Serasa Déja vu aja
*
*
*
*[Normal p.o.v]
Bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid langsung berhamburan keluar kelas.
Kali ini Rin sama sekali tidak terlihat tergesa-gesa dalam membereskan buku.
Rin menatap meja di depannya.kosong.
Ia menghela napas berat.
Pikirannya penuh dengan misteri Len yang terjadi padanya.Miku yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Rin berpikir, 'Aneh..pasti ada yang salah'
Miku segera menghampiri Rin yang sangat terlihat lesu.
"Rin-chan"
Rin tampak kaget "Y-ya?"
"Daijoubu?"
"Eun, Daijoubu" jawab Rin dengan senyum.
"Kalau ada masalah ceritakan saja padaku, Rin. Aku duluan ya, Bye-bye!" Kata Miku sambil menepuk pundak Rin dan berlalu pergi.
"Hati-hati yaa!"balas Rin.Saat keluar kelas, Rin melihat Len sedang berdiri di depan mading. Mading yang cukup jauh membuat Rin menyipitkan matanya. Jika ia tidak salah lihat Len sedang bersama seorang perempuan. Ya! Perempuan. Rin tidak melihat jelas siapa perempuan itu. Tapi tiba tiba sesuatu membuatnya kaget bukan main.
Len mencium tangan gadis itu.
Ulangi mencium.
Ya cium.
Cium.
Omg.'Oh tuhan! Apa yang bocah kuning itu lakukan?! Dasar Player!' Batin Rin kaget.
Lalu Len dan gadis itu berlalu dengan tangan Len yang merangkul pinggang gadis itu. Rin bergidik ngeri melihat itu. Dan langsung saja pulang
Rin berjalan kecil sambil menendang nendang kerikil kecil. Pikirannya tidak bisa terlepas dari Len.
' Tidak mungkin dia Lenku! Lenku bukan seorang Player! Sudah pasti dia bukan Lenku!!' Batin Rin sambil menggeleng geleng keras.
Seketika dia termenung,
"Kehadiran Kagami sekarang membuatku lebih kangen pada Lenku" Gumam Rin.
"Siapa? Aku?"
Rin terbelalak mendengarnya."Ka-kagami?!"
"Kenapa kaget gitu?"
"Dari kapan ada disitu?"
"Baru aja"
"Ngapain disini?"
"Hah? Ya mau pulang lah"
"H-hah?"
"Ayo bareng" Len secara paksa menarik lengan Rin.
Rin kaget, "Ishh apaan sih" Rin berusaha melepaskan lengan Len darinya. Tapi sayang Len lebih kuat darinya.Tiba-tiba Len berhenti.
'Brakk'
"Aduuuhh Len jangan berhenti tiba tiba dong!" Protes Rin yang merasakan sakit pada jidatnya itu.
Tapi Len tidak merespon, Rinpun mengikuti arah pandang Len yang mengarah pada sebuah ayunan dibawah pohon rimbun dengan kursi kayu di sampingnya.Rin tersadar,
[Rin p.ov]
Tempat ini, ini tempat aku dan Lenku dulu suka bermain bukan?
Aku menatap Len menuntut pertanyaan. "Len--"
Sebelum selesai Len sudah memotong."Dulu aku sering bermain disini"
Aku terkesiap.
"H-hah?"
"Sebelum aku pindah ke Tokyo, aku dulu tinggal disini loh" Len terlihat tersenyum getir.
Baru kali ini aku melihat Len terlihat rapuh seperti itu.
Len tiba tiba berjalan menuju kursi kayu di bawah pohon rimbun itu.
Aku mengikutinya dari belakang.Akupun ikut duduk disamping Len.
Kulihat Len menghirup napas berat dan menghembuskannya.
"Angin disini pun sama seperti dulu"
Aku melihat Len dengan tatapan tidak percaya. Dari sudut ini Len Kagami terlihat benar benar seperti Lenku.
Tuhan,
Bantu aku.
Len melanjutkan cerita.
"Dulu aku punya sahabat saat kecil disini,perempuan. Kami slalu bersama." Lagi lagi senyum getir itu.
"Aku juga dulu punya sahabat kok, Laki-laki. Dia pindah rumah saat aku kelas 2 sd. Sungguh, aku merindukannya" Aku ikut terhanyut suasana rindu ini.
Len terkekeh geli, "Sepertinya nasib kita sama. Dia selalu hadir disisiku, sampai sampai aku jatuh cinta padanya.hahaha" Len tertawa. Aku tetap menyimak ceritanya, berusaha mencari titik terang diantaranya."Tapi sayangnya, aku tidak bisa ingat wajah,nama,bahkan suaranya."
"Ke-kenapa?"
"Aku kehilangan ingatanku saat kelas 4 sd karna kecelakaan" Len tampak tersenyum lesu. Aku makin tak percaya."Kupikir,bila aku kembali ke hokkaido aku bisa mengingatnya. Tapi, aku hanya bisa mengingat taman ini." Len menelungkup wajah miliknya di tangannya.
Aku tidak tega melihat Len rapuh seperti ini.
"Kau tau Rin? Sungguh aku sangat merindukannya. Ia, adalah alasanku berdiri disini sekarang." Kata Len dengan suara bergetar.
Aku langsung bangkit dan berjongkok dihadapan Len.
Ku raih pipinya dan menamparnya pelan."Aaww" Len meringis kecil.
[Normal p.o.v]
"Hei! Jangan cengeng!" Sahut Rin dengan semburat merah di pipinya.
Jarak antar wajah mereka hanya beberapa centi saat ini.
Wajah Len juga memerah sedikit."Aku akan membantumu mencari sahabat kecilmu itu, Len!"
Len terkesiap, Rin memanggilnya dengan nama kecilnya. "Ba,bagaimana caranya?" Kata Len ragu.
Rin terdiam, lalu menggeleng kecil.
"Aku tidak tau, tapi aku akan berusaha membantumu! Jadi jangan sedih" Rinpun melepas tangannya dari pipi Len tapi tetap menatapnya lekat."Kagami--"
"Panggil aku Rin saja"
"Ri-Rin? Apa kau serius?"
"Tentu saja!"
Jawab Rin yakin.
"Mulai sekarang bersiaplah rahasiamu terbongkar oleh ku, Kagami Len." Kata Rin sambil menjitak kepala Len pelan.Cup
"Arigatou, Rin"
***********
Note: maafkan lagi lagi ini chapter gajee:'v tapi mohon kritik dan saran serta Vomentnya semuaa
KAMU SEDANG MEMBACA
ChildHood
RomanceApa kisahku akan berakhir seperti kisah kisah lainnya? -Kagamine Rin Apa yang dulu harus berakhir sama seperti yang dulu? -Kagami Len Disclaimer vocaloid belongs to 》Crypton future media the story belongs to me.