08

1.2K 123 203
                                    

200 komen>>> baru bisa lanjut

Setelah semalaman memikirkan spekulasi, Prasasti terbangun dengan kantung mata menghitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah semalaman memikirkan spekulasi, Prasasti terbangun dengan kantung mata menghitam. Kini ia merapikan kamar Rosemary namun tetap tidak bisa fokus karena terbayang sosok Pangeran Mahkota malam itu.

"Asa, ada apa?" Panggil Rosemary menyadarkan lamunan Prasasti.

"Ah, maafkan aku Tuan Putri. Anda mau jalan-jalan hari ini?" Ucap Prasasti seraya merapikan tatanan rambut Rosemary. Gadis itu menatap puas penampilan Tuan Puteri yang selesai ia rias dengan manis.

"Iya, Asa temani aku bermain ya." Riang Rosemary membuat Prasasti lega. Setidaknya ia bisa menghibur dan membuat Rosemary kembali ceria.

"Tentu Putri."

Prasasti tersenyum dan terpana melihat taman bunga yang ada. Hamparan berbagai mawar merebak harum di indera penciumannya. Ia merasa lebih damai disini. Jika ia masih ada di Kekaisaran besar milik Gissofand mungkin dari subuh tidurnya akan direcoki Permaisuri agung dengan tingkahnya yang ajaib.

"Kakak." Pekik Rosemary membuat Prasasti sadar dan memandang pemuda dihadapannya.

Sosok pemuda tegap dibalik sinar mentari dan jubah keberasannya. Sungguh jantungnya terpacu dengan hebat.

"Oh, kau mimisan lagi." Tegur Kenzio melihat pelayan adiknya mimisan.

"Ah, maaf." Ucap Prasasti tersadar dan mengusap hidungnya.

"Anj*ng malu-maluin." Gumam Prasasti menarik senyum segan pada Kenzio.

"Mary, mungkin pelayanmu ini sakit."

"Benarkah kakak?" Cemas Rosemary berbalik memperhatikan Prasasti.

"Ah, tidak Pangeran Mahkota. Hanya saja eumm... Pangeran Mahkota sangat tampan." Rutuk Prasasti membuat mata Kenzio membulat.

"Pftt. Lucu sekali kan kak? Lihat wajahnya bersemu. Ayo kak menikah saja dengan Asa." Celetuk Rosemary membuat Prasasti melotot dan tersedak.

"Mary....." Panggil seseorang membuat semua orang menunduk hormat.

"Ayah!" Pekik Rosemary berlari kepelukan ayahnya.

"Mau jalan-jalan?" Tawar hangat dengan senyum menawan membuat Prasasti berdecak dalam hati.

"C****kkkk gue nikahin juga bapak lo."

"Apa ayah tidak punya pekerjaan?"

"Tidak. Hari ini mari kita habiskan waktu berdua."

"Benarkah?! Yeeey...."

Prasasti merekahkan senyumnya. Sial, pria duda satu ini benar-benar membuatnya terkagum. Pria dengan tubuh kekar itu mengangkat Rosemary dalam gendongannya dan pergi.

"Kau tidak berfikir untuk menggoda Kaisar kan?" Tanya dingin membuat Prasasti terkejut.

"Ahahahaha, tidak pangeran Mahkota mana mungkin." Gugup Prasasti berkeringat dingin tidak berani menatap tajam netra dihadapannya.

180Degrees [RETURN AGAIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang