"Janin dan ibu semuanya baik baik saja nyonya. Hanya saja trimester pertama mungkin akan membuat tuan jimin mengalami hal hal seperti ini"

"Bisa kami menjenguknya dokter?"

"Silahkan nyonya. Kami permisi"

Setelah kepergian dokter shine, jin dan eomma jin masuk ke ruangan jimin. Jimin sudah sadar tengah mengusap perutnya yang masih rata itu.

"Jimin" panggil eomma jin.

"Eomma" lirih jimin begitu saja air matanya jatuh.

Dengan cepat eomma jin memeluk putra bungsunya dengan mencurahkan kehangatan yang luar biasa.

"Tak apa nak. Dia tak salah. Mari besarkan cucu eomma bersama. Eomma dan hyungmu ada untukmu. Kau tidak sendiri, ada eomma yang akan menemanimu. Bukankah putra eomma sangat kuat" ucap eomma jin merasakan bagaimana ke khawatiran putra bungsunya.

"Terima kasih eomma. Aku sangat mencintaimu eomma"

Mendengar itu jin langsung memeluk dua kesayangannya. Sekarang jin harus ekstra menjaga jimin karena didalam perut jimin sekarang ada keponakan yang akan menjadikan mansion jauh lebih berwarna. Jin janji akan menjaga dan melindungi ketiga kesayangannya.

🐣🐱🐣🐱

Sedangkan, yoongi dan jiwoo mulai terbiasa bersama tanpa adanya rasa cinta diantara mereka. Yoongi benar benar hanya menganggap jiwoo sebagai seorang teman dan tak lebih. Begitupun jiwoo hanya menganggap yoongis sebagai atm berjalannya.

Tak berbeda jauh dengan keadaan jimin sekarang jiwoo dan yoongi berhasil melakukan bayi tabung sesuai dengan rencana mereka. [Anggap aja kedokteran didalam cerita lebih canggih hehe]

Jiwoo tengah mengandung dan usia kandungannya baru menginjak 1 bulan. Begitu mendengar kabar kehamilan jiwoo appa dan eomma min sangat bahagia. Apalagi eomma min tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Akhirnya keinginannya memiliki seornag cucu akan terwujud. Tak salah memisahkan yoongi dengan jimin.

"Eomma bahagia sekali mendengar menantu eomma tengah mengandung" peluk eomma min kepada jiwoo.

"Iya eomma" jiwoo berusaha menunjukkan kebahagiaannya.

"Kau harus menjaga anak dan istrimu mulai sekarang yoon" perintah appa min.

"Baik appa"

"Jangan kerja terus kau sudah tak sendiri lagi. Kau harus menjaga calon anak kalian dengan baik. Ingat itu yoon" ucap eomma min kepada yoongi.

"Aku mendengar itu semua eomma"

"Apa menantu eomma menginginkan sesuatu?" Tanya eomma min.

"Tidak eomma. Baby sangat baik eomma" ucap jiwoo mengusap perutnya.

"Cucu halmoni sangat baik ne" ucap eomma min mengusap perut jiwoo yang masih rata.

Hari itu dikediaman mansion yoongi begitu bahagia tetapi tidak dengan yoongi yang hanya diam mendengarkan ocehan eommanya yang tak henti hentinya membuat kepala yoongi sakit. Yoongi sengaja memberitahukan ini supaya yoongi bisa dengan leluasa mencari keberadaan jimin. Bahkan, tak ada kabar atau informasi yang didapatkan yoongi.

Tbc

Jangan lupa vote, comment, follow

Bye💜

REGRET! | YOONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang