29

206 30 2
                                    

Dua orang yang bertubuh besar datang menghampiri Jungkook dan membawanya untuk menghadap Jeon Bogum dan putrinya.

"Bagaimana Jungkook"? Tanya Bogum.

"Aku akan tetap dengan pilihan pertamaku Bogum". Kata Jungkook.

"Jungkooook". Teriak Aleksa.

"Kenapa kau berteriak Aleksa? Aku berada didepanmu". Kata Jungkook dengan wajah kesalnya.

"Kau...

"Aleksa". Kata Bogum memotong perkataan Aleksa.

"Jungkook, kau Taukan akibatnya"? Tanya Bogum.

"Ya, aku tau...kau akan menembakkukan? Aku tau dan aku sudah siap". Kata Jungkook dengan santainya.

"Mencurigakan". Pikir Bogum.

Bogum mengamati disekelilingnya dan Jungkook menyadari akan hal itu.

"Tidak ada yang mencurigakan paman, hanya aku disini". Kata Jungkook.

Bogum menatap tajam pada Jungkook yang terlihat seperti biasa saja.

"Jungkook cepat setujui surat ini, dan kau akan aku bebaskan". Kata Bogum.

"Sudah ku bilang, aku tidak mau". Kata Jungkook dengan santainya.

"Kau membuatku marah Jungkook". Kata Bogum yang sudah marah.

"Bunuh dia". Titah Bogum pada anak buahnya.

Dengan santainya Jungkook menyerahkan dirinya pada Bogum dan pistol yang berada dikepalanya. Tindakan santai Jungkook membuat Bogum dan Aleksa menjadi curiga.

"Tembak dia". Titah Bogum.





Dorrrr





Suara tembakan mengema disetiap sudut ruangan, darah segar mengalir kelantai bawah. Waktu seakan berhenti berdetak untuk sesaat dan hanya nafas yang terdengar.

"Kau memang cegilku....sayang".

Semua mata tertuju pada seseorang yang baru memasuki ruangan tak terkecuali Jungkook.

"Kim Seokjin". Gumam Bogum yang terkejut.

Seokjin mendekati Jungkook yang duduk dikursi lalu mencium pucuk kepala Jungkook dengan lembut.

"Kau terbaik". Bisik Seokjin.

"Kau baru tahu". Kata Jungkook membangkan diri.

Seokjin menatap kedua orang yang ada dihadapannya dengan tatapan tajamnya.

"Kenapa? Kau sangat terkejut melihatku? Akhirnya kita bisa bertemu lagi tuan Jeon Bogum". Kata Seokjin dengan gayanya.

Bogum hanya diam saja mendengarkan perkataan Seokjin.

"Kau salah memilih musuh Seokjin". Kata Bogum dengan angkuhnya.

"Benarkah? Dan kau pun salah memilih lawan Jeon Bogum". Kata Seokjin dengan nada remehnya.

"Kau belum tau siapa aku Seokjin"? Kata Bogum.

"Kau? Kau adalah Jeon Bogum, paman dari istriku jika dia ingin mengakuinya...dan kau itu....bodoh". Kata Seokjin.

"Seokjiiiiinnnnnn". Teriak Bogum.

"Wae? Kenapa kau berteriak huh"? Kata Seokjin.

Bogum memerintahkan kepada anak buahnya untuk menyerang Seokjin, namun tak satupun dari mereka yang datang.

"Kenapa? Tidak ada yang datang"? Ejek Seokjin.

"Kemana mereka semua"? Gumam Bogum.

"Akan datang seseorang kepada kalian". Kata Seokjin.

Cegil dan CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang