22. luka yang basah

348 29 1
                                    

Happy reading!!🐣
Sorry for typo's

.
.

Mark terusik dari tidurnya ketika mendengar suara air dan muntahan dari sebelah kamarnya.

Mendudukkan dirinya di kasur, kemudian memijat keningnya yang berdenyut nyeri, efek dari alkohol yang semalam ia minum.

"Apa ia begitu tersiksa?" gumamnya seraya memandang foto di nakas kamar tidurnya.

Foto pernikahannya dengan Haechan.

Mengambil bingkai foto tersebut,

Tatapan Mark tertuju pada foto itu, kemudian berdecih ketika melihat wajah isterinya yang datar tanpa kebahagiaan sama sekali dalam foto pernikahan itu, berbeda dengannya yang tersenyum dengan rasa syukur karena telah mendapatkan dunianya.

"Lo bodoh Mark, harusnya lo nyerah sebelum menjadikan dia pendamping hidupmu. Haha. Kenapa? Kenapa baru sekarang Haechan? Aku sekarang bimbang Haechan, kamu berubah hanya karena penyesalan itu, atau memang kamu berubah karena kamu mulai mencintaiku? Tapi apapun alasanmu, aku sungguh tidak bisa kembali Haechan. Bukan karena rasa sakitku, tapi trauma dan penyesalan saat kamu dengan tega membunuh darah dagingku adalah alasan aku bersikap seperti sekarang."

Mark segera beranjak dari kasur dan masuk ke dalam kamar mandi.

Sedangkan di sisi Haechan, saat ini ia ditemani Jaemin yang setia memijat tengkuknya.

"Chanie, kita ke rumah sakit ya," ajak Jaemin yang masih berusaha membujuk Haechan.

"Nggak usah na. Gue gapapa kok,"

Jaemin segera membaringkan tubuh Haechan dan menyelimutinya.

"Lo tidur dulu, gue keluar sebentar. Mau manggil Jeno,"

__

"Bang lo mau kemana?"

Mark hanya menoleh sekilah ketika mendapati sang adik yang masih tinggal di rumahnya.

"Kampus."

"Isteri lo sakit."

"Gue tahu." Mark bergegas pergi meninggalkan rumah, tak peduli Jeno yang menyumpah serapah di belakangnya.

Ting Tong

"Apa benar ini rumahnya Haechan?"

"Iyaa benar. Anda siapa?" Jeno memandang perempuan cantik di depannya.

"Aaah perkenalkan. Saya Dokter Kandungan tuan Haechan. Dokter Klara. Saya ditelepon kemari untuk memeriksa kondisi tuan Haechan dan janinnya. Boleh saya masuk?"

"Ohh, boleh. Silahkan dokter," Jeno mempersilahkan dan mengantarkan Dokter Klara ke kamar Haechan. Jeno berpikir mungkin isterinya yang menelepon dokter untuk memerika kondisi Haechan.

"Siapa Jen?"

"Ini Dokter Klara sayang, dia akan memeriksa Haechan."

"Aah benarkah. Syukurlah. Silahkan Dokter," Jaemin membuka pintu kamar Haechan dan mempersilahkan Dokter Klara melakukan pemeriksaan di dalam.

Sedangkan kini Jeno dan Jaemin menunggu di ruang tamu.

"Baru saja aku minta kamu buat nganterin kita ke rumah sakit. Eh ternyata kamu udah telepon dokter. Syukur deh,"

"Lhoh bukan kamu yang menelepon Dokter Klara?"

"Bukan. Jadi..-"

"Aku kira kamu yang nelepon dokter untuk meriksa Haechan."

Jaemin terdiam sebentar kemudian mengingat kejadian semalam saat ia baru tiba di kamar Haechan.

Flashback on

Chance| MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang