Bagian 01

1.2K 95 22
                                    


"Tolong sehari aja kalian biarin gue sekolah dengan tenang.gue cuma pengen itu,gak lebih."
~~~~~°°°°~~~~~


Suara tamparan,pukulan,tendangan,bahkan suara permohonan memenuhi ruangan yang begitu kotor tidak layak huni,gudang belakang sekolah.tempat seorang remaja dianiaya oleh beberapa remaja seumuran dengannya.

Remaja yang menerima perlakuan buruk dari beberapa remaja yang lainnya itu tampak memejamkan mata menahan rasa sakit,saat tendangan keras melayang tanpa aba-aba diperutnya yang hanya dilapisi seragam sekolah.

Remaja malang itu tergeletak dilantai nak kotor tanpa beralasan apapun,lantai yang hanya dipenuhi oleh debu.

"Sa-sakit.."lirih remaja malang itu nyaris tidak terdengar oleh siapapun.dia meringkuk kesakitan dilantai,tidak peduli dengan seragam putihnya yang semakin kotor nantinya.

Salah satu pelaku berdiri lebih dekat didepan remaja malang itu.

Devon Abimanyu.ialah pelaku yang menganiaya Aksara Riendra Sean,tanpa rasa kasihan sedikitpun.Devon menganiaya Aksara dengan beberapa temannya.mereka membawa Aksara kebelakang gudang sekolah saat jam sekolah sudah selesai.

Devon memperhatikan Aksara yang semakin meringkuk kesakitan dilantai.senyuman puas terbit disudut bibir pemuda itu,kemudian Ia memberi isyarat agar kedua temannya membawa Aksara dihadapannya.

Teman-teman Devon menurut.dengan kasar mereka menarik paksa Aksara agar berdiri.mereka membawa tubuh tidak berdaya Aksara dihadapan Devon.

Devon memperhatikan Aksara yang sudah berdiri didepannya dengan wajah sudah babak-belur.Devon tersenyum senang melihat ketidak berdayaan Aksara.

Tatapan Devon yang awalnya senang sekarang berubah menjadi tajam."Ini balasan buat lo yang gak mau patuh sama perintah gue.!"

Kemudian tangan Devon bergerak menepuk pelan pipi Aksara.Ia memperhatikan wajah babak-belur Aksara.

Bugh!!

Tanpa perasaan Devon kembali memukul perut Aksara sampai-sampai Aksara batuk beberapa kali,saking kuatnya pukulan yang Ia terima dari Devon.dua teman Devon yang menyaksikan itu tertawa senang.

Lalu tangan Devon mencengkram kuat kerah seragam Aksara."Andai dari dulu lo dengerin kata gue,maka lo gak bakal bernasib kayak gini.!"

Aksara yang mendengar penuturan dari Devon dengan sisa tenaga Ia mengangkat kepalanya menatap Devon."Sampai kapanpun gue gak bakal pernah nurutin perkataan lo.selagi mereka masih nerima gue bersekolah disini,gue gak bakal pernah keluar.lo denger itu.!"

Emosi Devon seketika memuncak.dengan kasar Ia kembali melayangkan pukulan pada Aksara.kali ini Ia memukul wajah Aksara sampai-sampai Aksara menoleh kesamping saking kuatnya pukulan yang Ia berikan.

"Sialan lo!harusnya lo sadar posisi lo disini anjing.!"murka Devon.lagi dan lagi Ia melayangkan pukulan dibeberapa wajah Aksara.

Aksara tidak melawan sedikitpun.pergeraknya ditahan oleh dua teman Devon.

Brukk.!!

Tubuh Aksara seketika ambruk kelantai saat dua teman Devon mendorongnya tanpa perasaan sedikitpun.

Aksara kembali dibuat tergeletak dilantai,Ia berusaha mempertahankan kesadarannya.Aksara menatap langit-langit ruangan itu,tanpa diminta setetes cairan bening jatuh membasahi pipinya.

Devon dan dua temannya memperhatikan Aksara yang tidak berdaya.mereka bertiga bertos ria.

"Disini gak bakal ada orang yang datang buat nolongin lo.termasuk temen lo yang penyakitan itu,!"Devon menatap Aksara dengan tatapan remeh."Gimana dia mau nolongin lo?dia aja sekarang lagi dirumah sakit,nunggu ajal ngejemput dia."

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang