Bagian 26

397 33 6
                                    


"Lo habis dari mana,Zia?"

Azzia—gadis yang baru duduk dibangku yang dia tepati lantas mengalihkan atensinya kearah orang tersebut.

"Toilet."Azzia menjawab seadanya dengan tangan yang sibuk mengambil sesuatu didalam tas miliknya.

Sedangkan Alice—orang yang tadi bertanya pada Azzia hanya mengangguk-angguk saja.keduanya kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Tidak lama setelah itu seseorang datang menghampiri mereka.tentu dengan senyuman manis yang selalu menghiasi wajahnya yang tampan.

"Wih..tumben lo belajar,Lic.?"Mahen-Ia berseru begitu semangat seraya duduk disebelah Azzia,tepat didepan meja Alice.

"Lo ngejek gue ya?"raut wajah gadis berlesung pipi itu tiba-tiba cemberut."Jahat lo sama anak sendiri,Hen."

Perkataan Alice membuat Mahen tertawa kecil.sedangkan Azzia-gadis itu tetap sibuk dengan buku tulisnya.Ia sibuk mencatat setiap materi yang menurutnya penting.

"Ohiya.anak gue yang satunya lagi,kemana?saudara lo si Apin kemana deh?tumben kalian misah.?"Mahen kembali angkat suara.Apin yang dimaksud adalah Gavin.

"Apin izin gak masuk.dia sakit."raut wajah Alice seketika berubah menjadi sendu.sebab teman baku hantamnya tidak bisa mengikuti pelajaran hari ini.sedih itu lah yang dirasakan oleh gadis berlesung pipi itu.

"Udah lo jangan sedih gitu.nih ambil."Mahen menyodorkan satu permen pada Alice.

"Permen dari orang ganteng.lo terima dong.biar lo makin manis."gurau Mahen diiringi kekehan kecil.

Tentu Alice juga ikut tertawa menanggapinya seraya menerima pemberian dari Mahen.tidak lupa Alice mengucapkan terimakasih pada laki-laki tinggi didepannya.

Kemudian Mahen mengalihkan atensinya kearah gadis disebelahnya yang tampak sibuk.tidak terusik sama sekali dengan keributan yang sedang terjadi.

"He'em."

Suara deheman dari Mahen berhasil menghentikan kegiatan gadis disebelahnya yang sedang sibuk menulis.

"Dan ini buat lo,Zi."Mahen meletakkan satu  susu kotak rasa strawberry di meja Azzia."Jangan belajar mulu.ntar lo pusing sendiri loh."lanjutnya.

Azzia lantas menoleh kearah laki-laki yang duduk disebelahnya dengan senyuman yang selalu dia perlihatkan padanya.

"Gue baru belajar sebentar,Hen.jadi gak bakal pusing lah."Senyuman tipis menghiasi wajah Azzia.

Dan itu membuat Mahen juga ikut tersenyum."Ya kita gak bakal tau kan?apa yang terjadi setelah itu?jadi buat jaga-jaga aja."

"Jangan sampe lo pusing,apalagi sampe sakit gara-gara belajar."nada bicara Mahen langsung berubah serius."Sakit itu gak enak.apalagi harus bolak-balik ke rumah sakit."

"Kadang gue heran.ngeliat mereka yang jelas-jelas udah sehat tanpa ketergantungan sama obat-obatan.tapi mereka malah pengen punya penyakit parah."

"Itu kan mereka.bukan gue,Hen."ujar Azzia."Lagian,siapa juga yang mau sakit?apalagi sakit parah sampe bolak-balik ke rumah sakit."

Mahen mengangguk kecil dengan senyuman yang tak pudar menghiasi wajahnya."Iya.gue cuma mau ngukapin isi hati gue aja kok."

Azzia kembali menatap laki-laki disebelahnya."Ohiya gue baru inget."

Kemudian gadis mungil itu mengambil sesuatu dari dalam tas miliknya.dan itu membuat pemuda disebelahnya kebingungan.

"Lo cari apaan,Zi.?"

Gadis itu tidak menjawab.Ia masih sibuk mencari sesuatu dari dalam tasnya.senyuman kecil terbit diwajah gadis mungil itu saat Ia menemukan barang yang Ia cari.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang