Sherina tertawa geli setelah mengirim pesan tersebut. Setelah memastikan bahwa calon suaminya itu sudah membaca pesannya, gadis itu kemudian mengganti bajunya dan bersiap untuk memenuhi janji makan siangnya dengan Flora dan Devano.
-
Sadam tengah sibuk memperhatikan presentasi yang disampaikan klien baru perusahaan mereka ketika tiba-tiba hpnya yang dia letakkan di meja bergerak menandakan ada pesan masuk. Laki-laki itu masih sesekali memperhatikan ke depan ketika meraih ponselnya dan membuka pesan masuk.
Lelaki itu terkesiap pelan dan matanya membulat sempurna. Apa-apaan ini? Bukan. Bukan karena Sadam tak menyukai pesan menggoda yang akhir-akhir ini menjadi kegiatan baru mereka. Tapi ini sudah keterlaluan. Sadam buru-buru meletakkan layar HP itu di dadanya dan melihat sekeliling dengan gugup. Takut kalau ada yg mengintip.
Bisa-bisanya tunangannya itu tiba-tiba mengiriminya foto seperti itu padahal dia tahu bahwa sudah seminggu ini mereka tak bersentuhan karena Sherina sedang kedatangan tamu bulanannya. Oh, gadis itu pasti tahu betul efek samping dari kelakuan nakalnya ini. Karena saat ini tidak ada hal lain yang ingin Sadam lakukan selain pulang ke apartemen Sherina lalu menyeret perempuan tersayangnya itu ke tempat tidur dan membuatnya mendesahkan nama Sadam sampai pria itu puas.
-
"Daam ayo dong bangun!" Sherina membangunkan lelaki yang masih tertidur pulas itu dengan nada manja bercampur sedikit kesal.
Sedangkan yang dibangunkan masih enggan membuka kedua matanya. Ia masih sangat mengantuk, dan kasur Sherina begitu nyaman untuk ia tinggalkan.
"Ini udah jam lima loh, ayo siap-siap nanti keburu macet." Keluh Sherina masih mencoba mengguncang tubuh tunangannya itu agar mau membuka mata.
Namun tetap saja Sadam menggumam tidak jelas yang intinya bilang dia masih ngantuk.
"Sayaaang, jangan bilang kamu lupa hari ini janji mau ke Lembang sama aku." Kini Sherina mulai melancarkan aksi merajuknya.
Jadi ada tiga cara membangunkan lelaki itu : pertama dengan cara biasa seperti tadi, kedua dengan cara yang sedang ia lakukan sekarang yaitu pura-pura ngambek, dan ketiga kalau masih belum bangun juga hmm.. pakai cara dewasa deh pokoknya. Tapi tentu saja cara ketiga lebih sering merugikan dirinya sendiri karena efeknya membuat Sadam tidak membiarkan Sherina untuk keluar dari kamar dan berakhir mereka telat berangkat.
Makanya, cara paling ampuh tetaplah yang kedua yaitu merajuk.
Lihat, setelah mendengar nada merajuk itu, Sadam perlahan membuka matanya dan kini sudah menatap Sherina yang duduk di pinggir kasur dengan mata yang setengah terbuka.
"Nggak lupa kok, sayang." Jawab Sadam dengan suara serak khas baru bangunnya.
"Ya udah sekarang kamu siap-siap. Aku udah tinggal berangkat loh ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
.°。✧ 𝑨𝒃𝒐𝒖𝒕 𝑼𝒔 : 𝑹𝒆𝒘𝒓𝒊𝒕𝒆 𝑻𝒉𝒆 𝑺𝒕𝒂𝒓𝒔 ˎˊ-
Fanfiction"Hai, Nama kamu siapa? Nama aku Sherina." Gadis ceria itu tersenyum sambil mengulurkan tangannya. "Sadam." Jawab anak laki-laki itu datar. Sebuah perkenalan singkat yang normal. Sebuah perkenalan normal yang akan membawa mereka pada takdir yang luar...