Setelah makan malam, Jungkook lebih memilih duduk dibalkon kamarnya dari pada dikasur.
"2 gelas coklat hangat". Kata Seokjin dengan membawa nampan berisi 2 gelas coklat hangat menghampiri istrinya dan duduk disampingnya.
"Terima kasih oppa". Lirih Jungkook yang mengambil coklat hangat miliknya dan meminumnya.
"Apa yang kau pikirkan? Paman Choi "? Tanya Seokjin lembut.
Jungkook mengalihkan perhatiannya dari langit kepada suaminya.
"Aku merasa bersalah padanya, paman Choi selalu dari aku kecil hingga sekarang. Paman Choi meninggal karena aku, coba saja aku langsung pulang, aku tidak akan diculik dan kalian dijepang akan tenang dan semuanya akan baik-baik saja hiks hiks". Kata Jungkook dengan wajah yang penuh air mata.
Seokjin segera memeluk Jungkook dengan erat dan sesekali mencium pucuk kepalanya.
"Ssstttt apa yang kau katakan sayang? Semuanya terjadi begitu cepat dan aku tidak menyadarinya, sudah jangan menangis lagi. Bukankah kau menyayangi paman Choi"? Tanya Seokjin dan diangguki oleh Jungkook.
Seokjin melepaskan pelukkannya dan menagkup wajah istrinya ditatapnya mata rusa Jungkook dengan lembut.
"Maka dari itu, jangan menangis dan bersedih lagi, kau mau membuatnya sedih disana"? Kata Seokjin dan mendapat gelengan kepala dari Jungkook.
"Paman Choi juga sangat menyayangimu sebelum nafas terakhirnya beliau berpesan aku aku menyelamatkan dan menjagamu. Jadi jangan bersedih lagi, kembalilah seperti Jungkook yang aku kenal, masa anak motor bersedih". Goda Seokjin diakhir kalimatnya.
"Oppa anak motor juga manusia yang mempunyai perasaan". Rengek Jungkook dan mempoutkan bibirnya dengan lucu.
"Anak pintar". Kata Seokjin mengusak rambut Jungkook gemes.
"Oppaaa...~".
"Baiklah-baiklah sini oppa rapikan". Kata Seokjin.
"Ngomong-ngomong, kau memiliki hutang padaku sayang". Lanjut Seokjin yang masih merapikan rambut Jungkook.
"Hutang apa"? Tanya Jungkook dengan wajah bingungnya.
Seokjin menghentikan tanganya untuk merapikan rambut Jungkook dan sekarang dia menatap wajah Jungkook dengan intens membuat Jungkook gugup.
"Hu-hutang a-apa"? Tanya Jungkook dengan gugup.
Bukanya menjawab, Seokjin lebih mendekatkan wajahnya pada wajah Jungkook membuat keduanya saling merasakan nafas satu sama lain. Kini Seokjin lebih mendekatkan wajahnya hingga menuju telinga Jungkook dan membuat Jungkook menutup kedua matanya. Seokjin ingin tertawa melihat ekspresi wajah istrinya ditambah lagi Jungkook meremat baju tidurnya dengan tangan yang sudah berkeringat.
"Cerita yang kau janjikan, emang apa yang kau pikirkan sayang"? Kata Seokjin dengan lembut ditelinga Jungkook.
Seketika Jungkook langsung membuka kedua matanya dan melihat suaminya sudah duduk seperti semula dan meminum coklat hangat yang mungkin sudah dingin.
"Apa-apa ini"? Gerutu Jungkook dalam hati.
"Apa yang kau pikirkan sayang"? Tanya Seokjin yang membuyarkan lamunan Jungkook.
"Tidak, aku hanya berfikir kenapa ada orang yang sangat menyebalkan sekali didunia ini". Kata Jungkook dengan kesal.
"Hahahaha kata orang itu 'jodoh adalah cerminan dari diri sendiri' jadi kalau aku menyebalkan berarti kau juga sama menyebalkannya". Kata Seokjin.
"Oppaaaaaa". Kesal Jungkook
"Baiklah-baiklah hahaha sekarang ceritakanlah". Pinta Seokjin.
Jungkook hanya menatap suaminya yang masih tertawa, melihat tatapan tajam dari istrinya membuat Seokjin langsung terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cegil dan CEO
Romance"Kau jangan keluar malam ini". "tapi aku sudah mempunyai janji dengan temanku". "tidak....tidak, aku tidak mengijinkan mu". "huffff". "bagus". Penasaran gak nih? tokohnya masih sama kok...jinkook. mampir ya....