Bagian 02

865 86 15
                                    


Motor vespa warna hijau milik Aksara berhenti didepan salah satu perumahan elit.Aksara menoleh kebelakang untuk bertanya kepada gadis yang masih bentah diboncengan.

"Sini.?"tanya Aksara memastikan.gadis yang ditanya lantas mengangguk samar.lalu Ia turun dari atas boncengan.

Beby Calista Briana.gadis yang baru turun dari atas motor Aksara itu menyodorkan helm yang Ia kenakan tadi pada Aksara.Aksara menerimanya.

Beby.gadis itu tersenyum kecil."Makasih,Sa.maaf jadi ngerepotin lo."

Mendengar penuturan dari gadis didepannya membuat Aksara tersenyum tipis."Santai aja.kalau gitu gue pamit pulang dulu."

Beby balik tersenyum menanggapinya."Iya,lo hati-hati.sekali lagi makasih."

"Iya.gue pulang dulu.Assalamualaikum."

"Walaikumssalam."balas Beby.barulah Aksara benar-benar kembali mengendarai motornya menjauh dari pekarangan rumah besar milik Beby.

Seketika Beby menepuk keningnya sendiri,saat melihat motor Aksara sudah menjauh darinya."Astaga gue lupa lagi buat nawarin ngobatin luka dia."

Gadis itu menggeleng tidak habis pikir dengan dirinya sendiri yang super pelupa.

"Beby,Beby.pelupa banget sih lo jadi orang."gumamnya."Tapi kok bisa ya wajah Aksara luka sampe segitunya?apa dia habis dirampok?atau..dia di gangguin lagi sama anak-anak.?"

Beby terus menerka-nerka penyebab kenapa Aksara bisa mendapatkan luka yang lumayan parah diwajahnya,apalagi seragam laki-laki itu terlihat sangat kotor.

"Kasian juga dia.mau nolongin,tapi gue gak mau berantem sama Ricky cuma gara-gara nolongin dia."

Terdengar helaan nafas berat gadis jangkung itu."Bodoh amat lah,lagian masih ada Mahen sama Zia yang bantuin dia."ujarnya.kemudian Ia memutuskan membawa langkahnya masuk kedalam rumah besar milik keluarganya.



"Masih ingat juga kamu jalan pulang.?"

Seruan dari seorang wanita paruh baya itu berhasil menghentikan langkah putrinya yang baru saja menginjakkan kaki kedalam rumah.

Wanita paru baya itu melangkah cepat menghampiri putrinya-Beby yang berdiri didepan pintu utama.

"Dari mana kamu.?"tanya Hana-mama dari Beby.Hana sudah berdiri didepan Beby.

Sedangkan orang yang ditanya justru menatap kesembarang arah.

"Yang pasti gak habis ngelayanin om-om."

Mendengar jawaban dari putri sulungnya itu membuat Hana kembali terbawa emosi.namun sebisa mungkin Ia menahannya,agar Ia tidak kembali melakukan kekerasan pada Beby.

"Mama bertanya baik-baik sama kamu,Beby!jawab kamu habis dari mana?kamu gak pergi kerumah Bian,kan.?"Hana melempar tatapan penuh selidik kearah putrinya.Bian adalah mantan suaminya.ayah kandung dari Beby dan Bara-adik laki-laki Beby.

Hana melimpat kedua tangannya didada.Ia tidak melepaskan atensinya dari Beby.

"Jika sampai kamu kedapatan pergi kesana tanpa sepengetahuan dari mama.mama pastikan kamu,dan adik kamu akan mendapatkan hukuman dari mama.ingat itu.!"

Beby diam-diam mengeram kesal.tanpa mengatakan apapun,Ia berlalu pergi begitu saja menuju kamarnya meninggalkan sang mama begitu saja.

"Mulai besok,mobil kamu mama sita.mulai besok,kamu dan adik kamu diantar jemput sama supir.mama gak menerima penolakan apapun dari kamu.paham.!"

Setelah mengatakan itu Hana berlalu pergi menuju dapur.

Beby yang masih berdiri diatas anak tangga.otomatis Ia masih dapat mendengar jelas perkataan dari sang mama.Ia menatap punggung sang mama yang mulai menghilang dari pandangannya.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang