20. menutup luka

434 44 10
                                    

Maaf kalau nunggu lama ya, kemarin nggak segera update karenaa agak sedih votingnya dikit bangett beda dengan chapter sebelum-sebelumnya..tapi gapapa it's okayyy

Makasihh yang udah support dan nungguin ceritaa iniii..

Happy reading!!🐣
Sorry for typo's

.
.

Jeno menggendong tubuh Haechan ala brydal style, membawanya memasuki mansion daddy nya. Ketika ia membawa masuk tubuh Haechan, di ruang tamu ia disambut dengan Mark yang menggandeng tangan seorang perempuan cantik. Jeno dan Jaemin menatap perempuan itu. Apa perempuan ini yang diceritakan oleh Haechan tadi?

"Jen?" Mark yang kaget melihat adiknya setelah satu tahun lebih, terlebih saat ini isterinya berada di gendongan Jeno.

"Selamat malam bang Mark. Aku mau mengantarkan Haechan ke kamar dulu."

Jeno berlalu pergi disusul Jaemin yang mengekor di belakang suaminya.

"Mark..kenapa Haechan menginap di rumah bubu?"

"Karena ini sudah terlalu malam. Ayah Haechan besok yang akan menjemputnya ke sini. Ayo aku antarkan pulang." Mark kembali membawa tangan itu untuk ia genggam.

●○●

"Jen, aku izin tidur sama Haechan ya malam ini."

"Tentu. Tapi besok harus tidur denganku. Jangan lama-lama aku nggak bisa tidur nyenyak kalau nggak ada kamu."

Cup

"Ihh gombal banget lo. Sana-sana hush hus nanti Haechan kebangun kalau lo rame."

"Babe ganti bahasanya sayang."

"Hehe. Iya sayangku maaf ya. Udah sana pergi dan tidur yang nyenyak suamikuu,"

Jeno terkekeh kemudian pergi meninggalkan kamar Haechan.

• •

"Dad apa daddy bakal ngebiarin rumah tangga Haechan sama bang Mark seperti ini?"

Jaehyun menoleh, mendapati wajah putra bungsunya itu.

Saat ini keduanya tengah duduk di teras mansion dengan ditemani secangkir kopi menghangatkan tubuh di udara malam hari.

Jaehyun diam kemudian menyeduh kopinya.

"Daddy tidak memiliki hak untuk ikut campur. Daddy hanya bisa berdoa yang terbaik untuk mereka."

"Tapi ini sama-sama menyakiti keduanya. Coba daddy berbicara dengan bang Mark. Aku yakin nasihat daddy akan didengar."

"Tidak semudah itu memperbaiki hati yang rusak dan menyembukan lukanya Jeno. Bahkan kamu juga membutuhkan waktu yang lama untuk menyembuhkan luka yang sudah daddy dan bubu berikan. Begitupun Mark. Dia masih membutuhkan waktu untuk mengobati dan menutup luka itu.

-Bahkan ketika daddy dan bubu sudah meminta maaf dan memohon padamu, kamu tak akan berubah dan memaafkan jika bukan karena kemauanmu untuk menutup luka itu."

"Tapi kasihan Haechan dan bayinya."

"Haechan adalah menantu daddy dan bayi yang dikandungnya juga akan menjadi cucu daddy. Daddy menyayangi keduanya. Tapi ini adalah waktu Haechan untuk menuai semuanya. Jika Haechan tidak mendapatkan balasan, bukankah Tuhan tidak adil pada putraku?"

"Daddy membela bang Mark?"

"Bukan membelanya. Hanya ingin menekankan bahwa ini semua ini hanyalah permainan takdir Jeno. Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. Mark sudah cukup bersabar menghadapi perilaku isterinya dari awal pernikahan bahkan jauh sebelum itu. Biarkan Mark menyelesaikan sendiri urusan hatinya. Daddy hanya bisa memantau dan tidak berhak ikut campur.

-Begitupun denganmu. Jika memang kamu ingin melindungi Haechan, cukup dukung dan berada di sampingnya, tidak perlu sampai mencampuri urusan rumah tangganya. Itu bukan ranah kita."

Chance| MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang