BAB 10

1.1K 70 0
                                    

Setelah hampir 30 menit perjalanan akhirnya aku dan salma sampai di rumah mewah milik keluarga salma.

"Turun sal, udah nyampe" ucapku kepada salma

"Iya ka " jawab salma sambil turun dari motor.

Salmapun melepas jas hujannya dan memberikan kembali kepada ku

"Nih ka, makasih ya, kaka ngga mau mampir dulu?" Tanya salma kepadaku

"Ngga deh sal, udah basah juga , lain kali aja deh ya, salam buat abangmu" tolakku kepada salma

"Ihhh ga papa tau ka kalau mau mam0ir dulu, nanti kenalan sama mamah, ya ka ya" ajak salma lagi

"Gua mau pulang sal, mau mandi udah basah semua ini"

"Yah ka, mandi disini aja deh" kekeh salma mengajakku mampir

"Lain kali aja deh ya sal, udah mau malem juga, ngga enak" tolakku kembali

"Yaudah deh ka, hati hati di jalan ya ka " ucap salma sedikit agak lesu

"Maaf ya sal, kapan kapan aja, gua pulang dulu ya sal, assalamualaikum" ucapku lalu meninggalkan salma yang masih melihat kepergian ku

Aku bukan tidak ingin bertamu di rumah salma, tapi keadaannya tidak memungkinkan, tubuhku sudah basah, dan aku harus segera pulang untuk membantu ibu serta adikku membuat pesanan berikutnya.

Perjalanan yang aku tempuh cukup jauh dari rumah salma menuju rumahku. Aku mengendarai motorku lumayan agak kencang , karena hari sudah mau gelap, dan hujan juga semakin kencang.

Sekitar 45 menit aku mengendari sepeda motorku. Perjalanan yang ku tempuh sudah jauh sekali tapi tidak kunjung sampai.

"Ya allah, kapan nyampenya sihh lama bener, tua dijalan lama lama gua" ucapku kesal dengan diriku sendiri

Akhirnya aku memberhentikan motorku di sebuah indomaret terdekat untuk sekedar membeli air.

Setelah membeli air , aku pun istirahat di bangku depan indomaret sambil membuka hp.

"Anjir ni hp udah nggak gua buka berapa jam yak, pasti banyak nih yang nge wa gua" ucap ku sambil membuka data internet

"Kan apa gua kata , banyak banget yang wa, hahaha" tebaku sendiri sambil tersenyum

Aku pun mulai membaca satu persatu pesan yang mereka kirim, dan mulai membalas satu persatu. Setelah semuanya beres dan hujan sudah agak reda, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutakan perjalananku.

Sekitar 10 menit akhirnya sampailah aku di rumah.

"Assalamualaikum" ucapku saat sampai di rumah

"Waalaikumsalam" teriak bila dan langsung pergi kedepan menyambutku

"Abang , abang tau nggak tadi mas edo beli telur 3 kilo terus pas sampe rumah kepleset terus jatuh deh telur telurnya, rugi abang" lapor bila sangat excited

"Terus mas gimana?" Tanya ku sambil melepas jas hujan dan sepatu yang aku kenakan

"Mas edo gapapa sih , tapi kan telurnya pecah semua abang, jadinya kan harus beli lagi, mana sekarang telur lagi naik harganya" gerutu bila kepada ku

Aku yang mendengar bila sedikit menggerutu akhirnya memegang kepala bila sambil berkata

"Dek, yang penting mas gapapa, kalau misal mas nya kesleo terus patah tulang apa nggak makin rugi kita? Kalau cuma telur kan ruginya cuma 100 ribu , kalau mas kesleo apa patah tulang.. ruginya berapa hayo?" Ucapku tenang supaya bila hilang kesalnya

"Iya ya bang, kalau mas kesleo apa patah tulang kita makin rugi banyak, hahaha kok bila ngga mikir gitu ya tadi"

"Karena adek lagi kesel telurnya pecah" ucapku sambil mengelus kepala bila dan meninggalkan bila yang masih tertawa akibat ulahnya sendiri.

Aku pun memutuskan untuk mandi dan langsung pergi kedapur untuk membantu ibu menyelesaikan pesanan catering yang kedua.

"Bang, udah makan belum?" Tanya edo kepadaku

"Tumben nanya gitu? Kenapa lu? Lagi mau apa?" Tanyaku kembali sambil terheran heran

"Yeee abang, giliran baik aja dikira ada maunya, nanti kalo gua makan sendiri aja dikira ngga nawar nawarin abangnya sombong gitu" jawab edo sedikit kesal

"Hahaha, emangnya lu mau makan apa?" Tanyaku sambil ketawa

"Bang, bebek depan masjid enak deh bang kayaknya"

"Iya enak, tapi gua lagi ngga kepengen bebek gimana dong?"

"Ada lele, ada ayam juga kok bang, abang tinggal ucap aja"

"Mie ayam"

"Kok mie ayam bang? Belinya nanti beda tempat dong" jawab edo sambil terheran heran

"Ya gua lagi pengen mie ayam bukan bebek yeeee" ucapku semakin membikin edo kesal

"Udahlah aku minta ibu aja, minta abang juga ngga dikasih" jawab edo sambil pergi meninggalkanku

"Yeeee emang kalau minta ibu bakalan dikasih gituu?" Tanya ku sedikit berteriak namun tetap di abaykan oleh edo

Tak lama kemudian muncul lah gadis kecil dengan semangatnya menuju ke arahku

"Abang, martabak enak bang, abang mau ngga?" Ucap bila sangat excited

"Mau, adek yang beli kan? Tanya ku kepada bila

"Iya adek yang beli, tapi pake uang abang , ya ya ya"

"Ngga ah kalau gitu, pake uang adek sendiri dong" jawab ku sedikit menggoda

"Yahhh abang, bila mana punya uang, uang bila tinggal 10 ribu nggak bisa buat beli martabak abang" ucap bila kesal

Aku yang melihat kedua adekku ingin membeli sesuatu tapi tidak memiliki uang pun kasihan. Aku pun mengeluarkan uang 100 ribu dan memberikan ke bila

"Nih , sama mas bagi dua uangnya, udah sana beli, abang nggak usah, abang makan sama telur aja" ucapku dan memberikan uang 100 ribu itu kepada bila

"Yeayyy akhirnya bisa beli martabak, masss  edo " teriak bila kegirangan

"Jangan teriak teriak dek, udah malem"

"Hehehe maap" nyengir bila lalu pergi mencari edo

Mereka berdua pun perpamitan untuk membeli makanan yang dia mau tadi.

"Bang, kita berangkat ya, assalamualaikum" izin edo kepada ku

"Iya ati ati, jangan malem malrm pulangnya, habis beli langsung pulang" ucapku agak berteriak. Dan langsung di jawab iya kompak oleh keduanya

Mereka pun pergi keluar, dan aku melanjutkan kembali membatu ibuku di dapur.

"Pada kemana bang adek adekmu?" Tanya ibu kepadaku

"Beli jajan bu, udah biarin aja" jawabku dan langsung dianggukin oleh ibu

Kita berdua mulai bekerja kembali untuk catering besok yang jumlahnya 100 box

Ragnala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang