☔PROLOG

238 27 25
                                    

☔☔☔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☔☔☔

Hujan deras sedang melanda kota saat ini, membuat semua karyawan kantor kebingungan bagaimana caranya pulang agar tak basah oleh hujan. Namun, tidak denganku. Aku duduk di lantai dua sebuah gedung perusahaan sambil melihat mereka berlalu-lalang.

Awal tahun selalu jadi harapan untuk menyambut alur hidup yang lebih baik di bulan-bulan selanjutnya, tetapi tidak denganku. Aku membenci januari.

Ayah dan ibuku berpisah di januari. Banyak pernikahan di sekitarku yang berakhir di bulan januari. Januari seakan jadi bulan paling horor dalam setahun di hidupku. Aku membenci januari dan pernikahan.

Sebagian temanku menanyakan apakah aku tidak ingin menikah suatu hari nanti? Jawabanku adalah tidak. Hidup sebatang kara sudah membuatku nyaman, untuk apa aku memiliki teman hidup? Menikah hanyalah mimpi buruk!

"Diminum dulu tehnya, Ri." Suara seseorang menyadarkanku. Seorang laki-laki yang aku kagumi sejak dulu. Tidak, bukan kekasihku. Aku dan dia bahkan hanyalah rekan kerja.

"Makasih, Ras." Aku mengambil secangkir teh hangat yang ia buatkan. Ia tersenyum teduh saat aku menyeruput teh hangat yang ia buat.
...

Namun, sayangnya saat aku mulai percaya dengan pernikahan, harapan itu dihancurkan oleh seseorang yang selama ini menasihatiku. Dia lelaki hangat yang sering membuatkanku teh saat hujan di bulan januari. Januari, laki-laki itu, dan pernikahan kini jadi hal yang menghancurkan hati dan mentalku.

Siapa sangka, sepindahnya laki-laki itu, satu manusia yang tingkahnya di luar perkiraan BMKG datang ke hidupku. Laki-laki yang berusaha sebisanya membujukku untuk menghilangkan trauma akan pernikahan.

"Ri, jangan takut nikah. Kalau takut nikah, nikahnya sama saya aja, yuk."

Bocah gendeng!

Bocah gendeng!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

Semoga prolognya ga aneh, ya😭.
Tadinya mau pake POV 'saya', tapi setelah aku tulis agak aneh sih kalau cewe pakai 'saya', terkesan kaku dan seperti cewe kull gitu loh🥶😭, jadi yaudah balik ke passion aku sejak awal yaitu pake POV 'aku'. semoga kalian ga bosan ya😔👋, okedehh, SALAM HUJAN!🥶☔

☔☔☔

Hujan di Januari [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang