24. pisah rumah

386 45 13
                                    

Happy reading!!🐣
Sorry for typo's

.
.

Haechan mengelus pelan perutnya, menghembuskan napas dengan berat ketika mendengar suara mobil Mark menjauhi perkarangan rumahnya. Suaminya telah pergi.
Untuk sembuh.

Haechan merasa setengah dari bebannya telah hilang, setelah mendengar sang Suami yang masih mencintainya, namun kini bukan seperti cerita dongeng yang mana jika saling mencintai lalu hidup bahagia dan membentuk keluarga yang hangat, masih ada satu langkah lagi untuk membuat rumah itu tidak terasa hampa dan kosong.

Keduanya harus mampu melupakan luka itu, bukan sekedar berdamai dengan luka, namun melupakan.  Seakan-akan bayangan akan sakit dan perihnya luka itu sudah hilang dan keduanya siap untuk beriringan dalam membangun rumah hangat yang penuh warna bersama.

Haechan berpikir jika memang cinta suaminya masih tetap sama untuknya, bukankah keadaan kemarin sungguh menyiksa Mark.

Diatas rasa cintanya, ia harus mampu memberikan Haechan pelajaran akan kesalahan yang ia perbuat. Dan itu juga menyakiti suaminya.

"Bayi, Papamu sangat mencintai papi. Papi seharusnya sadar bahwa kita sama-sama membutuhkan waktu untuk sembuh. Ayo kita tunggu papa kembali hmm."

Haechan kembali terdiam sesekali mengusap lembut perutnya yang semakin membuncit,

"Bantu papi untuk mencintai papa ya sayang,"

●○●○●○●○●

Pagi ini Haechan bangun dengan keadaan hati yang bahagia, ia akan berangkat ke kampus untuk melanjutkan studinya. Sebelum itu, ia sudah menyiapkan bekal untuk suaminya. Ia akan memberikannya nanti.

Dan sekarang ia sedang menunggu Mark di depan rumah. Karena suaminya itu bilang akan menghampirinya dan mengantarnya ke kampus.

Namun, sudah hampir setengah jam menunggu, mobil Mark tak kunjung ada dalam pandangannya.

Maka ia segera memberi pesan pada suamimya dan menanyakan apakah dia baik-baik saja? Kenapa belum sampai? apakah macet?

Haechan khawatir, karena memang ia belum tahu di mana apart suaminya berada dan berapa lama jarak tempuhnya.

Ting!!

Satu pesan masuk, membuat Haechan dengan segera melihat handphonenya.

Hatinya berdenyut sakit, ketika mendapati pesan Mark, bahwa ia sudah sampai di kampus dan meminta maaf padanya karena lupa jika memiliki janji berangkat bersama.

Haechan segera berdiri dan mengunci pintu, menarik napas dan menghambuskanya lalu kembali mengusap perutnya yang sedikit kram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan segera berdiri dan mengunci pintu, menarik napas dan menghambuskanya lalu kembali mengusap perutnya yang sedikit kram.

"Bayi, jangan marah pada papa. Papi nggak papa kok, papi nggak marah sama papa. Cuman kecewa dikit, dikit sekali. Gapapa. Ayo kita berangkat naik ojek online sayang, hmm iyaa papa yang memesankannya. Jadi jangan marah dan membuat kram perut papi okai."

Chance| MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang