42

223 33 5
                                    

Semuanya masih dirumah sakit, diluar ruangan Seokjin dan Jungkook masih didalamnya.

"Hyung, penabraknya"? Tanya Taehyung tiba-tiba ditengah keheningan.

"Maksudmu"? Tanya Yoongi yang belum mengerti.

"Hyung, kita dari tadi tidak melihat si penabrak, ya setidaknya dia bertanggung jawab atas perbuatannya,....apa jangan-jangan dia kabur"? Kata Taehyung membuat yang lain membelalakkan matanya.

"Kita terlalu fokus pada jin Hyung hingga melupakan si penabrak". Kata Yoongi.

"Siapa yang menabrak putraku".

Semua menatap dua orang yang baru saja datang, dan itu diluar prediksi mereka, dan tentu saja mereka semua terkejut.

"Ka-kami belum tau paman". Kata Yoongi dengan gugup karena tatapan mata tuan besar Kim.

"Dimana Jungkook, Soobin"? Tanya nyonya besar Kim dengan tatapan kosongnya.

Deg

Soobin terkejut dengan pertanyaan bibinya.

"Ka-kakak ipar didalam Imo". Kata Soobin gugup.

Appa dan eomma Kim langsung masuk kedalam ruangan Seokjin.

"Soobin ada apa? Kenapa kau gugup ketika bibi menanyakan Jungkook"? Tanya Jimin penasaran karena melihat kegugupan Soobin.

Didalam ruangan Seokjin, appa dan eomma Kim melihat Jungkook yang sedang tertidur dengan posisi duduk. Keduanya hanya diam dengan jarak cukup jauh dari brankar Seokjin. Keduanya melihat bagaimana putra kesayangan mereka dipenuhi dengan alat-alat medis ditubuhnya.

Eomma Kim menangis, tidak kuat melihat putranya terbaring lemah dibrankar rumah sakit. Appa Kim memeluk istrinya untuk menenagkannya.

Tangisan eomma Kim membuat Jungkook terbangun dari tidurnya dan melihat siapa yang masuk kedalam ruangan suaminya. Kedua matanya membesar ketika yang dilihatnya adalah appa dan eomma mertuanya.

Jungkook berdiri dan berjalan dengan takut-takut menghampiri appa dan eomma mertuanya yang masih belum sadar jika dirinya sudah bangun.

Nafasnya tercekat di tenggorokannya ketika jarak mereka sudah dekat. Perlahan namun pasti, Jungkook bersimpuh dihadapan kedua mertuanya.

"Appa, eomma". Panggilnya lirih dengan kepala yang tertunduk.

Appa dan eomma Kim terkejut dengan apa yang dilakukan oleh menantunya itu.

"Appa, eomma hiks...ma-maafkan kookie hiks...karena kookie hiks, Seokjin oppa...putra kesayangan kalian mengalami kecelakaan dan koma hiks....maafkan kookie, appa...eomma.

Ko-kookie akan menerima jika appa dan eomma hiks.....hiks....mem-membenci ko-kookie atau menyuruh kookie untuk pergi, hiks tapi sebelum itu hiks...izinkan kookie untuk merawat Seokjin oppa hingga tersadar". Kata Jungkook dengan Isak tangisnya.

Eomma Kim menarik dirinya dari pelukan suaminya dan mensejajarkan tingginya dengan Jungkook yang duduk dan tertunduk.

Eomma Kim memegang kedua bahu Jungkook, membuat sang empunya mengangkat kepalanya dan melihat eomma Kim dihadapannya tersenyum manis.

"Apa yang kau katakan sayang? Siapa yang akan membenci kookie? Siapa yang akan menyuruh kookie untuk pergi meninggalkan Seokjin kami? Tidak ada sayang, eomma sudah tau semuanya dan alasanmu pergi meninggalkan Seokjin.

Eomma bisa memahami kondisimu, yang mana kalian sudah sepakat dan kita juga setuju namun takdir berkata lain sayang. Appa dan eomma tidak menyalahkan dirimu sayang, masih terlalu muda bagimu untuk menjalankan semua ini...disaat semua impianmu belum tercapai hiks...". Kata eomma Kim yang diakhiri dengan isakannya.

Cegil dan CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang