Thanks for 200 komentar 🙂pertahanan yok 200 lagi up biar rajin
"Rev, lo anj*ng ya, serius lo ngajarin goyang pargoy ke rakyat lo? Sumpah ini orang barat lo ajarin jamet." Umpat Prasasti membuat Revina menarik lengan Prasasti dan menempatkan gadis tersebut ditengah-tengah kerumunan warga.
"Udahhh... Sekarang gantian lo, gue udah tua encok semua. Terserah lo nyiptain gaya apa." Putus Revina menepi seraya memegangi punggungnya.
"Wah siany*ng gue ditinggal."
Prasasti diam meringis membalas tatapan semua orang baik tua maupun muda sedang menunggunya dengan antusias.
"Oke guys gue ajarin goyang kewer-kewer." Ucap Prasasati memutuskan menggantikan Revina menjadi instruktur senam.
"Gue ikut joinnn...." Seru Revina menjinjing tinggi gaun kebesarannya seraya melakukan peregangan otot dan ikut bergabung di barisan.
"KATANYA LO ENCOK BAB*?!" Kesal Prasasti hanya dibalas cengiran.
"Siap? Kita mulai... Satu... Dua.. Tiga..."
Dari kejauhan Rodolfo dan Leon saling berpandangan dan memperhatikan kehebohan dua perempuan ajaib yang ada di halaman bersama rakyatnya.
"Kau yakin tetap mempertahankan pelayan itu disamping emak?" Tanya Leon pada ayahnya.
"Selagi tidak memakan ternak warga tidak perlu melakukan apapun Messi." Ucap Rodolfo memilih kembali berkutat pada pekerjaannya daripada memusingkan tingkah istrinya yang semakin tua semakin aktif.
Leon memijit pangkal hidung mancungnya memperhatikan seorang gadis yang tengah bersemangat merentangkan kedua tangan dan kakinya berirama. seraya kepala dan hentakan saling berirama yang sama sekali belum pernah Leon tahu ada gerakan aneh semacam itu yang dilakukan manusia.
"Apa dia mencoba melakukan gerakan penyembah Dewa Matahari dan semacamnya?" Gumam Leon yang masih didengar Rodolfo.
"Kau itu sudah kukatakan tidak ada yang berbahaya, kalau tidak percaya bergabunglah dengan mereka Messi." Ucap Rodolfo dengan enteng pada putranya yang sedari tadi sudah tidak fokus dengan pekerjaannya.
Mendengar hal itu membuat Leon merinding tiba-tiba. Mengurungkan niatnya dan kembali memfokuskan diri dengan berkasnya. Sedangkan Prasasti dan Revina masih asik dengan kegiatan senam sehat mereka.
"Ayah, aku lelah. Ayo pulang..." Rengek seorang bocah laki-laki pada ayahnya.
"Ibu... Ayo pulang... sudahi melakukan kegiatan menjadi kera ini." Sahut seorang gadis kecil tak kalah rewelnya pada sang ibu.
"Sabar nak... Sebentar lagi. Kalau kita berhenti kita tidak dapat gandum."
Benar, semua rakyat mengikuti gerakan-gerakan aneh tanpa protes hanya karena iming-iming gandum dan aneka kebutuhan dapur yang diberikan secara gratis jika mereka mau mengikuti kemauan Sang Ibu Suri.
KAMU SEDANG MEMBACA
180Degrees [RETURN AGAIN]
FantasyPLAGIAT KENA AZAB!!! Saquel ke-tiga Prasasti Anggraini seorang gadis yang memiliki akhlak dan kadar kesabaran setipis tisu harus meregang nyawa akibat sumpahnya yang ingin masuk kedalam dunia novel. Saquel 180 Degrees merupakan seri novel kedua ya...