15 Patah Jadi Dua

84 18 2
                                    

Orang bodoh mana yang bisa berlapang dada menghadiri pesta pertunangan dari orang yang dicintainya dengan orang lain?

Ya. Orang itu adalah Park Chanyeol. Bukan hanya sekedar hadir untuk menyaksikan bagaimana hatinya patah menjadi dua ketika Sehun memasangkan cincin pertunangannya pada jari milik Shannon. Chanyeol bahkan memberi mereka ucapan selamat dengan senyum palsunya. Kemudian duduk di salah satu meja yang terletak di sudut ruangan bersama kepingan hatinya yang berserakan.

Puluhan buket bunga yang di tata sedemikian rupa guna memperindah pemandangan. Berbagai makanan lezat dan minuman segar yang memanjakan lidah. Senda tawa seluruh tamu undangan yang menggema di telinganya. Dan senyuman bahagia dari sang empunya acara yang membuatnya muak. Semua itu seolah tengah mengejeknya.

Tentang bagaimana ia merasakan patah hati sebelum menyatakan perasaannya. Mundur sebelum melangkah. Kalah sebelum berjuang.

Tidak. Chanyeol tidak berada disana dengan berlapang dada melepaskan sang pujaan untuk di miliki orang lain. Dia hanya bodoh. Terlalu bodoh untuk membiarkan perasaan cinta terlarang itu tumbuh di hatinya.

Seharusnya Chanyeol sudah bisa memprediksi hasil akhirnya. Tentang perasaannya yang tak mungkin berbalas. Dan tentang kisah cintanya yang akan berakhir menyedihkan.

Chanyeol menatap gelas berisi jus jeruk di atas meja yang tinggal setengah dengan pandangan suram. Ia melamun memikirkan nasib percintaannya yang kandas sebelum memulai. Hingga tepukan dipundak menyadarkannya. Si pelaku lantas mengambil tempat pada bangku kosong di sebelahnya. Chanyeol tak menghiraukannya. Namun punggungnya menegang ketika sosok itu berucap-

"Ada banyak gadis yang tergila-gila padamu, kenapa kau justru membiarkan hatimu terluka karena seorang pria?"

"Aku tidak mengerti dengan apa yang kau ucapkan."

Bohong. Chanyeol mengerti betul akan maksud dari pertanyaan tersebut.

"Sehun bilang aku ini kelewat peka. Aku bisa memahami segala situasinya tanpa perlu di jelaskan terlebih dahulu. Hanya dengan beberapa petunjuk, dan salah satunya adalah wajah murungmu sejak pertama aku melihatmu menginjakkan kaki di ruangan ini."

Chanyeol mendengus.

"Kau tidak bisa menyimpulkan hanya dengan melihat. Memangnya kau bisa membaca isi hatiku?"

"Petunjuk kedua adalah bagaimana caramu memandangnya. Ada berbagai rasa disana. Mata yang menyiratkan rasa cinta, dan berbaur dengan kecewa. Kau memandangnya dengan tatapan memuja, namun ada goresan luka disana."

"Kita bahkan tidak dekat, bagaimana mungkin kau bilang kau mengerti perasaanku yang sebenarnya? Kau hanya mengada-ada."

"Menurutmu kenapa aku mengucapkan omong kosong ini pada orang yang tidak berhubungan dekat denganku?"

"Kau hanya mencari bahan obrolan."

"Karena aku adalah sahabatnya dan aku tak ingin ia mendapatkan masalah karena terlibat dengan perasaanmu yang terlarang. Disini aku hanya ingin memperingatimu, jika kau perduli padanya, maka menyerahlah atas perasaanmu itu. Dan asal kau tau saja, aku punya banyak kenalan disini yang bisa ku ajak mengobrol tanpa membualkan omong kosong. Tapi aku justru mendatangimu, orang yang tidak dekat denganku. Itu ku lakukan untuknya. Untuk sahabatku yang tidak ingin kulihat berada dalam kesulitan karenamu."

"Nam Joo Hyuk-sii, benarkah kau hanya melihatnya sebagai sahabat? Ataukah kita berada di kapal yang sama?"

Joo Hyuk menyeringai miris.

"Menurutmu?"

Di sisi lain, keempat orang tua dari kedua pasangan yang baru saja bertunangan tengah mengobrol. Keempatnya saling mengungkapkan kebahagiaan mereka karena harapan untuk menyatukan kedua keluarga yang menjalin hubungan persahabatan sejak lama itu akhirnya terwujud juga.

On Rainy DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang