06. jebakan

442 26 13
                                    

Happy reading!!🐣

~Skip time~

Saat ini Mark sudah menjadi mahasiswa semester 3, dan Haechan menjadi mahasiswa semester 1 yup mahasiswa yang baru menginjakkan kakinya di kampus yang sama dengan Mark.

Haechan sempat menolak, namun karena paksaan dari Daddy dan mae nya membuat ia tak bisa berkutik.

Haechan menolak karena terpaksa ia harus menjalin hubungan jarak jauh dengan sang kekasih. Siapa sangka hubungannya dengan Arum bisa sampai satu tahun lebih, padahal memang dari awal Haechan tidak pernah mencintai Arum atau menaruh perasaan pada perempuan itu. Namun, seiring waktu bersama
Haechan semakin jatuh dengan pesona Arum. Semenjak menjalin hubungan dengan Arum, sedikit demi sedikit ia mulai meninggalkan dunia malamnya. Walaupun tidak seratus persen hilang, karena ini juga masih proses. Intinya Haechan amatlah merasa bersyukur bisa mengenal Arum dalam hidupnya.

Seperti yang tadi dikatakan, Haechan tidak seratus persen meninggalkan dunia malamnya. Seperti saat ini, dirinya sedang berada diclub dengan minuman bertengger di tangannya.

"Chan!! Arum nggak marah apa lo kesini?"

"Dia nggak bakal tahu, kalau kalian nggak ngasih tahu. Lagian gua cuman sebentar kok di sini. Habis ini gua mau cabut juga. Satu botol lagi boleh lah."

__

"Haechan??.."

"Babe..-aku bisa jelasin."

Plak

Haechan mengejar Arum yang sudah pergi meninggalkan club itu.

Menarik lengan itu kencang dan membawa badan arum berbalik menatapnya.

"Itu yang terakhir."

"Kamu udah bilang gitu berkali-kali Haechan. Aku tu bukan nya ngekang kamu atau gimana. Aku cuman nggak mau kamu kenapa-napa. Aku peduli sama kamu. Tapi aku rasa kamu cuman nganggep aku angin lalu bukan? Kita selesaikan di sini."

"Nggak. Gua nggak mau. Aku peduli sama kamu Arum. Aku nggak mau hubungan kita selesai. Ayo aku antarkan kamu pulang. Kita bicara besok lagi."

Arum menyentak tangan Haechan.

"Kita putus. Aku udah capek sama kelakuan kamu Haechan. Aku nggak mau ada hubungan apapun lagi sama kamu. Kita selesai."

Arum pergi meninggalkan Haechan dan masuk ke dalam mobil miliknya.

"Nggak Arum. Arumm lo harus dengerin dulu penjelasan gua. ARUMMM.- AGHHH SIALL!!"

"Ck. Haechan lo bakal tetep jadi milik gua. Makasih ya Arum tadi udah mau datang ke club haha."

___

Mark mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Tidak ada yang berubah dari hidupnya, hanya sedikit dari rutinitasnya yang berhenti, ya contohnya mencoba untuk melupakan Haechan?

Sama seperti mahasiswa pada umumnya, Mark disibukkan dengan tugas dosen, kegiatan organisasinya, dan ia juga sudah mulai bekerja di perusahaan sang Daddy. Tidak mudah memang menjadi Mark.

Saat ini hujan masih turun dengan derasnya, beruntung Mark hari ini memakai mobil sehingga ia bisa pulang dengan tenang.

Mark mengurangi kecepatan mobilnya ketika netranya tak sengaja menatap siluet seseorang yang sudah lama tak ia lihat sedang berdiri ditengah derasnya hujan.

Mark ingin berusaha abai, ingin pergi dan melewatinya begitu saja. Ingin acuh dan tidak perduli tentang sosok itu lagi. Namun, nyatanya hati dan tindakannya begitu berbeda, buktinya sekarang ia sudah berdiri sambil memegang payung untuk melindungi tubuh mereka.

Chance| MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang