5b

1.7K 8 0
                                    

Next POV ririn.

Aku sudah tak menghiraukan lagi apa yang kakak dan ibuku lakukan, sebagai adik dan anak aku juga ingin mereka berdua bahagia dalam tanda kutip aku juga salah karena membiarkan perbuatan terkutuk itu.

Tapi melihat realita sebenarnya ketika ibu mengalami banyak trauma terhadap laki-laki bahkan kepedihan hidupnya pernah di khianati keluarganya sendiri aku jadi sangat memahaminya, sekali lagi diriku juga dalam pihak yang salah.

Dari cerita-cerita ibuku aku tahu bahwa beliau punya nafsu birahi yang sangat besar sebagai wanita, yang aku tangkap dalam benakku ibu pasti gelap mata lalu merayu bang norman apalagi aku juga tahu senjata bang norman berbeda dari lelaki lain, pasti dia sudah tau betul tentang hal itu.

Sebagai anak bang norman pasti hanya bisa pasrah awalnya tapi lama kelamaan ikut menikmatinya juga karena yang pernah ku lihat dulu di bedeng bang norman lah yang memulai duluan.

Aku tidak takut sama sekali kalau bang norman bakal gelap mata padaku, aku sangat mempercayainya biar dulu dia pulang dalam keadaan mabuk dia tak pernah berani menyentuhku apalagi berbuat tidak senonoh dengan ibu di hadapanku. Mereka sangat menjaga perasaanku.

Tapi kadang aku kesal kenapa mereka tidak berterus terang saja gitu biar aku tak merasa di khianati tapi lagi-lagi aku sadar hubungan mereka benar-benar hubungan terlarang.

Sengaja aku sering mancing dengan pertanyaan aneh pada bang norman agar dia kesal lalu keceplosan tapi semua itu tak pernah berhasil. Atau bahkan ke emak dengan celetukan yang menjurus tapi hasilnya tetap sama saja.

Kenapa aku tidak pergoki saja mereka!!, itu akan membuat mereka sangat malu dan merasa bersalah...sudah jelas mereka akan merasa bersalah dan akan berpengaruh pada suasana kekeluargaan nantinya.

Belakangan setelah pindah ke kontrakan baru
Aku sengaja memilih kamar sendiri agar ibu dan bang norman lebih leluasa, dan benar saja bang norman bilang "dia bisa tidur di kamar sama ibu atau di ruang tamu kalau cucanya lagi gerah".

Hahahaha...rasanya ingin tertawa saat mendengar kata-kata itu. Semenerima itulah hatiku saat ini.

Aku yakin mereka bahagia..."jangan pernah berhenti menyayangiku". Itu saja yang kuharapkan, hanya mereka berdua yang ku miliki saat ini.

Bang norman lebih ku anggap sebagai bapaku daripada abangku, rasa bertanggung jawabnya besar apalagi dengan sifat protektifnya yang super kepadaku dan juga ibu.

Lucu saja rasanya ketika melihat ibu dan bang norman gelagapan atau saling memberi kode ketika aku coba memancing.

Sekali lagi aku dalam posisi bersalah, dan dengan keputusan yang salah juga.

........

Di kontrakan baru ririn mendapat teman baru, dua orang mahasiswi semester pertama yang ngontrak di bagian depan.

Namanya anggi, dia tinggal bersama temannya sesama mahasiswi bermama rossi.

Berawal saat ririn sedang bantuin norman nyapu-nyapu kontrakan depan sampai terjadilah perbincangan, kebetulan ririn sangat tertarik ketika tahu mereka mahasiswi dari univ (****) karena ririn juga ingin melanjutkan ke universitas yang sama.

Sudah biasa kalau wanita yang melihat norman pasti nitip salam atau minimal nanyain itu siapanya ririn.

"Bapak saya...". Celetuk ririn.

Sontak norman melotot sekaligus dua wanita yang baru di kenalnya.

Ririn cuman ketawa melihat ekpresi mereka bertiga.

Norman lalu pamit mau lanjut membersihkan kontrakan belakang dan berpesan pada ririn agar jangan keluyuran terlalu jauh.

Hari minggu biasanya norman memang libur jualan begitupun mak yuyun, itu sudah kebiasaan dari dulu agar semuanya bisa kumpul katanya.

Untuk pertama kalinya norman akan membuka dan membersihkan kontrakan paling pojok, kontrakan yang katanya pernah ada orang gantung diri.

Kemarin dia hanya sempat membersihkan kontrakan tengah saja sebelum berangkat kerja, tempatnya ternyata sudah sangat kotor sekali apalagi ada lumpur bekas banjir jadi norman tidak bisa langsung membersihkan dua-duanya sekaligus.

Norman pun mengucapkan salam ketika mulai masuk ke dalam.

Masih ada tali yang sudah rapuh di lubang angin kamar tengah, cukup membuktikan kalu di sinilah tempat orang itu mengakhiri hidup.

Pada saat ada kejadian itu norman tidak terlalu mengikuti kasusnya karena waktu itu norman udah males keluyuran jadi jarang jauh dari bedeng, seingatnya kejadian itu sudah terjadi sekitar 4 tahun lalu.

Dari 4 tahun lalu lah kontrakan belakang ini kosong, jarang di bersihkan hanya kadang kata pak arifin suka nyuruh orang buat bersihin, tapi tak ada yang mau kalau harus ngebersihin kontrakan yang pojok ini.

Beberapa hari tinggal di sini norman tidak pernah merasakan ada hal aneh di tempat ini, apalagi semalam dia sengaja tidur di kontrakan tengah dengan mak yuyun sampai jam 3 pagi.

Jam 3 pagi mak yuyun pindah ke kontrakan mereka sedangkan norman lanjut tidur di kontrakan tengah. Hanya bermodalkan cahaya dari luar tanpa penerangan lain lagi.

Di dalam bekas lumpur sudah sangat tebal, memang sudah keliatan dari kemarin juga namun yang membuat heran di dalam masih banyak barang-barang milik penghuni sebelumnya, bahkan gorden yang selalu nutupin jendela juga pasti miliknya

Atapnya pada bocor dan langit-langitnya sudah banyak yang hancur.

"Wah gak beres ini...harus di modalin nih kalau mau rapih". Batin norman.

Norman pun melihat-lihat sekeliling, katanya dulu yang terakhir ngontrak adalah wanita penghibur yang suka mangkal di depan diskotik jalan dua.

Ada kasur busa yang udah hitam karena sering terendam air, lemari pakaian dan meja kecil di pojok ruangan.

"Mmaaaan....lu di dalem....". Terdengar suara mak yuyun dari luar.

"Iya mak...masuk aja....". Balas norman.

"Buset nih kotor amat...". Kata yuyun sambil ngeliat setiap sudut ruangan.

"Talinya masih ada man??". Yuyun melihat ada tali di kamar tengah sambil bergidik.

"Ada mak...musti bilang dulu pak haji nih biar sekalian di benerin...gue juga bingung barang-barangnya harus di apain". Kata norman.

"Iya kayaknya...lagian pak haji kagak bilang kalau yang ini blon pernah di bersiin". Omel yuyun.

"Ya orang-orang juga mikir-mikir kali mak kalau mau ngebersiin juga...". Timpal norman.

"Yaudah ntar gue bantuin...pada makan dulu gih...si ririn dimana?". Tanya yuyun.

"Tadi lagi ngobrol sama yang tinggal di kontrakan depan". Jawab norman.

"Perempuan apa laki?". Pekik yuyun semu kaget.

"Kalau laki mana bakal gue tinggalin mak...katanya sih mahasiswi...". Balas norman.

"Oooooo...trus mahasiswinya nitip salam kagak buat lu....". Timpal yuyun sewot.

Norman baru sadar keceplosan lalu  cengar-cengir mendengar perkataan yuyun, ia pun mendekati yuyun lalu merangkul pinggulnya.

"Kok mak malah sewot sih...tenang mau gimanapun norman tetap punya emak". Kata norman lalu mengecup kening emaknya.

Dari luar ririn yang tadinya mau ikut masuk langsung balik badan menuju kontrakan mereka.

"Untung aja gue kagak langsung masuk", batin ririn sambil senyum-senyum karena sempat mendengar kata-kata norman merayu eamknya.

______++++++_______

Cinta Terlarang(Incest)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang