BAB 11

1.1K 74 5
                                    

Salma pov

Setelah ka rony mengantarkan ku , aku pun masuk kedalam. Didalam sudah banyak sekali orang yang menunggu kedatanganku

"Lama banget sih dek , dari mana aja?" Tanya bang diman kepadaku

"Hah? Oh tadi nungguin ka rony agak lama, karena ujan juga" jawabku langsung berlari keatas untuk mandi

"Rony siapa dek?" Kali ini mamah yang bertanya kepadaku , aku pun berhenti hendak akan menjawab, tapi bang diman sudah duluan menjawab

"Oh itu, temen diman tadi diman nggak bisa jemput jadi minta tolong rony" jawab bang diman mewakili ku.

"Oh, mamah kira pacarnya adek, dek nggak ada pacar pacaran ya" teriak mamah yang masih terdengar olehku dari kamar.

Aku pun segera mandi, karena badan ku sudah lengket dan sedikit basah karena hujan.

Selesai mandi aku mulai mengambil hp ku untuk melihat siapa yang mengirim pesan kepadaku.

"Yah mati, habis batrai ni pasti" ucapku saat tau hp ku habia batrai.

Aku pun segera men charge hp ku dan pergi turun kebawah untuk makan malam.
Semua orang sudah berkumpul disana.

"Udah mandi dek?" Tanya mamah kepadaku

"Udah, tadi sampe kamar langsung mandi" jawabku dan langsung duduk disebelah bang diman.

"Dek, papah mau ngomong sama kamu serius boleh?" Kali ini papah yang ngomong

"Serius amat pah , kenapa emangnya?" Tanya ku heran

"Dek misal papah mau jodohin mau nggak?" Tanya papah dan membuat semua orang  bingung melihat papah.

"Kata mamah aja nggak boleh pacaran kenapa tiba tiba papah mau jodohin?" Jawabku enteng

"Lagian apa apaan sih pah segala mau jodohin anaknya segala" tanya mamah sedikit tidak terima

"Papah dulu ada janji sama temen papah, kalau punya anak akan di jodohin adek mau ngga?" Ucap papah dengan halus

"Temen papah siapa? Ko papah belum ada cerita sama mamah?" Tanya mamah sedikit kebingungan

"Temen papah dari TK mah sampai sma, terus menikah habis itu udah nggak tau kabarnya lagi, dan tadi baru ketemu lagi di warung deket kantor, dia lagi beli telor sama anaknya" jelas papah panjang lebar

"Terus? Anaknya cakep ngga?" Tanya ku hanya sekedar untuk memancing

"Kalo menurut papah sih ganteng, tapi kata temen papah ngga di jodohin sm anaknya yang ini, tapi sama anak yang nomer satu" jelas papah

"Namanya siapa pah? " tanya bang diman sudah mulai agak penasaran

"Namanya siapa? Temen papah apa yang mau di jodohin?" Ucap papah

"Yang mau di jodohin" jawab bang diman singkat

"Kata temen papah namanya gala, kalo mau nanti papah kenalin, kita buat pertemuan gimana?" Tanya papah kepada semuanya

"Kalau mamah terserah adek aja mau apa nggak, kalo nggak ya nggak usah pah" jawab mamah membelaku

"Hajar aja sih kalo kata aku" jawab ku enteng dan membuat semua orang terheran heran menatapku

"Apa? Kenapa ngelihatin sih?" Tanyaku bingung

"Sehat lu dek? Mau beneran di jodohin?" Tanya bang diman tak percaya

"Yaudah sih biar adek bisa bebas juga, asal cowoknya bertanggung jawab mah gass baeee" ucapku

"Oke karena adek mau, nanti papah telfon temen papah itu, terus kita buat pertemuan okey" jawab papah kegirangan

"Gass bae pahhh, aman aku mah" ucapku santai

Mamah dan abang terheran heran melihat kelakuanku, kenapa aku mau menerima perjodohan ini karena ya simple aja, papah sudah bilang janji sama temen kecilnya , janji adalah hutang , dan hutang di bawa mati, karena aku nggak mau papah ada utang jadi yaudah. Selama laki lakinya bertanggung jawab seiman dan ganteng mah gass bae lah, ribet.

Mereka pun mulai melanjutkan makan malamnya , dengan aku dan papah yang masih santai , sedangkan mamah dan abang yang masih kebingungan.

Setelah semuanya selesai makan, aku pun merapikan semua piring bekas makan , dan mencucinya.

"Mah adek ke kamar ya" ucapku seusai menyelesaikan cuci piringnya.

"Dek mamah mau tanya dulu"

"Apa mah? Serius amat?"

"Adek beneran mau di jodohin? Adek berhak loh nolak perjodohan ini, kan adek juga belum lihat calonnya kenapa adek langsung mau"

"Nah karena adek belum pernah lihat calonnya makanya adek mau dulu, mah kan papah juga udah janji dulu. Bukankah janji harus di tepati?"

"Iya di tepati , tapi kan ngga harus ngorbanin anak dek"

"Mah, aku nggak mau papah punya utang di akhirat nanti, jadi adek terima aja, toh juga adek belum tau siapa cowoknya."

"Ikhlas dek?"

"Ikhlas mah , gapapa mah, siapa tau emang jalan takdirnya adek gini.. di jodohin papah"

"Tapi kan belum tau bibit bebet bobotnya dek"

"Ya kan kenalan dulu mah, kita saling kenal dulu, kan nggak langsung mamahku sayangku"

"Yaudah mamah ikhlas kalo adek ikhlas" ucap mamah sambil mengelus rambutku

"Makasih mamah, adek keatas dulu ya mah, hehehe" ucapku dan di angguki oleh mamah.

Aku pun langsung pergi keatas untuk merebahkan tubuh yang sudah lelah selama seharian ini . Ku raih hp yang berada di nakas sebelah kasurku dan mulai membukanya.

"Oh iya ka rony udah nyampe belum ya, jangan jangan belum sampai lagi." Ucapku dan langsung membuka room chat ka rony.

Setelah hp ku membuka room chat ka rony, aku mulai menekan tombol telfon, dan terdengar nada sambung dari sebrang sana.

"Hallo assalamualaikum" ucap seorang di sebrang sana.

"Waalaikumsalam, ka rony udah sampai belum?" Tanya ku saat ka rony sudah mengangkat telfonku

"Udah sal udah nyampe, udah mandi juga, knp sal?"

"Ko gk ngabarin aku sih ka?"

"Lupa , hp nya langsung gua geletakin tadi"

"Ka rony sibuk ya?"

"Iya nih, lagi banyak pesenan nyokap gua"

"Yaudah ka kalo gitu, aku tutup dulu ya telfonya"

"Iya.."

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah ka rony mengucapkan salam, aku langsung menutup telfonnya dan mulai kembali skrol semua pesan pesan yang ada di whats app. Tak lama kemudian aku terlelap dalam tidurku, hehehe

Ragnala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang