Bagian 22

492 40 7
                                    

***

"Ayah maafin Aksa,yah.."

"Aksa gak sengaja ngelakuin itu sama teman Aksa." lirih Aksara yang masih mengenakan seragam putih biru.

Remaja itu terus memberontak dari Adi-selaku ayahnya.

Sedangkan Adi terus menarik paksa anak sulungnya kearah gudang belakang tanpa rasa kasihan sedikitpun.

Langka Adi berhenti sebentar.Ia menatap putranya itu marah.

"Gak sengaja kamu bilang?orangtua dia datang nemuin ayah,dan nuntut ayah buat pengobatan anak mereka karna kamu sudah mendorong anak mereka sampai membuat tangan anak mereka patah.!"

Bentakan dari sang ayah membuat Aksara menunduk takut dengan cairan bening yang mengalir begitu saja membasahi wajah pucatnya.Ia menangis tanpa suara.

Kemudian remaja malang itu mendongak menatap sang ayah.Ia menggeleng ribut."mereka yang mulai duluan yah.mereka yang ngedorong Aksa."jelasnya berharap sang ayah percaya pada perkataannya.

Cairan bening tanpa henti terus membasahi wajahnya yang begitu pucat.

"Mereka ngambil uang jajan Aksa.mereka juga selalu jahatin Aksa yah.mereka hampir setiap hari mukul bahkan ngurung Aksa di toilet sekolah."

"Apa Aksa salah ngebalas perbuatan mereka?Aksa cuma ngebalas mereka sekali."Aksara semakin terisak."Mereka juga nyuruh Aksa keluar dari sekolah.mereka bilang anak miskin kayak Aksa gak pantes sekolah di sana."

"Aksa cuma pengen sekolah yah.tapi,mereka selalu gangguin Aksa."

Perkataan dari putra sulungnya membuat Adi diam seraya memperhatikan putranya yang semakin menangis.

Dan tanpa perasaan Adi menarik paksa Aksara.Adi mendorong tubuh anaknya dengan kasar agar masuk kedalam gudang.

"Ayah buka!Aksa takut disini,Aksa takut yah.."

"jangan kurung Aksa disini,Aksa mohon."Aksara berteriak tidak peduli dengan tenggorokannya yang terasa sakit.remaja malang itu terus menggedor-gedor pintu gudang,berteriak penuh permohonan.

Sedangkan Adi.Ia seperti menulikan pendengarannya.kemudian Ia berlalu pergi dari area gudang.sebelum Ia meninggalkan area gudang,Ia melihat kearah putri bungsunya yang sedari tadi menyaksikan perbuatan kejinya.

"Jangan coba-coba kamu mengeluarkan kakak kamu!kalau sampai kamu melakukannya.habis kamu ditangan ayah.!"ucap Adi penuh peringatan,setelah itu Ia benar-benar pergi dari sana.meninggalkan putri bungsunya yang menangis melihat sang kakak diperlakukan tidak baik oleh ayah kandung mereka.

Didalam gudang.tepatnya ditempat Aksara dikurung sekarang.

Remaja malang itu menyandarkan tubuhnya pada pintu gudang yang sudah tertutup rapat.Ia semakin terisak.

Ruangan yang Ia tepati begitu gelap,sekarang dada-nya rasanya begitu sesak.Ia sangat takut dengan namanya tempat gelap.

"Bunda.tolong keluarin Aksa dari sini.Aksa takut,dada Aksa sakit bunda."lirihnya meringkuk kesakitan diatas lantai yang dingin.Ia terus memanggil nama mendiang sang bunda.

"Rora tolongin mas.mas takut disini."remaja smp itu terus berteriak meminta dikeluarkan dari dalam gudang yang begitu gelap dan menyiksanya.

Bukan kali pertama Ia dikurung oleh sang ayah didalam gudang.meski begitu Ia tetap takut,Ia tidak terbiasa berada didalam ruangan yang gelap apalagi berlama-lama didalamnya.sungguh Ia tidak bisa.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang