03

1.2K 114 2
                                    

[Normal p.o.v]

"Arghhhh!" Rin mengacak rambutku kasar.

"Apa apaan sihh Len tadi ituuu."
Rin menatap kaca di toilet perempuan dan terlihat pantulan bayangan dirinya di depan sana.

Rin  memukul-mukul kecil pipinya  bersamaan.

"Ukhhh Rin! Sadarlahhhhh! Lihatlah dia itu Kagami Len, bukan Kagamine Len mu.

Perhatikan saja namanya 'Kagami' marganya pun bedaaa. Sikapnyapun lebih menjengkelkannn" racau Rin frustasi.

Rin terdiam sejenak. Menyalakan keran wastafel dan melihat air mengalir itu dengan tatapan sendu.

Satu hal yang dipikirkan Rin saat ini
'Kenapa sifatnya sangat mirip Len..'

Rin hanyut dalam pikirannya sendiri sampai ada seseorang membuka pintu toilet.

"Ah! Rin-chan, sedari tadi aku mencarimu!" Kata Miku dengan napas tersenggal senggal.

"A-ahh Miku? Ada apa?"

"Kelas olahraga sudah mau dimulai, ayo bergegas" Jawab Miku.

"Eum!" Jawab Rin dan segera menyusul Miku sambil berlari kecil.

.
.
.
.
.

"Baiklah anak-anak! Kali ini kita belajar mempassing bola basket!" Teriak Meiko-sensei, guru olahraga mereka.

Anak-anak menghela napas lega. Termasuk Rin. Tentu saja ia sangat bersyukur.

"Baiklah sekarang ibu akan menentukan pasangan kalian masing masing 2 orang!--"

Rin tidak mendengar jelas perkataan Meiko dan melamun melihat Len dengan intens.

[Rin p.o.v]

Aku benar benar penasaran, mengapa sifat Kagami sangat mirip dengan Lenku? Apa mungkin dia kembarannya atau bagaimana? Setahuku Len tidak punya kembaran ah, tapi mungkin saja dia---

"Hoi, Kagamine!"
Teriakan Len membangunkanku dari lamunan barusan.

"A-apa?" Sahutku gelagapan.

"Dari tadi ngelamun mulu. Mikirin aku ya?" Kata Len sambil memainkan bola basket ditangannya.

Ding dong. Tepat sasaran sekali Len. Aku gelagapan karna tebakannya benar.

"A-ah, e-engga ta-tadi ituu..cuma itu---" sebelum selesai bicara Len sudah memotongnya.

"Ah sudahlah ayo cepat." Sahutnya sambil menarik tanganku.

"A-apaan sih" racauku dengan wajah merah.
Len mengangkat alisnya sebelah.

"Bukankah Meiko-sensei menyuruh kita berpasangan?"

"Be-benarkah?mungkin kau salah dengar. Kau kan sok tau. Aku akan tanya Meiko-sensei lagi" kataku tak percaya.

"Cih, ga percayaan. Silahkan oujo-sama" cibirnya.

Aku mendecak kesal dan mengambil langkah lebar ke Meiko-sensei.

[Normal p.o.v]

Rinpun bertanya kepada Meiko

"Sensei"
"Ada apa Kagamine-san?"
"Itu..apa pasangan basketku sekarang adalah Kagami-san?" Kata Rin ramah.

Meiko segera melihat daftar absensi dan mengangguk yakin. "Benar, apa ada masalah?" Kata Meiko ramah.

"Ah, tidak ada. Arigato sensei" jawab Rin dan segera kembali ke tempat Len. Meiko hanya memandang Rin bingung.

Rin kembali ke tempat Len dengan wajah cemberut.

"Tuhkan bener kataku. Gak percaya  sih"
"Bukan gak percaya! Aku hanya kurang yakin" sahut Rin gak mau kalah.
"Hah, sudahlah. Bawel sekali. Mulai saja sekarang" Len mundur beberapa langkah dan mengoper bola ke Rin.

Rin menangkap bola itu dengan pandangan sinis. 'Dia bukan Lenku. Aku yakin itu!' Lalu mengoper bola itu lagi penuh dendam.

Sepertinya Len merasakannya dan balik mengoper bola lagi dengan kuat. Sedari tadi Rin ngedumel dumel sendiri. Dan Len yakin, pasti Rin kesal dengan dirinya.

Tapi melihat wajah Rin yang seperti itu malah membuat Len berpikir kalau... apa ya..

Rin itu imut.

Len segera mengusir pemikirannya yang gak jelas itu.

Dan melempar bola itu agak melambung. Kala itu Rin sedang melamun (lagi). Dan yak!

Bletak!

Bola basket itu tepat mengenai jidat Rin. "Aduh" Ringis Rin sambil terduduk di lantai karna bola basket itu.

Len yang sadar itu kesalahannya langsung memburu Rin.

"Rin? Apa kau gapapa?"
"Sakitt" Ringis Rin pelan. Tapi setelah melihat teman-temannya mengerubungi Rin langsung tersenyum dan berkata.

"Gak apa apa kok! Cuma sakit sesaat. Nanti juga sembuh hehe"

Miku pun menerobos dan langsung berjongkok.
"Rin? Kamu gak apa apa?" Kata Miku khawatir.
"Aku gapapa Mikuu. Tenang saja! Aku ini kan kuat!" Kata Rin sambil menutupi jidatnya dengan poni lalu tersenyum manis pada Miku.

Len yang melihat itu langsung curiga dan menyipitkan matanya.

"Ahh yokatta~ kalau gitu, Rin-chan istirahat aja ya. Jam olahraga juga sebentar lagi habis" kata Miku perhatian.

"Eumn! Arigato Miku" Mikupun berlalu pergi dan melanjutkan olahraganya.

Rin berjalan ke arah pintu keluar GOR dan memegang jidatnya lalu meringis.

Len yang penasaran mengejar Rin dengan langkah kecil dan berhasil menangkap bahu kecil itu.

"A- Ada apa?" Kata Rin bingung.
Len menghadapkan Rin ke arahnya dan menjitak Jidat Rin pelan.

"Ittaiii" kata Rin meringis perih.
Len langsung menyibakkan poni Rin dan terlihat luka memar merah pada jidat Rin.

Len menghela napas berat. "Sudah kuduga"
"Apa?"

Tanpa meminta jawaban, Len langsung membawa Rin ke UKS.
Sementara Rin hanya berblushing ria di belakang Len.

Saat di UKS Len langsung mengambil beberapa perban dan antiseptik.

Rin yang duduk menunggu bertanya "Kau mahir dalam pengobatan ya?" Tanya Rin.
"Hemm ya begitulah" sahut Len sambil berkutat dengan perban di dahi Rin.
"Dan...selesai!" Kata Len senang.
"Arigato " Kata Rin dengan suara kecil tapi Len tetap mendengarnya dan tersenyum kecil.

"Kalau masalah kesehatan serahkan padaku!" Seru Len dengan senyum lebarnya.

Pipi Rin merona sempurna.

' Kalau masalah kesehatan serahkan padaku, Rin!'

Lagi-lagi...

*
*
*
*
*

Note : maafkan author kalo chapter ini agak gaje teheheh. Pokoknya mohon dukungan kritik saran dan vomentnyaaa(๑・ิω・ิ)っ

ChildHoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang