10. Rasa yang Tak Biasa

82 9 1
                                    

Wajah tampan, mapan, kaya-raya dan latar belakang keluarga yang terhormat. Sangat wajar jika seorang Oh Sehun yang memiliki semua aspek tersebut dikagumi banyak perempuan. Dan wajar juga jika pria sepertinya sudah memiliki kekasih.

Seorang gadis yang cantik, berpenampilan menarik dengan busana berharga fantastis dan sikap yang anggun. Gadis yang sekarang tengah memeluknya tanpa rasa sungkan dihadapan banyak orang.

Seharusnya Chanyeol tidak terkejut melihat pemandangan ini. Dan ya, pemuda Park itu terkejut dengan begitu hebatnya hingga dadanya terasa ngilu. Chanyeol tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Karena itu dirinya merasa aneh. Bukannya segera undur diri untuk menemui sang manager, ia justru mematung ditempatnya berdiri tepat disebelah Sehun.

Melihat adegan sang atasan tengah dipeluk oleh seorang gadis dengan jantung yang seolah di tusuk sembilu sambil diiringi suara petir imaginer di pagi hari yang cerah ini.

"Chanyeol-ah!"

Hingga panggilan dari sang manager mengembalikan kesadarannya. Chanyeol segera menghampiri sang manager yang tengah berjalan kearahnya dengan kerepotan karena membawa beberapa kantong plastik berisi makanan di kedua tangan. Pemuda Park tersebut bahkan lupa berpamitan pada Sajangnimnya.

Lagipula Oh Sajangnim tak akan memperhatikan apakah Chanyeol pamit atau tidak. Pria mapan itu tengah sibuk dengan kekasihnya bukan?






























Perjodohan antara pangeran kerajaan dengan putri kerajaan lain adalah sebuah kisah yang klise. Bahkan dijaman modern seperti sekarang, hal semacam itu masih sering dilakukan. Bedanya, Sehun bukanlah pengeran dari kerjaan pada jama Joseon. Ia adalah anak tunggal kaya raya yang sudah sepantasnya mendapatkan seorang pendamping hidup dengan latar belakang keluarga yang setara.

Shannon Arrum William Lees adalah putri seorang pengusaha emas dan berlian dari Inggris bernama Christian Lees. Ayah Sehun berteman baik dengan ayah gadis itu. Keduanya menjalin persahabatan ketika berkuliyah di Oxford Univercity. Dan secara kebetulan, Sehun dan Shannon juga berkuliyah di tempat yang sama.

Sepasang muda-mudi itu menjadi dekat karena hubungan persahabatan dari kedua ayah mereka. Hingga rencana perjodohan itu dicetuskan bahkan sebelum keduanya menamatkan pendidikan mereka diperguruan tinggi.

Setujukah mereka?

Kenapa tidak? Keduanya jadi tak perlu repot mencari pendamping hidup bukan?

Betapa mudahnya hidup anak konglomerat. Bahkan rencana masa depanpun sudah persiapkan. Mereka hanya perlu menjalaninya dengan baik, sesuai keinginan orang tua mereka. Lagipula, mereka belum tentu bisa mendapatkan pasangan yang tulus mencintai mereka dengan status yang disandang serta seluruh kekayaan yang mereka miliki itu.

"Oppa, bagaimana kabarmu?"

Sehun dan Shannon tengah berada di sebuah coffee shop. Meski seharusnya Sehun pergi bekerja, ia menundanya. Sebab Shannon sudah jauh-jauh terbang ke Korea Selatan untuk menemuinya, tak mungkin ia abaikan.

"Aku baik. Bagaimana denganmu?"

"Aku sedang tidak baik, karena itu aku kemari untuk menemuimu. Kau tau kan? Jika aku sedang tak baik-baik saja, maka aku akan merasa lebih baik ketika bertemu denganmu."

"Tapi haruskah kau jauh-jauh naik pesawat kemari hanya untuk menemuiku?"

Sehun memutar bola matanya ketika mengatakan hal tersebut.

"Lalu aku harus naik apa? Permadani?"

Shannon memang suka bercanda ngomong-ngomong.

"Shannon William, sekarang harusnya aku datang ke perushaan untuk bekerja, kau tau?"

On Rainy DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang