Ch. 3: Misteri Bawah Tanah (1)

45 14 0
                                    

Sementara di tempat lain, di dalam ruang kelas yang dipenuhi penantian, Aska, Alfre, dan Zovy merasakan kegelisahan yang merayap ketika Azryl dan Zouka masih belum kembali ke kelas mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara di tempat lain, di dalam ruang kelas yang dipenuhi penantian, Aska, Alfre, dan Zovy merasakan kegelisahan yang merayap ketika Azryl dan Zouka masih belum kembali ke kelas mereka. Dengan penuh ketidakpastian, mereka berupaya menghubungi ponsel keduanya, namun upaya tersebut bertepuk sebelah tangan. Keprihatinan mereka semakin bertambah ketika Zovy mendapat pesan singkat dari Zouka, yang memunculkan ekspresi terkejut di wajah Zovy.

Aska, dengan suara rendah di tengah pelajaran yang sedang berlangsung, menyapa, "Hey! Zovy! Apa yang terjadi??"

Zovy, sambil memalingkan pandangan, menjawab dengan lugas, "Aku rasa ini situasi darurat, kode merah."

Tanpa ragu, Aska yang mendengar itu langsung memohon izin pada guru mereka, agar memberi jalan bagi mereka bertiga untuk meninggalkan kelas karena urusan turnamen. Sang guru tampak memberikan keleluasaan untuk mereka bertiga. Interaksi tersebut mencerminkan dukungan universal yang mereka terima dari sesama pelajar dan pengajar terhadap perjalanan Squad Everoses dalam bidang turnamen.

Mereka berhasil keluar. Namun, Alfre seketika marah dan menyuarakan kebingungannya, "Aska, kau berbohong! Situasi genting apa yang mengharuskan kita berbohong atas nama turnamen?!"

"Aku terpaksa melakukannya! Zovy berkata ini darurat!" jawab Aska sambil berusaha mengejar Zovy yang bergegas menuju lift.

Mereka turun ke lantai basement, mereka menjelajahi lorong-lorong bawah tanah yang gelap dan menyelimuti atmosfer pengap. Zovy, dengan tekad yang tak tergoyahkan, melontarkan seruan kepada Zouka melalui pesan singkat yang sayangnya tak mendapat tanggapan yang diharapkan karena sinyal yang buruk di bawah sana. Menghadapi kebuntuan dan lorong bercabang, mereka bertiga sepakat untuk berpencar menjelajahi ketiga lorong yang berbeda, ini sebagai upaya untuk menemukan jejak yang mengarah pada Zouka.

Alfre, yang memilih lorong sebelah kanan, mulai berjalan dan berpencar dari titik temu Zovy dan Aska. Alfre merasakan ketidaknyamanan yang semakin tumbuh seiring dengan perjalanannya yang terus menjauh dari pencahayaan. Suara-suara panggilan misterius merayap ke telinganya, mendorongnya untuk berbalik arah. Namun, dia segera menyadari bahwa jalannya mulai menurun, menciptakan keraguan baru dalam benaknya mengenai alasan keberadaan Zouka dan Azryl di bawah sana.

"Untuk apa mereka pergi ke basement?" pikirnya.

Terlepas dari ketidakpastian itu, Alfre akhirnya memutuskan untuk kembali saja ke tempat semula, ke titik temunya bersama Zovy dan Aska. Namun, ia justru dihadapkan pada pengalaman yang tak terduga di lorong gelap tersebut.

"Alfre..." suara bergema yang memanggil namanya kian terdengar, menghasilkan keheranan dan kekhawatiran di benaknya.

Tanpa ragu, ia membalas dengan sedikit berteriak, "Azryl? Zouka? Apa kalian di sana? Mengapa kalian memilih untuk berada di lorong-lorong bawah tanah? Ini semakin merumitkan segalanya!"

Dengan keberanian yang tersisa, Alfre memutuskan untuk melanjutkan penjelajahannya, menyulut senter ponselnya untuk menavigasi lorong yang semakin suram untuk menemukan sumber suara tadi. Entah ini suatu tindakan yang bodoh atau benar. Alfre hanya ingin memastikan bahwa yang didengarnya adalah nyata, dan bukan halusinasinya.

***

Di ujung lorong sebelah kiri, Zovy mendapati dirinya terjebak dalam kebuntuan setelah menjelajah jauh ke dalam lorong. Sudah dapat dipastikan, Zovy berada di lorong yang salah. Meskipun dirinya dirundung oleh gelombang ketidakpastian, Zovy bermusyawarah dengan diri sendiri untuk mengambil keputusan strategis, yaitu kembali ke titik pertemuan yang sebelumnya ditetapkan. Sebelumnya, dalam keterbatasan informasi, Zovy mencatat dengan kekecewaan bahwa sinyal telepon genggamnya menghilang, menandakan bahwa Zouka, rekan seperjalanannya itu, mungkin tidak sempat memberikan informasi terkait lokasi aktual mereka. Situasi ini meninggalkan Zovy tanpa petunjuk konkret.

Zovy tidak bisa tidak mengekspresikan penyesalannya selain mengucapkan, "Seharusnya aku tidak turun ke basement ini...."

Dengan penyesalan yang terus menghampirinya, Zovy memutuskan untuk menghadapi permasalahan ini dengan kepala tegak. Duduk dengan lembut di atas tanah yang lembab, Zovy tanpa sengaja merasakan munculnya asap hitam yang melingkupinya, memeluknya hingga merasakan kantuk yang amat sangat, hingga benar-benar membuatnya langsung terlelap dalam sekejap.

Di tengah keheningan dan kegelapan, sebuah siluet pria yang memiliki kehadiran yang kuat, bersalut jubah hitam dan hoodie yang menyembunyikan wajahnya, muncul dari asap hitam tepat di depan Zovy sekarang. Dengan senyuman yang mendalam, pria misterius itu mengulurkan tangannya dengan lembut, meraih dan mengelus rambut coklat Zovy dengan penuh kelembutan.

Suaranya yang berat dan gagah mengisi ruang hampa di tengah lorong bawah tanah, "Aku akan selalu menemuimu dalam kegelapan, Han," bisiknya.

Sebuah janji yang terdengar jelas oleh Zovy, meskipun tubuhnya telah tunduk pada tidur yang mendalam, tanpa kemampuan untuk bergerak atau membuka mata. Tubuhnya mati rasa, sama seperti malam itu....

To be continued....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Everoses: 7 Guardians Of Dawnfall [In Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang