03. janji konyol

449 30 8
                                    

Happy reading!!🐣

"Chan anjirr lo tahu kemarin malam nih, hampir aja Renjun ketangkep. Gila! Kenapa sekarang jadi sering banget razia sih. Tu polisi pada gabut kah nggak ada penjahat?"

Renjun mengedikkan bahunya acuh mendengar cerocosan dari sahabatnya.

"Ga tau. Penjaranya lagi kosong kali, makanya butuh orang buat di masukin penjara," jawab Renjun sekenanya.

"Tolol."

"Etdah. Untung kemarin lu kaga jadi turun ke arena. Nggak tahu lagi gue kalau daddy jo sampek nebus lo lagi di pegadaian."

"Anjing. Penjara tolol. Pegadaian."

Haechan melamun, benar juga kata dua temannya ini. Beruntung sekali kemarin Mark-

Ahhh tidak-tidak beruntung sekali feeling Haechan benar buat nggak turun ke arena.

"Eh Chan. Pangeran kesiangan lo masih sakit kah? Kok nggak nampak nih dada bidangnya?"

"Na. Lama-lama lo yang gue jual ke pegadaian." jawab Renjun menatap Jaemin kesal.

"Udahlah lagian juga dia kan menurut Haechan nih pengganggu ya. Jadi bukankah harusnya tuan putri Haechan bahagia karena tidak diganggu dua hari ini." ejek Renjun menatap Haechan yang hanya acuh tidak tertarik masuk ke dalam pembicaraan sampah mereka berdua.

Ia berdiri dari duduknya. Kemudian pergi meninggalkan ruang kelas.

"Oi mau kemana tuan putri Haechan."

"Nyebat."

"Njir."

"Lu mau ikut na?" tanya Renjun menatap kepergian Haechan.

"Nggak ah njun. Gue juga mau naik kelas 12. Masak gue bolos mulu. Lu aja kali yang nemenin Haechan. Kasian dia sendiri,"

"Lhah lu kan juga temennya bego. Nggak dulu deh. Gue kemarin juga udah bolos. Nggak mau gue. Minggu depan ujian kenaikan lagi." tolak Renjun.

"Yaudahlah. Lagian Haechan juga udah gede."

__

"Melk ayo menikah," ujar Haechan kecil memeluk perut teman satu tahun lebih tua darinya.

"Tidak bisa Chanie. Menikah hanya untuk orang-orang besar."

"Chan besar sudah." Haechan melepaskan pelukan di perut Mark, dan berdiri sambil menekuk tangan di samping kanan-kiri tubuhnya.

Mark kecil terkekeh kemudian.

"Kamu mending les ngomong dulu deh Chan."

"Ihhh" kesal Haechan sambil menghentakkan kaki mungilnya.

"Melk tidak mau menikah dengan Chan?" tanya Haechan sambil memanyunkan bibirnya.

"Sudah aku bilang, menikah hanya untuk orang besar. Kamu masih kecil, segini," Mark mendekatkan jari telunjuk dan jempolnya dengan jarak sangat kecil.

"Yasudah. Tidak papa. Kalau Chan besar, Melk harus janji buat nikah dengan Chan. Ya Melk ya..nanti kita beli ice cream banyak-banyak." Haechan memeragakan berapa banyak ice cream yang ingin ia beli.

Mark membalas pelukan erat itu, kemudian mengecup pelan rambut Haechan. Wangi shampo bayi.

"Melk janji dulu," Haechan menyodorkan kelingking mungilnya.

Mark tersenyum kemudian ikut menyambut janji kelingking mungil milik Haechan.

"Janji," Mark kemudian mencubit pelan hidung kecil Haechan, membuat Haechan marah kemudian mengejar Mark, kakak tersayangnya.

Chance| MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang