Bagian 05

626 67 16
                                    


Brakkk!!

Tiba-tiba suara pintu terbuka dengan kasar membuat kakak beradik itu mengalihkan atensi mereka kearah sana.dapat mereka lihat sosok yang melempar tatapan kurang bersahabat kearah mereka.

"Ini semua karna kamu anak sialan.!"

Plakk!!

Satu tamparan keras mendarat mulus dipipi Aurora sampai-sampai gadis itu menoleh kesamping saking kuatnya tamparan yang Ia terima dari sang ayah.kini sudut bibirnya mengeluarkan darah segar yang terasa begitu perih sekaligus kebas.

Seketika sorot mata Aurora memanas menahan tangis.Ia menatap sang ayah cukup lama dengan tatapan yang tak bisa diartikan.sedetik kemudian Ia menunduk,satu tangannya bergerak menyentuh lukanya.

Sedangkan Aksara.laki-laki itu bangkit dengan paksa dari posisinya.Ia berdiri didepan Aurora melempar tatapan tajam kearah sang ayah.

"Karna adek kamu!ayah jadi kalah taruhan!karna dia,kamu gak masuk kerja.kamu gak bisa ngasih uang lagi buat ayah.!"nafas Pria paru baya itu memburu.Ia sekarang benar-benar dikuasai oleh amarah yang begitu besar.

Lagi-lagi Adi memperhatikan kedua anaknya secara bergantian.Ia menatap penuh amarah."Kalian berdua gak bisa jadi anak yang diandalkan.!"

Mendengar penuturan dari sang ayah membuat Aksara tersenyum.tersenyum getir."Gak bisa diandalkan?"Ia tertawa sumbang membuat Adi keheranan begitupun dengan Aurora.

"Ayah bilang kita gak bisa jadi anak yang diandalkan?Aksa tanya sama ayah.ayah sendiri udah jadi ayah yang bisa diandalkan belum?ayah udah jadi ayah yang baik belum buat anak-anaknya?"Aksara tidak melepaskan atensinya dari sang ayah."Belum,kan.?"

Adi dibuat bungkam.

Aksara terdiam menatap sang ayah yang menunduk tanpa mengeluarkan sepatah katapun.dan itu membuat Aksara semakin terbawa emosi.Aksara memang laki-laki penyabar namun sabarnya juga ada batasnya.hari ini kesabarannya sudah habis dan itu karena ayah kandungnya sendiri.

"disaat Aksa dirawat di rumah sakit,dan butuh ayah disamping Aksa.ayah kemana.?"lanjutnya,lagi.

Lagi-lagi Adi dibuat bungkam mendengar perkataan Aksara

"disaat Aksa sakit.cuma adek yang ada,yah!dan gak tau malunya tiba-tiba ayah datang,dan langsung ngatain adek Aksa anak sialan!"Aksara mengepal kuat kedua tangannya.

Sorot matanya memerah."Justru ayah yang sialan!ayah gak pernah peduli sama kita.ayah yang sayang dan cerewet,sosok itu udah gak ada lagi didalam diri ayah!seakan-akan sosok itu udah hilang gitu aja."

Tidak peduli kemarahan sang ayah.hari ini,tepat didepan sang ayah dan adiknya Aksara mengungkapkan semua isi hatinya selama ini.dan bersamaan dengan itu cairan bening jatuh membasahi wajah pucat laki-laki tinggi itu.

Melihat kondisi kakaknya yang begitu hancur membuat Aurora juga ikut merasakannya.Ia juga menangis,menangis tanpa suara.sungguh Ia sangat lemah,Ia tidak bisa melihat kakaknya sehancur ini.langsung saja Ia memeluk tubuh lemah kakaknya.Ia memeluknya begitu erat tidak peduli postur tubuh kakaknya lebih tinggi darinya.

Dan lagi-lagi Adi dibuat diam dengan kondisi saat ini.Ia menundukkan kepala.entah apa yang sedang Ia pikirkan.

"Lebih baik ayah pergi dari sini!sebelum Aksa benar-benar benci sama ayah.!"lanjut Aksara masih dalam pelukan Aurora.

Dapat Aurora rasa denyut jantung kakaknya yang berdetak lebih cepat.nafas kakaknya memburu.Aurora semakin memeluk erat tubuh tinggi sang kakak.

"mas Aksa gak boleh ngomong kayak gitu sama ayah."cicit Aurora.seketika membuat Aksara sadar atas pembuatannya barusan pada sang ayah.Aksara langsung mengalihkan atensinya pada sang adik yang berada dalam dekapan.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang