44

463 40 10
                                    

Hari-hari telah berganti, begitupun dengan bulan dan tahun. Semua orang merasa bahagia disetiap pergantiannya dan terkadang juga merayakannya dengan orang terkasihnya.

Namun tidak dengan seseorang yang terus menemani dan menunggu seseorang untuk kembali. Kembali kepelukkanya dan memberikannya kasih sayang yang melimpah dan tulus.

Dengan kedua tangannya yang selalu digunakan untuk merangkulnya dan mengusap halus pipinya. Rasanya dia tidak bisa jika itu harus hilang walaupun hanya sebentar saja.

Di malam hari, dia akan datang mengunjungi seseorang yang selalu ditunggunya. Duduk di samping dan berbicara banyak hal yang sudah dilaluinya.

Hari-harinya yang hampa dan penuh perjuangan seorang diri. Dia menceritakan semuanya dengan butiran air yang mengalir dari kedua matanya yang indah.

Akankah dia akan kembali lagi kepadanya setelah sekian lama bersama, apakah kenangan-kenangan indah dan manis tidak bisa membuatnya untuk kembali. Apakah dirinya sangat membencinya? Itu yang selalu dipikirkan olehnya.

Seseorang itu adalah Jungkook, yang selalu setia menemani sang suami yang masih tergeletak lemah seperti awal dia koma.

Sudah hampir 4 tahun, tapi Seokjin masih belum sadarkan diri. Kenapa dia begitu lama sekali untuk bangun? Itu yang selalu dipikiran Jungkook.

Sudah banyak juga yang dilewati oleh Jungkook seorang diri, walaupun ada orang-orang yang selalu menemaninya, namun itu bukan suaminya.

Jungkook sudah menamatkan pendidikannya sekitar 3 tahun yang lalu dan dia juga membantu perusahaan Jeon's Crop dan SJ'S Crop. Setelah selesai kuliah, Jungkook mengambil bimbingan belajar untuk mengurus perusahaan selama 1½ tahun.

Hari-harinya begitu melelahkan namun Jungkook terus berusaha dan tegar. Terkadang appa Kim juga membantunya, begitupun dengan Soobin sekretaris SJ'S Crop dan Taehyun, sekretaris Jeon's Crop pengganti paman Choi.

Walaupun hari-harinya sibuk, Jungkook masih merawat Seokjin dengan telaten. Semua keluarga sudah sepakat jika Seokjin dibawa kerumah, karena Jungkook yang memintanya. Jungkook selalu memperhatikan Seokjin dari mulai membersihkan tubuhnya dan juga pemeriksaannya.

Sebelumya, semuanya sudah putus asa dan merelakan Seokjin untuk pergi, namun Jungkook bersikeras untuk tidak melakukan apapun pada suaminya. Jungkook percaya jika suaminya itu akan bangun dan berkumpul kembali.


Sore ini, Jungkook baru pulang dari kantor Jeon's Crop. Tubuhnya lelah dan letih, Jungkook berjalan kekamarnya, masuk danemhhampiri seseorang yang terbaring tak sadarkan diri. Jungkook duduk disamping tempat tidur dan menatap wajah sang suami yang mulai tirus.

Tubuh Seokjin sudah tidak memakai alat-alat yang menyeramkan kata Jungkook, karena beberapa bulan lalu, Seokjin seperti mendapat mukjizat dengan kesehatannya yang sudah jauh lebih baik, dan dari situlah tuan dan nyonya Kim percaya akan perkataan menantunya itu, begitupun dengan teman-temannya.

"Kapan kau akan bangun oppa? Atau jangan-jangan.....kau sudah bangun, dan kau mengerjaiku? Apakah benar begitu?..

....oppa, apa kau tau? Kita mengalami banyak sekali kesulitan....dan aku harus berusaha terlihat baik-baik saja dihadapan semua orang walau nyatanya hatiku tidak baik-baik saja. Oppa aku sangat merindukanmu, kembalilah". Kata Jungkook yang masih menatap wajah suaminya.

Cup

Jungkook mencium bibir pucat Seokjin, dan itu sudah biasa dia lakukan.

Setelah mencium bibir Seokjin, Jungkook beranjak dari duduknya dan pergi ke kamar mandi. Setelah membersihkan diri dan memakai pakaiannya yang nyaman untuknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cegil dan CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang