06

1K 94 0
                                    

"Aku menemukan sahabat kecilku!" Seru Len senang.
"Hah?"






*
*
*
*


Aku terpaku mendengar perkataan Len barusan. "A-apa maksudmu Len?"
Len pun menduduki kursinya lalu menghadap ke arahku dan tersenyum girang.

"Kuulang ya, aku menemukan sahabat kecilku" tuturnya penuh penekanan.
Saat ini aku gelagapan.

Apa yang dimaksud Len itu aku? Lalu apa yang akan kulakukan nantinya? Sebaiknya kuyakinkan padanya dulu siapa yang dia maksud.

"Siapa orang yang kau maksud?"

"Ah dia--"
Tiba tiba jendela di samping kami terbuka dan menampilkan sosok dengan surai hijau, Megpoid Gumi.

"Mo~Lenny haya--"
Kata katanya terputus saat melihatku. "Dia siapa Lenny?"

'A-apa?Lenny?' Batinku.

"Ahh ini yang kumaksud tadi Rin, ini sahabat kecilku, Gumi."

Aku membeku di tempat. Pernyataan Len tadi menghantamku sangat keras.

"Megpoid Gumi desu,yoroshiku nee" kata Gumi ceria.

"A-ano Kagamine Rin,desu"
Kataku gugup.

Aku mencengkram rok ku kuat dan menunduk dalam dalam.

[Normal p.o.v]

Gumi tampak celingak celinguk di luar kelas. Lalu langsung bicara dengan Len.

"Len,aku balik ke kelas dulu ya"
"Ah, hai' "
"Jaa nee"

Lalu Gumipun langsung berlalu.

Melihat Rin yang sedari tadi menunduk Len jadi khawatir.

"Rin,doushite?"

Rin yang mendengar suara Len kaget dan menatap Len lalu mencoba tersenyum.

"Nandemonaiyo"

"Nee,Len. Bagaimana kau bisa bertemu Gumi-san?"

"Ah, aku baru bertemu dengannya beberapa hari yang lalu. Tapi kemarin Gumi berkata kalau kami adalah teman waktu kecil, yaa begitulahh." Jelas Len.

"S-souka...yokatta nee..kau bertemu dengan sahabat mu" kata Rin masih menunduk menutupi airmatanya yang sudah menggenang.

"Hnn! Sankyu Rin."

"Untuk?"

"Karena sudah menyemangatiku kemarin"

Rin terdiam,lalu tersenyum kecil.
"Iee, aku tidak melakukan apapun kok Len."

Len hanya tersenyum miring sesaat sebelum pelajaran dimulai.

-pulang sekolah-

Di depan kelas sudah terlihat Len dan Gumi yang saling bercanda ria. Rin yang melihat itu langsung berlalu pergi tanpa berniat melihatnya.

-skip-

Kali ini Rin tidak berjalan pulang, melainkan dia berjalan menuju tepi sungai. Sesampainya dia berdiri mematung disana. Terbayang kenangan masa lalunya dengan Len.

Secercah ingatan itu membuatnya tertawa kecil.

"Nee hahaha. Apaan sih aku ini,sudah seharusnya aku senang kalau Len bertemu dengan sahabatnya lagi"

Rin mencengkram roknya kuat kuat dan menunduk.

"Aku harus senang, harus senang ya kan? Lenmu yang dulu bukan dia Rin,bukan dia. Bukan"
Rin lalu memukul mukul dadanya kencang.

"Ittai, ittai. Kenapa rasanya sakit sekali disini. Ittai." Ringis Rin parau.

"Ke-kenapa sakitt. Kenapaa? Hentikann, kumohon hentikannn."
Racau Rin dengan isakan keras sambil berjongkok. Ia mencengkram kuat rumput dibawahnya kuat kuat.

Melampiaskan kesakitannya pada rumput disana.

"Rin?"

Suara berat itu sangat familiar bagi Rin. Ia pun terkejut dan menghapus semua air matanya.

"N-nani, Len?" Balas Rin tanpa mau melihat Len sedikitpun.

"Hei, daijoubu?" Tanya Len sambil mendekati Rin lalu memegang bahunya.

Rinpun menepis tangan Len cepat.

"Aku gapapa. Pergilah."

"Aku gak percaya"
"Gapapa. Pergilah." Kali ini nada Rin menjadi bergetar.

"Jangan bohong padaku Rin."
"Tinggalkan aku,Len."

Len mulai gregetan dengan Rin.
Len pun mencengkram kedua pundak Rin dan membuatnya menghadap Len saat ini.

"Hey! Tatap aku!"

Len memaksa Rin menatapnya dengan satu gerakan.
Kedua mata aquamarine itu saling bertemu. Melihat genangan air di mata Rin membuat Len terpukul.

'A-apa yang membuatnya menangis?' Batin Len keras.

Dengan sekali gerakan Len memeluk Rin erat.

Rinpun memberontak.
"Lepaskan aku Len,lepaskann" racaunya sambil memukul bahu Len.

"Lumpahkan semuanya Rin, aku tidak akan marah padamu." Len mempererat pelukannya.

Rin tetap memukul bahu Len berusaha pergi. Tapi perasaannya tidak dapat ditahan lagi. Pukulannya perlahan berhenti dan digantikan dengan tangisan keras dari Rin.

"Kau jahat Len, jahat!" Racaunya disela sela tangisan.
Len hanya terdiam.

"Hai' hai' gomenne. Walaupun aku gak tau salah apa. Gomenne."
Kata Len sambil mengusap kepala Rin hangat.

Seketika Rin berhenti menangis.
'I-ini tidak benar. Tidak benar.' Batinnya. Iapun langsung melepas Len dengan kasar.

Len hanya melongo bingung.

"Ku-kurasa sudah cukup Len, setelah ini anggap saja kita tidak pernah bertemu." Kata Rin sambil menjauhi Len.

Len tampak kaget. "Ma-maksudmu apa Rin?" Tanya Len sambil berusaha mendskati Rin lagi.

"Ja-jangan mendekat!"
"Aku akan terus mendekat kalau kau tidak menjelaskan semuanya,Rin!" Len semakin mendekatinya. Sementara Rin yang terus mundur menjauh.

Tanah yang ia dan Len duduki merupakan tanah yang cukup miring jadi..

"Menjauh Len! Menjauh dariku kupe-- Kyaaaaa!"

"R-RIN!"

********************

A/n : maafkan lama update nya hehe ;p keep voment!










ChildHoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang