3. Kunci si Pemegang Tahta

107 16 0
                                    

Katanya orang kaya suka mempermainkan orang miskin demi memenuhi ambisi mereka. Dengan iming-iming sejumlah uang, mereka mengendalikan si miskin agar mau melakukan apapun yang mereka perintahkan. Lalu membuang si miskin ketika mereka sudah tidak lagi membutuhkan.

Ada kalanya, orang kaya menjadikan si miskin sebagai mainannya ketika bosan. Hanya demi kesenangan semata.

Dan Chanyeol merasa, seorang Oh Sehun tengah ingin mempermainkannya. Jika tidak, mengapa pula tuan muda kaya raya itu ingin mendebutkan seorang office boy sepertinya untuk menjadi artis idola?

Chanyeol bahkan tidak bisa menari ataupun menyanyi. Yang bisa Chanyeol manfaatkan dari dirinya untuk mencari nafkah hanyalah tubuhnya yang tahan banting. Ia mampu bekerja keras dan menahan rasa lelah demi memperoleh sesuap nasi.

Tapi, bukankah untuk menjadi bintang idola, seseorang harus memiliki kemampuan dalam bidang seni? Dimana Chanyeol bahkan sama sekali tidak mengerti seni. Mendengarkan musikpun tidak. Chanyeol merasa dirinya tidak mempunyai jiwa seni.

"Sajangnim, candaan anda tidak lucu sama sekali."

Chanyeol berucap demikian sambil mengenakan kaos oblongyang yang berukuran jumbo. Balasan atas gagasan konyol-menurutnya- Oh Sehun yang ingin mendebutkan dirinya. Bibirnya mengukir senyum sinis, tanda bahwa ia tak akan terpengaruh oleh buaian mulut manis orang kaya yang ia pikir ingin mempermainkannya.

Chanyeol sedang berganti pakaian ketika atasannya tersebut datang. Jam kerjanya sudah selesai, dan ia berniat untuk segera pulang.

"Aku tidak pernah bercanda ketika bekerja. Dan yang kukatakan padamu barusan adalah salah satu dari sekian banyak pekerjaanku."

Balas Oh Sehun dengan mimik muka serius. Sama sekali tak ada gurat candaan di wajahnya, mengartikan bahwa dirinya memang tengah dalam mode serius. Sangat serius.

"Saya bahkan bukan trainee disini atau dimanapun, Sajangnim. Saya tidak bisa bernyanyi dan tidak bisa menari. Yang bisa saya lakukan hanyalah menyapu dan mengepel lantai."

Itu adalah sederet kalimat yang Chanyeol katakan dengan maksud menolak tawaran sang Sajangnim. Dan itu adalah pekerjaan Chanyeol di gedung ini.

"Tapi kau bisa membaca dan mengingat bukan? Yang harus kau lakukan adalah berlatih dan bekerja keras dengan dua hal itu sebagai modal."

Sanggah Sehun.

"Bagaimana dengan usia? Meski tampak awet muda, usia saya sudah menginjak angka dua puluh lima. Bukankah-"

"Sojin Girl's Day dan Park Bom 2Ne1 memulai debut mereka di usia dua puluh lima tahun. Kahi After School bahkan debut di usia dua puluh sembilan. Dengan visualmu ini, aku yakin netizen tidak akan mempermasalahkan mengenai usiamu."

Baiklah, meski tidak tau menahu tentang nama-nama yang baru saja disebutkan, harusnya Chanyeol berbangga hati, seorang Oh Sehun baru saja mengakui visualnya yang menarik secara tak langsung. Entah yang dimaksud adalah wajah tampannya, atau bentuk tubuhnya yang proporsional. Chanyeol pun sadar bahwa dirinya memang memiliki tubuh yang sehat dan stamina yang kuat, mengingat bisep dilengannya dan eight pack di perutnya.

Tapi Chanyeol juga sadar, sedikit kelebihan itu tidak cukup untuk dijadikan modal dalam berkarir di dunia entertainment.

"Jadi anda ingin saya berkarir hanya dengan bermodalkan visual?"

Oh Sehun menghembuskan nafasnya, rasa lelah pada fisik dan otaknya sudah hampir mencapai batas, tapi pintu masuk menuju keberhasilannya masih tertutup rapat. Fakta bahwa office boy dihadapannya ini adalah kunci keberhasilannya membuat isi kepala Sehun semakin runyam.

On Rainy DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang