22

869 108 218
                                    

Nih siapa yang kangen babang Kenzio? Komen tembus 100 gw usahain update cepet.

Prasasti diam membekap erat mulutnya tidak kuasa lagi mendengar percakapan keduanya, Prasasti memutuskan kembali ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prasasti diam membekap erat mulutnya tidak kuasa lagi mendengar percakapan keduanya, Prasasti memutuskan kembali ke kamarnya. Ia tidak menyangka hal ini terjadi padanya.

Saat terbangun, Prasasti ingin makan sesuatu yang pedas namun tidak mendapati Leon dikamarnya sehingga Prasasti mencari laki-laki itu. Sesaat ia melihat seluet suaminya bersama seorang perempuan, Prasasti memutuskan menguping pembicaraan keduanya.

Tidak seharusnya ia mabuk malam itu, tidak seharusnya ia terpengaruh alkohol malam itu. Tidak seharusnya ia membantu Revina. Sesak, dadanya seakan terhimpit beton. Mengelus perutnya dengan tatapan yang nanar. Apakah karena dia orang biasa sehingga dianggap pabrik reproduksi? Marah, ia sangat marah ia tidak masalah dengan statusnya. Namun anaknya, dia merasakan berkali-kali lipat rasa sakit mengetahui anaknya sama sekali tidak berharga dimata ayahnya sendiri. Terbukti dari ucapan pria itu yang menginginkan putra dibanding seorang putri hanya demi tujuannya sendiri.

Prasasti hanya bisa berpura-pura tidur kala Leon kembali ke kamar mereka. Hingga pagi menjelang Prasasti memutuskan segera bangun meninggalkan ruangan secepat mungkin. Sekarang rasanya sangat muak bahkan hanya berada satu ruangan dan menghirup oksigen ditempat yang sama dengan Leon membuat Prasasti mual.

"Dimana Permaisuri?" Tanya Leon sedikit terkejut karena pelayan menyibak gorden kamarnya. Sejak kapan ia tertidur lelap?

Ah, ia mengingat setelah berbicara dengan Amber dan kembali ke kamar menatap Prasasti yang membuat Leon perlahan mengantuk. Aroma lavender yang menenangkan membuat Leon tertidur dengan pulas.

"Permaisuri sudah berada di taman Yang Mulia." Ucap pelayan undur diri setelah menyiapkan keperluan Leon.

Prasasti banyak diam melamun meskipun Revina sedari tadi mengoceh bak burung. Perempuan itu tidak sengaja melihat Leon yang mengulas senyum menghampiri mereka.

"Salam Ibu, kalian membicarakan apa?" Ucap Leon sembari mengelus pucuk rambut Prasasti dan menciumnya.

"Oh penobatan Kaisar Muda Kenzio. Kau tidak hadir kan? Katanya Kenzio sendiri yang akan kesini menerima berkatmu." Ucap Revina menyadarkan Prasasti.

"Kau sudah makan?" Tanya Leon menatap teduh sang istri.

"Ah romantisnya.... Kiw kiw cukurukuk cukurukuk mpok jeruuu..." Timpal Revina sembari bersiul keras.

"Aku juga bisa romantis." Ucap Rodolfo mencium Revina sembari memeluknya dari belakang.

"Eh, mas suami udah pulang. Mana sertifikat tambang berliannya." Ucap Revina membuat Rodolfo tersenyum simpul.

"Nj*ng! Bulol lo dimanfaatin bini lo anj*ng. Sadar c*k!" Batin Prasasti menatap Rodolfo yang dibalas dengan tatapan tajam.

180Degrees [RETURN AGAIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang