[1 years later]
GREEEK
Dari balik pintu terlihat Len yang tengah tersenyum.
"Konnichiwa, Rin." Ucapnya dengan ceria.Tidak terdengar jawaban.
Len mendekati Rin, lalu mengeluarkan sesuatu dari belakang tubuhnya.
"Nee, lihat! Aku membawa bunga kesukaanmu~ kuletakkan di vas yaa."Tetap tidak ada jawaban.
Len menarik kursi di samping Rin. Ia menatap nanar wajah bagai porselen milik Rin yang terpejam dengan pucat.
Berbagai alat kedokteran dipasang pada tubuhnya.
Len menggenggam tangan Rin yang mulai terasa dingin.
"Hei, Rin.... kau ketinggalan banyak hal tau. Kita semua minggu depan akan melakukan ujian sekolah. Apa kau tidak bosan tidur mulu Rin?
Ah, lihat, sakuranya sudah mekar." Len melihat ke arah pohon sakura dari jendela kamar Rin.
Len menatap wajah Rin lagi.
"Rin...gomenne..." Len mendekap tangan Rin kuat.
"Cepatlah bangun Rin.." Len mengecup tangan Rin. Air mata tak dapat ditahannya lagi.Flashback on
"Kami sudah berusaha semampu kami.."
Wajah Len memucat, apa hal yang ia takutkan akan jadi kenyataan? Ia menggit bibir bawahnya, takut.
"Nampaknya Kagamine-san tidak mau merespon segala tindakan kami. Kurasa ia sudah tidak mempunyai hasrat untuk hidup lagi."
Len terpaku dengan wajah pucat dan lemas 'A-apa?' .
"Tapi kami akan tetap berusaha. Untuk saat ini, hanya ini yang bisa kami sampaikan."
Len sadar dari lamunannya. "A-Arigato, dokter."
Dokterpun berlalu pergi. Len terduduk di bench dengan kasar. 'Rin..Doushite Rin?!' Batin Len frustasi.
Flashback off
GREEEKKK
Len melihat ke sumber asal suara, lalu ia tersenyum kecil.
"Konnichiwa, Len-kun."
"Konnichiwa, Miku."Mikupun membalas senyum Len.
Ia menarik bangku di sisi lain kasur milik Rin."Rin-chan.." Miku mengusap pelan rambut Rin.
"Rambutmu memanjang loh Rin-chan." Kata Miku dengan ceria. "Ah iya!"Miku mengotak-otaki tas nya. Lalu mengeluarkan sesuatu. Bando pita Rin.
Miku menempatkan bando Rin dengan rapih di rambut Rin. "Nah, ini baru Rin-chan yang biasanya!"
Len terkekeh. Miku menatap Len lalu terkekeh juga.
SKIP
Hening menjadi atmosfir diantara mereka.
"Nee, Len-kun."
Miku memecahkan keheningan.
"Hm?"
"Apa kau ingat bagaimana kita dulu. Apa kau ingat?" Tanya Miku.
Len terdiam. "Aku ingat Miku."
Miku menelan ludahnya.
"A-andaikan kau tahu apa yang terjadi setelah itu.." Miku mulai terisak.
Len tampak kaget. "A-apa yang terjadi memangnya..?"
Miku memulai ceritanya."Setelah kau pergi, aku selalu berusaha menghibur Rin-chan. Tapi hasilnya selalu nihil. Ia menjadi lebih pendiam. Saat kusebutkan namamu ia bertanya dengan tatapan kosong
'siapa dia?'.
Itu membuatku takut. Setelah itu, tiap kali mendengar,melihat,ataupun merasakan sesuatu yang berhubungan denganmu. Ia mulai meracau yang tidak-tidak.
Karena hal seperti itu, semua siswa di sekolah mulai membully bully Rin. Mengatakan kalau Rin tidak waras dan semacamnya.
Hanya aku satu-satunya sahabatnya. Mereka menindas Rin dengan kurang ajar. Tapi tidak ada yang mau percaya pada pembelaanku. Aku tau, Rin pasti masih waras. Mereka hanya tidak dapat mengerti Rin!
Orang tuaku dan orang tua Rin memutuskan untuk mencari lingkungan sekolah baru. Dimana Rin bisa melupakan bebannya.
Disana, Rin dengan mudah berehabilitasi. Dan kami dengan mudah menjadi sedia kala. Rin bilang, ia tidak mau ada yang melihat sisi buruknya lagi. Ia sudah sangat trauma dengan kenangannya dulu.
Mulai sejak saat itu. Ia selalu tersenyum di depan semua orang. Termasuk aku. Dan saat kami kelas 2 SMA. Kau datang kepada kami lagi. Aku takut semuanya terulang lagi. Dan ternyata ketakutanku menjadi nyata."
Miku berkata panjang lebar sambil menangis.
Len terdiam. Ia tidak menyangka, Rin menjadi seperti sekarang karena kepergiannya. Ia tidak menyangka betapa Rin kehilangan dirinya.
"Bahkan sekarang aku yang takut akan kehilangan Rin.." kata Len sendu.
"Rin tidak akan pergi meninggalkan kita!"
"Rin sudah tidak sadarkan diri selama 1 tahun! Apa kau pikir dia memang masih mau hidup? Hah?!" Len membentak Miku.
Perkataan Len menusuk Miku tepat dihatinya.
Tiba tiba dokter memasuki ruangan dengan beberapa suster di belakangnya.
"Ah, kebetulan sekali ada kerabat yang berkunjung."
Miku dan Len langsung berdiri.
"A-ada apa ya dokter?" Tanya Miku.
Dokter menghela napas berat.
"Sebenarnya begini, kami sudah mendapat persetujuan dari orang tua Kagamine-san sendiri, yang seperti kalian tahu, sedang berada di luar negri. Mereka berkata, Kagamine-san sudah terlalu lama tidak sadarkan diri."
Miku menggigit bibir bawahnya cemas.
"Mereka berpendapat sama dengan dokter dokter disini. Kagamine-san sama sekali tidak mau merespon perbuatan kami. Dengan berat hati, kami harus membiarkan Kagamine-san beristirahat dengan tenang dengan mencabut selang oksigen padanya." Jelas dokter panjang lebar.
Miku terduduk lemas. Len terbelalak.
"T-tunggu dulu dok! Apa tidak bisa menunggu lebih lama lagi?! Apa tidak ada cara lain?!" Tanya Len frusatasi.
Dokter menggeleng lemah, "Maaf."
Len menatap dokter dengan tidak percaya. Lalu ia menoleh ke arah Miku yang tengah menangis di pelukan Rin.
"Kami berikan 10 menit untuk kalian." Dokterpun berlalu pergi.
Len terduduk lemas. Ia menggenggam tangan Rin kuat.
"Rin..kumohon Rin... jangan biarkan mereka melakukan itu Rin...Rin...bangun Rin..."
Air mata tidak dapat dibendungnya lagi.
"Kau disana kan Rin-chan? Jawab aku Rin. Kumohon Rin... aku menyayangimu Rin-chan. Hanya kau yang penting bagiku. Hanya kau."
Miku mengelus pipi Rin. Sambil menggenggam tangan Rin dan menangis.
Len menggenggam tangan Rin dan mengecupnya terus menerus dengan linangan air mata.
'Kamisama...kumohon kembalikan Rin pada kami..kami sangat menyayangimu Rin..'
Tiba-tiba dokter memasuki ruangan. "Baiklah, ini sudah 10 menit."
"Tolong biarkan kami tetap disini dokter." Pinta Miku.
Dokter tersenyum kecil dan mengangguk. "Baiklah."
"Suster tolong ya."
Suster pun melepas selang oksigen Rin perlahan lahan. Dan pelepasanpun berakhir.
Miku menangis dengan keras. Len menangis dan terus mengecup tangan Rin.
"Rin..."
[Tbc]
Kyaaaa... Rin-chann . Hahaha gomen kalau feelnya ga dapet._. Author gak pinter bikin angst sih tehehehe :9
Bagusnya sad ending atau happy ending ya...
*masih labil*Voment adalah semangat author buat nerusin ini! Makanya keep vomenttt heheheh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ChildHood
RomanceApa kisahku akan berakhir seperti kisah kisah lainnya? -Kagamine Rin Apa yang dulu harus berakhir sama seperti yang dulu? -Kagami Len Disclaimer vocaloid belongs to 》Crypton future media the story belongs to me.