21. mati rasa

562 49 17
                                    

Happy reading!!🐣
Sorry for typo's

.
.

Haechan membayar taksinya dan tak lupa mengucapkan terimakasih.

Ia berjalan pelan seraya memegang kertas hasil usg.

Ceklek

Netranya menatap ke arah ruang tamu. Ia mendapati suaminya tengah mengerjakan sesuatu di laptop miliknya.

Tungkainya ia bawa ke sana, berniat menceritakan kondisinya dan perkembangan sang janin.


"Mas Mark...aku mau ngomong."

"Besok saja Haechan. Aku lagi sibuk, deadline nya nanti malam. Istirahatlah."

"Tapi ini penting,"

Mark menghembuskan napasnya jengah, kemudian menutup laptopnya.

"Baiklah, katakan!"

Haechan tersenyum senang, kemudian ia memberikan kertas hasil usg yang dari tadi ia pegang ke arah Mark.

"Lihat!! Bayiinya sehat, dia sudah berusia 8 minggu." Haechan dengan antusias menceritakan perkembangan bayinya.

Mark hanya menatap kertas itu sekilas.

"Hmm baguslah. Sudah kan?" Mark segera berdiri dari duduknya dan berniat masuk ke dalam kamar.

"Mas, tapi..-"

"Apalagi?!! Bayimu sehat dan dia baik-baik saja kan. Cukup lahirkan dia ke dunia ini dan kau akan bebas dariku Haechan. Jangan membuat masalah dan membuat semuanya menjadi runyam. Cukup tampung bayi itu, dan pergilah sesukamu. Aku tak perlu tahu hal lainnya, terserahmu. Yang penting bayi itu sehat. Sudah." Mark pergi meninggalkan Haechan yang masih termenung di ruang tamu.

"Benar. Gue bakal pergi Mark. Tenang aja, gue pastiin bayi kita bakal lahir dengan selamat ke dunia ini." Haechan terkekeh pelan seraya menghapus air matanya.

________

Kalau dulu Haechan akan diantar jemput oleh Yeonjun, kekasihnya. Lalu sekarang? Ia harus berangkat kampus bersama siapa?

Bersama Mark? Cih. Mark saja pergi ke kampus tanpa berpamitan dengannya.

Maka dengan lesu Haechan memesan ojek online untuk membawanya pergi ke kampus.


"Ayo bayi semangat!!" Haechan menarik napas kemudian menghembuskannya pelan. Ia merasa sangat malas untuk berangkat ke kampus.

Tungkainya berjalan pelan memasuki ruang kelas,

"Ei jalang!!"

"Anjirr pura-pura tuli ya lo?"

Tangannya tertarik ke belakang akibat tarikan kuat dari salah satu mahasiswi di sana.

Haechan menatap datar mereka semuanya.

"Ck. Sombong amat tuh muka,"

"Sombong lah, orang kemarin malam dia habis ngangkang gratis sama om-om."

"Kenapa diem aja sih? Lo bisu apa gimana? Setahu gue sih, Haechan di SMA gak kaya gini. Hahaha nggak nyangka gue, kenapa lo jadi kaya banci sih."

"Ups lupa, lo kan udah hamil ya? Jadi harus seperti perempuan-perempuan gitu, ihh."

"Anak siapa sih yang lo kandung itu?"

"Pasti lo nggak tahu ya bapaknya siapa?"

Haechan menggeram marah, sial saja anaknya dikira anak jalang dan nggak tahu bapaknya. Orang dia aja dah punya suami!!

Chance| MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang