Showcase pertama STARS US baru saja selesai dan acara tersebut berjalan dengan lancar. Setelah semua tahapan pada acara itu usai, anggota STARS US diperbolehkan untuk kembali ke dorm guna beristirahat.
Ditemani oleh manager dan supir yang dipekerjakan oleh agency, mereka tengah dalam perjalanan menuju ke tempat dimana mobil van mereka diparkirkan. Di ujung koridor, Sehun menanti kedatangan mereka bersama Sekretaris Lee. Langkah mereka sontak terhenti untuk menyapa sang calon presdir yang telah sangat berjasa atas tercapainya harapan mereka untuk debut. Secara serentak membungkukkan badan guna memberi penghormatan. Ucapan syukur dan terima kasih tak lupa mereka lisankan.
"Kerja bagus boys! Aku yakin kalian akan menjadi artis idola yang sukses!"
Sehun memberi mereka pujian, tak lupa dengan menyuguhkan senyuman manisnya.
"Ini semua berkat anda, Sajangnim. Anda yang membuat kami bisa meraih mimpi kami untuk debut."
Balas Yeonjun.
"Ini baru permulaan. Untuk menjadi artis idola sesungguhnya, perjalanan kalian masih jauh dan akan penuh kerikil tajam. Aku hanya membukakan jalan. Bisa tidaknya kalian menapaki jalan berbunga nantinya, itu tergantung pada diri kalian sendiri. Maka dari itu, bekerjalah lebih keras tanpa mengabaikan kesehatan dan kehidupan pribadi kalian. Ingat, kalian harus menjalani hidup dengan seimbang. Jangan terlalu obsessive untuk mengejar mimpi tanpa memperhatikan kehidupan pribadi kalian, terutama mengenai hubungan dengan keluarga dan teman kalian."
Sehun memberikan wejangan panjang lebar yang bisa dijadikan pembelajaran untuk artis barunya. Tipikal Sehun sekali. Selalu bijak dalam menyikapi segala hal. Benar-benar calon presdir idaman bagi semua artis idola.
Yaah.. sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa agency di Korea Selatan memperlakukan artisnya bak mesin pencari uang. Tanpa memikirkan kenyaman sang artis, para petinggi agency menforsir tenaga mereka, menjadikan mereka seperti robot yang harus tunduk pada peraturan agency yang kadang terkesan tak masuk akal.
Para bintang berbakat itu harus rela kehilangan jati diri mereka yang sebenarnya demi memenuhi tuntutan agency dan fans. Hidup seperti robot yang dikendalikan oleh peraturan agency dan untuk memenuhi ekspektasi publik serta fans. Beberapa diantaranya bahkan sampai nekat bunuh diri karena tak sanggup menerima tekanan yang begitu besar.
Oh Sehun tentu tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi pada artisnya. Meski ia berambisi untuk menduduki tahta yang ayahnya wariskan, tapi ia tak mau menjadi manusia dengan hati beku untuk memenuhi ambisinya semata. Dia adalah seorang yang bijak. Ketika ia membutuhkan orang lain untuk membantunya mencapai tujuan, maka ia akan memastikan bahwa orang-orang tersebut akan mendapatkan imbalan yang setimpal.
Seharusnya keyakinan tersebut juga ditanamkan pada orang-orang berkedudukan tinggi lainnya. Bagaimanapun, mereka tak akan mendapatkan apa yang mereka miliki sekarang tanpa kontribusi dari orang lain bukan?
Tidak ada manusia didunia ini yang mampu melakukan semua hal sendirian. Karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang mau atau tidak kita mengakuinya, kita tetap membutuhkan uluran tangan dari manusia lainnya.
Bahkan manusia yang hidup dihutan belantara sekalipun membutuhkan hewan dan tumbuhan untuk membantunya bertahan hidup.
Pemandangan kota pada malam hari yang dilihat dari atap gedung tampak indah. Sinar lampu yang berpijar dibawah sana seolah menggantikan eksistensi bintang dilangit yang kali ini tidak menampakkan dirinya. Mereka seolah bersembunyi dibalik awan hitam, enggan menghiasi langit gelap diatas sana. Meninggalkan sang bulan yang tampak kesepian dengan kesendiriannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Rainy Days
FanfictionDi hari hujan ia menyaksikan kematian sang sahabat. Dan dihari hujan pula ia melihat raut wajah familiar yang tak pernah ia lupakan. Wajah yang terus mengingatkannya akan masa lalu yang kelam. Melukai hatinya dengan penyesalan setiap kenangan buruk...