14

534 87 5
                                    

Berbeda dikediaman seokjin, pagi pagi sekali namjoon sudah berada disana. Dan namjoon menemui jin calon istrinya terlebih dahulu untuk menceritakan semuanya. Jin yang mendengar cerita namjoon merasa iba dan kasihan kepada anak laki laki itu.

"Bagaimana hyung, apa kau setuju dengan rencanaku?"

"Apa alasanmu melakukan semua ini?"

"Hyung, kau tahu bukan kalau jimin sudah seperti adik untukku. Aku hanya ingin memberikan sedikit pelajaran untuknya. Bagaimanapun jimin akan dengan mudah menaafkan yoongi. Aku mau yoongi kembali berjuang untuk mendapatkan jimin. Hanya denganmu jimin akan menurut hyung"

"Aku tahu itu. Apa kau tak apa kalau aku nanti harus bermesraan sengan jimin?"

"Tentu saja tak apa hyung. Tapi jika kau bermesraan dengan namja lain akan ku parahkan leher mereka"

"Posesif" ucap jin acuh.

"Bukankah kau sudah biasa chagia" ucap namjoon menggoda jin.

Namjoon mendekatkan wajahnya kepada jin dan menatap tajam kedua mata calon istrinya. Namjoon menempelkan benda kenyal itu dan tanpa berpikir panjang namjoon melumat dan menekan tengkuk leher jin untuk memperdalam lumatan mereka.

Jin yang terbawa suasanpun tanpa sadar mengeluarkan suara merdu di telinga namjoon. Tanpa permisi namjoon memasukkan lidahnya dan mengobrak abrik rongga mulut jin.

"Emmhhhh" desah jin.

"Eenghh" desah jin lagi tetapi memukul pundak  namjoon.

Namjoo  mengerti kekasihnya kehabisan napaspun melepaskan lumatan mereka. Namjoon mengecup bibir manis seokjin.

"Jooniee" rengek jin memekul dada namjoon.

"Kau masih malu chagia" ucap namjoon menggoda.

"Diamlah!!"

"Astaga, lucu sekali istriku ini" ucap namjoon memeluk jin.

Namjoon, jin, jimin, dan jiyoon sudah bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Jimin cukup khawatir dengan keadan jiyoo bagaimanapun anak laki laki itu sudsh mencuri hati jimin sejak pertama kali melihatnya.

"Eomma, tenapa?" Tanya jiyoon yang melihat eommanya tidak tenang.

"Tidak sayang, eomma baik baik saja" ucap jimin mengusap pipi jiyoon.

Namjoon melihat jimin dari balik kaca kemudi.

"Tenang saja jim semua baik baik saja"

"Iya hyung"

"Sayang, tak perlu berpikiran berlebihan. Hyung ad bersamamu tenang na. Lihat itu putraku ikut cemas melihatmu" ucap jin.

"Maaf hyung. Maafkan eomma ne" jimin membawa jiyoon kedalam pelukannya.

Perjalanan yang cukup jauh membuat semuanya cukup kelelahan terutama namjoon. Tapi semua dilakukan demi keponakannya.

"Ayo, kita sudah sampai" ucap namjoon.

Jimin membangunkan jiyoon yang masih terlelap.

"Sayang, bangun kuta sudah sampai"

"Enghh" jiyoon menggeliat.

"Biar hyung yang menggendongnya" ucap jin keluar kearah jiyoon.

Sesuai rencana jin menggandeng jimin dan menggendong jiyoon yang belum sadar.

"Tenang, tak perlu cemas" ucap jin menenangkan.

Jimin hanya menggenggam tangan jin lebih keras.

"Nah, kita sudah sampai. Tunggu dulu ne" ucap namjoon.

REGRET! | YOONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang